Ritual Sucikan Patung Dewa Jelang Imlek di Madiun
Jelang Imlek 2025, warga Tionghoa Madiun menggelar ritual Kimsin, membersihkan 22 patung dewa di Klenteng Hwie Ing Kiong, sebagai simbol menyambut tahun baru dan menjadi pribadi lebih baik.

Jelang Tahun Baru Imlek 2025, Kota Madiun, Jawa Timur, menjadi saksi bisu sebuah tradisi unik. Warga Tionghoa setempat menggelar ritual Kimsin, sebuah prosesi pembersihan dan penyucian patung dewa atau rupang di Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hwie Ing Kiong, atau yang lebih dikenal sebagai Klenteng Madiun. Ritual sakral ini dilakukan pada Minggu, 26 Januari 2024.
Ketua Sie Keagamaan sekaligus Wakil Humas TITD Hwie Ing Kiong Madiun, Martino Liem, menjelaskan bahwa sebanyak 22 rupang dewa dan dewi menjalani prosesi penyucian ini. Sebelum prosesi dimulai, terdapat ritual permohonan izin kepada para dewa. Setelah energi para dewa dianggap telah naik ke khayangan, barulah proses pembersihan dimulai.
Proses pembersihan itu sendiri, menurut Martino, membutuhkan waktu sekitar dua hari. Namun, ritual Kimsin bukan sekadar membersihkan debu dan kotoran. Makna yang terkandung jauh lebih dalam, yaitu menyambut tahun baru dengan tekad menjadi pribadi yang lebih baik.
Karena makna sakral inilah, prosesi pembersihan dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Air hangat dan bunga digunakan untuk membersihkan patung-patung tersebut. Alat-alat yang digunakan, seperti kuas dan kain lap, harus baru. Bahkan, para peserta ritual juga diwajibkan mempersiapkan diri secara khusus.
Persiapan tersebut meliputi penyucian batin dengan membuang pikiran negatif dan niat untuk menjadi lebih baik. Secara fisik, mereka membersihkan diri dengan mandi dan keramas. Beberapa penganut bahkan menjalankan pola makan vegetarian sebelum ritual Kimsin dimulai. Semua ini dilakukan untuk menghormati kesucian prosesi tersebut.
Puncak perayaan Imlek di Klenteng Hwie Ing Kiong Madiun akan dirayakan pada tanggal 28 Januari pukul 22.00 WIB. Lebih dari 100 warga Tionghoa Kota Madiun diperkirakan akan turut serta dalam perayaan tersebut. Tahun Baru Imlek kali ini berlambang Ular Kayu.
Martino berharap tahun Ular Kayu ini membawa perubahan positif bagi seluruh alam semesta. "Ular adalah simbol transformasi, dan kayu melambangkan pertumbuhan," kata Martino. "Harapannya, tahun ini kita semua dapat bertransformasi dan bertumbuh menjadi lebih baik lagi." Ritual Kimsin ini menjadi bukti nyata bagaimana tradisi Tionghoa tetap lestari dan bermakna bagi generasi penerus di Madiun.