Ribuan Warga Blitar Berebut Gunungan Ketupat Cokelat di Kampung Coklat
Tradisi Lebaran Ketupat di Kampung Coklat Blitar dimeriahkan dengan rebutan gunungan ketupat cokelat, menyatukan pelestarian budaya dan wisata kuliner.

Ratusan warga Blitar dan sekitarnya tumpah ruah di Kampung Coklat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Senin, 07 April 2024. Mereka berebut gunungan ketupat cokelat dalam perayaan unik tradisi Lebaran Ketupat. Acara ini memadukan tradisi budaya Jawa dengan inovasi kuliner yang menarik perhatian banyak pengunjung. Tradisi ini menjadi daya tarik wisata yang tak terlupakan.
Alya Maha Dewi, perwakilan Manajemen Kampung Coklat, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan melestarikan budaya lokal. "Ketupat cokelat ini untuk 'nguri-nguri' (melestarikan) budaya di Indonesia, terlebih lagi budaya Islam. Kami mengadakan kegiatan ini untuk mengingat budaya terdahulu. Filosofi dari ketupat adalah 'mengaku lepat' (mengaku salah) sehingga di hari raya ketujuh ini kami adakan kegiatan ini," jelasnya. Lebih dari sekedar tradisi, acara ini juga menjadi bukti kreativitas dalam mengangkat budaya.
Tidak tanggung-tanggung, Manajemen Kampung Coklat menyiapkan 4.000 bungkus ketupat, terdiri dari ketupat cokelat (dengan campuran bubuk kakao) dan ketupat biasa. Seluruh ketupat dibagikan gratis kepada pengunjung, lengkap dengan hidangan opor ayam dan sayur lodeh khas Jawa. Persiapan matang dilakukan, mulai dari pengadaan beras, janur, hingga penyiapan menu pendamping.
Tradisi Unik, Kreativitas Kuliner
Suhendro Winarso, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blitar, memberikan apresiasi tinggi terhadap acara ini. Ia menilai kegiatan tersebut sebagai bentuk kreativitas dan inovasi dalam pengembangan wisata di Kabupaten Blitar. Lebih dari itu, Kampung Coklat juga menawarkan edukasi tentang budidaya kakao hingga pengolahannya menjadi cokelat.
"'Kampung Coklat' tidak hanya luar biasa dalam hal pariwisata, tapi juga edukasinya. Ada pawai ketupat cokelat dan ini juga mengedukasi," puji Suhendro. Kampung Coklat berhasil memadukan unsur budaya, wisata, dan edukasi secara efektif.
Kegiatan ini juga mendapat sambutan positif dari warga. Veve, salah satu pengunjung asal Blitar, mengaku sangat senang dan antusias mengikuti rebutan gunungan ketupat cokelat. Ia merasakan pengalaman unik dan menyenangkan. "Tadi ikut rebutan ketupat cokelat, seru sekali ikut rebutan. Jadi antusiasnya dapat, seru banget. Kalau ketupat cokelat rasanya enak, beda dari yang lain dan ini hanya bisa ditemukan di 'Kampung Coklat'. Tadi dipadukan dengan opor ayam dan lodeh," ungkap Veve.
Keberhasilan acara ini juga terlihat dari partisipasi warga yang tinggi. Mereka tidak hanya berebut ketupat, tetapi juga menikmati hidangan yang disediakan bersama-sama. Hal ini menunjukkan keakraban dan kebersamaan masyarakat Blitar dalam melestarikan tradisi.
Proses Rebutan Ketupat dan Sajian Kuliner
Gunungan ketupat cokelat yang megah terlebih dahulu diarak keliling jalan raya sebelum akhirnya dibawa ke area Kampung Coklat. Setelah doa bersama, puncak acara pun dimulai, yaitu rebutan gunungan ketupat. Suasana semakin meriah dan penuh antusiasme.
Setelah rebutan ketupat, warga pun menikmati hidangan ketupat cokelat bersama opor ayam dan sayur lodeh yang telah disiapkan. Semua pengunjung dapat mencicipi menu tersebut secara gratis, menambah kemeriahan acara.
Lebaran Ketupat di Kampung Coklat Blitar tidak hanya menjadi perayaan tradisi, tetapi juga menjadi daya tarik wisata yang unik dan berkesan. Kreativitas dalam menggabungkan tradisi dengan inovasi kuliner, serta edukasi tentang kakao, menjadikan acara ini sebagai contoh sukses dalam pengembangan wisata berbasis budaya.