QRIS Tap: Dorong Inklusi Keuangan dan Transaksi Tanpa Sentuh
Bank Indonesia luncurkan QRIS Tap untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dengan transaksi yang lebih mudah dan tanpa perlu memindai kode QR.

Bank Indonesia (BI) resmi meluncurkan QRIS Tap, sebuah layanan Quick Response Code Indonesian Standard tanpa pindai, yang diharapkan dapat mendorong inklusi keuangan di Indonesia. Layanan ini diluncurkan pada Jumat di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, dan ditargetkan untuk meningkatkan akses layanan keuangan formal, khususnya bagi masyarakat yang belum memiliki rekening bank (unbanked).
Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Dicky Kartikoyono, menjelaskan bahwa fokus utama QRIS Tap bukanlah pada target nilai transaksi, melainkan pada peningkatan inklusi keuangan. Dengan kemudahan transaksi yang ditawarkan, diharapkan masyarakat akan termotivasi untuk membuka rekening dan berintegrasi dengan sistem keuangan formal. Hal ini sejalan dengan program pemerintah dalam mendorong digitalisasi sistem pembayaran.
Implementasi QRIS Tap juga dibarengi dengan kebijakan baru mengenai merchant discount rate (MDR) QRIS. BI menetapkan tarif MDR sebesar 0 persen untuk badan layanan umum (BLU) dan public service obligation (PSO), sebuah langkah yang diharapkan dapat meringankan beban para pedagang dan mendorong adopsi QRIS Tap lebih luas.
QRIS Tap: Game Changer di Sistem Pembayaran Indonesia
Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Santoso Liem, menyebut QRIS Tap sebagai game changer bagi Indonesia. ASPI mendukung penuh program ini karena dinilai mampu menggairahkan perekonomian, mempermudah sistem pembayaran, serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Saat ini, terdapat 15 penyelenggara jasa pembayaran (PJP), baik perbankan maupun non-bank, yang telah siap menyediakan layanan QRIS Tap.
Beberapa PJP yang telah siap antara lain BRI, BCA, BNI, Bank Mandiri, Bank Mega, CIMB Niaga, Bank DKI, PermataBank, Bank Nobu, Bank Sinarmas, BPD Bali, Gopay, Shopeepay, Dana, dan Netzme. Hal ini menunjukkan komitmen sektor perbankan dan teknologi finansial dalam mendukung inisiatif BI.
Dengan QRIS Tap, masyarakat dapat melakukan transaksi dengan lebih mudah dan cepat. Cukup dengan menempelkan ponsel yang telah dilengkapi teknologi NFC dan terintegrasi dengan aplikasi mobile banking atau aplikasi pembayaran digital lainnya, transaksi dapat langsung diproses. Saat ini, QRIS Tap baru mendukung ponsel dengan sistem operasi Android, sementara untuk pengguna iOS masih dalam tahap pengembangan.
Implementasi QRIS Tap di Berbagai Sektor
BI secara bertahap mengimplementasikan QRIS Tap di berbagai sektor. Saat ini, QRIS Tap telah tersedia di 2.353 merchant, yang terdiri dari berbagai sektor seperti transportasi umum (135), ritel (1.528), rumah sakit (550), UMKM (138), dan tempat parkir (3). Ke depannya, BI akan terus memperluas implementasi QRIS Tap ke sektor-sektor lainnya, seperti sektor kesehatan, pariwisata, pendidikan, dan pengelolaan dana serta barang atau jasa lainnya.
Dengan adanya QRIS Tap, diharapkan transaksi pembayaran menjadi lebih efisien dan inklusif. Penggunaan teknologi NFC yang canggih dan mudah digunakan, diyakini akan mempercepat adopsi QRIS Tap oleh masyarakat luas. BI optimistis bahwa QRIS Tap akan menjadi solusi pembayaran yang efektif dan modern di Indonesia.
"Tahun ini kami tidak menargetkan berapa nilai transaksi (pada QRIS Tap). Karena kami lebih mendorong untuk ke arah inklusinya, yaitu penggunanya (inklusi keuangan masyarakat)," kata Dicky Kartikoyono.
"Terima kasih karena kepercayaan dari Bank Indonesia, peran asosiasi adalah mendorong supaya semua PJP yang berjumlah 257 PJP, kita dorong supaya mensukseskan QRIS Tap ini," ujar Santoso Liem.
Kehadiran QRIS Tap diharapkan dapat semakin mempercepat digitalisasi ekonomi Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.