Sekjen PBB dan Pemimpin Dunia Akan Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
Upacara pemakaman Paus Fransiskus akan dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBB, Presiden Brazil, dan sejumlah pemimpin dunia lainnya di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Sabtu mendatang.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Sabtu, 26 April 2024. Kehadiran mereka sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada Paus yang meninggal dunia pada usia 88 tahun karena stroke yang diikuti gagal jantung. Upacara pemakaman ini akan dilaksanakan dengan prosedur yang disederhanakan sesuai dengan kehendak mendiang Paus sendiri.
Berita duka cita wafatnya Paus Fransiskus telah disampaikan oleh Takhta Suci pada Senin, 21 April 2024. Kepergian pemimpin tertinggi Gereja Katolik ini meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia dan memicu berbagai reaksi dari para pemimpin negara di dunia. Banyak pemimpin dunia yang menyatakan belasungkawa dan akan turut hadir dalam upacara pemakaman.
Kehadiran para pemimpin dunia ini menunjukkan penghormatan internasional yang tinggi terhadap Paus Fransiskus dan pengaruhnya yang besar di dunia. Selain itu, pemakaman ini juga menjadi momen penting bagi umat Katolik untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin spiritual mereka. Upacara pemakaman yang disederhanakan sesuai dengan keinginan almarhum Paus Fransiskus, mencerminkan kesederhanaan dan kerendahan hati yang selalu beliau tunjukkan selama hidupnya.
Kehadiran Pemimpin Dunia di Pemakaman Paus Fransiskus
Selain Sekretaris Jenderal PBB, sejumlah pemimpin negara lainnya juga telah mengkonfirmasi kehadiran mereka dalam upacara pemakaman Paus Fransiskus. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, akan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir. Pangeran William dari Wales akan mewakili ayahnya, Raja Charles III, dalam acara tersebut. Dari Jerman, Kanselir Olaf Scholz dan Presiden Frank-Walter Steinmeier juga dijadwalkan hadir.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga akan terbang ke Vatikan pada Jumat, 25 April 2024, untuk menghadiri pemakaman tersebut. Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, telah mengkonfirmasi jadwal perjalanan Presiden Trump. Kehadiran Presiden Trump dan sejumlah pemimpin dunia lainnya menunjukkan betapa besarnya pengaruh Paus Fransiskus di kancah internasional.
Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, didampingi Ibu Negara, Rosangela Lula da Silva, turut menyatakan belasungkawa dan akan menghadiri pemakaman. Presiden Lula bahkan telah mengumumkan masa berkabung nasional selama satu minggu di Brasil sebagai bentuk penghormatan kepada Paus Fransiskus.
Kehadiran para pemimpin dunia ini menggambarkan rasa hormat dan pengakuan internasional atas jasa dan kepemimpinan Paus Fransiskus selama memimpin Gereja Katolik.
Kesederhanaan Pemakaman Sesuai Keinginan Paus Fransiskus
Pemakaman Paus Fransiskus akan dilaksanakan dengan prosedur yang disederhanakan, sesuai dengan revisi Ritus Pemakaman untuk Paus Roma (Ordo Exsequiarum Romani Pontificis) yang disetujuinya pada tahun 2024. Mendiang Paus Fransiskus sendiri telah meminta agar jenazahnya ditempatkan dalam peti kayu sederhana tanpa hiasan khusus, hanya bertuliskan “Franciscus”.
Hal ini berbeda dengan tradisi para pendahulunya yang menggunakan tiga lapis peti mati. Paus Fransiskus memilih peti kayu berlapis seng yang sederhana. Ia juga menginginkan jenazahnya disemayamkan dalam peti yang terbuka agar umat beriman dapat melihat dan mendoakannya. Tradisi pemakaman Paus yang mewah pun ditinggalkan, digantikan dengan kesederhanaan yang mencerminkan kepribadian mendiang Paus.
Sesuai wasiatnya, Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia, berbeda dengan tradisi pemakaman Paus sebelumnya yang biasanya dimakamkan di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Keputusan ini semakin menegaskan komitmen Paus Fransiskus terhadap kesederhanaan dan kerendahan hati.
Pemakaman Paus Fransiskus bukan hanya menjadi upacara penghormatan terakhir, tetapi juga menjadi cerminan dari kehidupan dan ajaran beliau yang sederhana namun penuh makna.
Upacara pemakaman yang disederhanakan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pemimpin dunia lainnya untuk lebih menekankan pada kesederhanaan dan kerendahan hati dalam menjalankan tugas dan kehidupan mereka.