Ratusan Jiwa Terdampak: BPBD Sulteng Laporkan 433 Korban Gempa Poso Magnitudo 6,0
BPBD Sulteng merinci 433 jiwa terdampak gempa Poso magnitudo 6,0, termasuk lansia dan balita. Bagaimana kondisi terkini dan bantuan yang dibutuhkan?

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melaporkan dampak signifikan dari gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Poso. Sebanyak 433 jiwa atau 184 Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Poso Pesisir kini terdampak langsung bencana alam tersebut. Gempa berkekuatan magnitudo 6,0 ini terjadi pada Minggu pagi, menyebabkan kerusakan dan korban luka.
Kepala Pelaksana BPBD Sulteng, Akris Fattah Yunus, mengonfirmasi data tersebut pada Minggu. Desa Masani menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak, dengan rincian 31 jiwa lansia, 23 balita, dan lima orang penyandang disabilitas. Selain itu, satu unit gereja juga dilaporkan mengalami kerusakan parah akibat guncangan.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Provinsi Sulawesi Tengah bersama BPBD Kabupaten Poso segera bergerak melakukan asesmen. Mereka berkoordinasi erat dengan aparat desa setempat untuk mendata seluruh korban dan kebutuhan mendesak. Proses pendataan masih terus berlangsung di beberapa desa terdampak lainnya.
Dampak dan Penanganan Korban Gempa Poso
Selain dampak pada ratusan jiwa, gempa Poso juga menyebabkan sejumlah korban luka-luka. Berdasarkan asesmen sementara, 29 orang mengalami luka-luka akibat guncangan dahsyat ini. Kondisi mereka bervariasi, membutuhkan penanganan medis segera.
Dari jumlah tersebut, 13 orang telah dirujuk ke RSUD Poso untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara itu, enam orang lainnya dirawat di Puskesmas Tokorondo. Sebanyak 10 orang sisanya mendapatkan perawatan langsung di lokasi kejadian oleh tim medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Poso.
Tim gabungan masih terus melakukan pendataan di desa-desa lain yang terdampak. Desa Tokorondo, Towu, Pinedapa, dan Lape menjadi fokus pendataan selanjutnya. Jumlah pengungsi juga masih dalam tahap verifikasi untuk memastikan seluruh warga terdampak mendapatkan bantuan yang diperlukan.
Kebutuhan Mendesak dan Imbauan Kewaspadaan Pasca Gempa
Warga yang terdampak gempa Poso masih memilih untuk bertahan di luar rumah mereka. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran akan gempa susulan yang terus terjadi. Kondisi ini menyoroti pentingnya penyediaan fasilitas pengungsian yang memadai dan aman.
BPBD Provinsi Sulawesi Tengah telah mengidentifikasi beberapa kebutuhan mendesak di lokasi kejadian. Kebutuhan tersebut meliputi tenda, light tower, alas tidur, selimut, dan terpal. Selain itu, makanan siap saji, perlengkapan bayi, serta obat-obatan juga sangat dibutuhkan untuk menunjang kehidupan para korban.
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan selalu mengikuti arahan resmi dari pemerintah daerah. Informasi terkini mengenai situasi gempa dan langkah-langkah mitigasi akan terus disampaikan. Koordinasi antarlembaga terus diperkuat untuk memastikan penanganan bencana berjalan optimal.
Data Gempa Utama dan Rangkaian Gempa Susulan
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa gempa utama berkekuatan magnitudo 6,0. Gempa ini mengguncang Kabupaten Poso pada Minggu pukul 05.36 WIB. Data ini menjadi dasar bagi upaya penanganan darurat.
Kemudian, BMKG memutakhirkan kekuatan gempa menjadi magnitudo 5,8. Episenter gempa terletak pada koordinat 1,27° lintang selatan dan 120,75° bujur timur. Lokasi tepatnya berada di laut, sekitar 13 kilometer arah barat laut Kota Poso, dengan kedalaman 10 kilometer.
Hingga saat ini, BMKG juga mencatat terjadinya gempa susulan pasca gempa Poso utama. Awalnya dilaporkan 10 gempa susulan, namun data terbaru menunjukkan 15 kali gempa susulan telah terjadi. Kondisi ini menjadi alasan utama mengapa warga masih enggan kembali ke dalam rumah mereka.