SIG: Pionir Bahan Bangunan Ramah Lingkungan di Indonesia
PT Semen Indonesia (SIG) berhasil meraih validasi SBTi, menjadi perusahaan bahan bangunan pertama di Indonesia yang berkomitmen mengurangi emisi GRK dan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan.

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mencetak sejarah sebagai perusahaan bahan bangunan pertama di Indonesia yang mendapatkan validasi dari Science Based Targets initiative (SBTi). Pencapaian ini diumumkan pada 22 Januari di Jakarta, menandai langkah signifikan SIG dalam komitmennya terhadap lingkungan. Hal ini menunjukkan upaya konkret SIG dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dan mendukung upaya global untuk membatasi pemanasan global.
Pemanasan global, akibat peningkatan emisi GRK, menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup di Bumi. Sebagai perusahaan besar di industri bahan bangunan, SIG menyadari tanggung jawabnya untuk berkontribusi aktif dalam pengendalian iklim. Oleh karena itu, SIG menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam setiap operasional bisnisnya, berfokus pada pengurangan emisi karbon.
"SIG bangga menjadi yang terdepan di industri bahan bangunan Indonesia yang tervalidasi SBTi," ungkap Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni. SBTi memiliki standar yang sangat ketat dalam menetapkan target emisi GRK, sehingga validasi ini membuktikan komitmen nyata SIG dalam menurunkan emisi melalui rencana aksi yang terukur dan aplikatif. Target jangka pendek (near-term target) penurunan emisi GRK SIG telah dinilai selaras dengan upaya membatasi pemanasan global hingga 1,5° Celcius.
Salah satu strategi kunci SIG adalah penggunaan bahan bakar alternatif. Pada tahun 2024, SIG menargetkan penggunaan 550 ribu ton bahan bakar alternatif, termasuk 314 ribu ton biomassa, 206 ribu ton non-biomassa, dan 30 ribu ton RDF (Refuse-Derived Fuel). Inisiatif ini telah meningkatkan thermal substitution rate (TSR) domestik SIG menjadi 7,56 persen di tahun 2024, naik dari 7,27 persen di tahun 2023.
Lebih lanjut, Vita Mahreyni menegaskan komitmen SIG untuk menjadi pemimpin dalam industri bahan bangunan yang berkelanjutan dan rendah karbon. Upaya ini selaras dengan arahan Menteri BUMN, Erick Thohir, untuk mendukung program Asta Cita, khususnya harmonisasi kehidupan dengan alam dan lingkungan. Pencapaian ini juga diraih dalam 100 hari kerja Presiden.
SBTi sendiri merupakan lembaga validasi internasional terkemuka. Lembaga ini membantu perusahaan menetapkan target penurunan emisi GRK yang berbasis sains, bertujuan membatasi pemanasan global sesuai Perjanjian Paris. Menteri BUMN, Erick Thohir, menekankan pentingnya aspek keberlanjutan dalam transformasi BUMN, termasuk menjalankan operasional ramah lingkungan dan mengurangi emisi karbon. Beliau berharap BUMN mengambil peran aktif dalam transformasi energi dan mengurangi jejak karbon demi keberlanjutan lingkungan.
Selain penggunaan bahan bakar alternatif, SIG juga menerapkan plant digitalization melalui machine learning, big data, dan AI untuk mengoptimalkan produksi, meningkatkan efisiensi energi, dan produktivitas. Penggunaan bahan bakar alternatif tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga membantu mengatasi masalah sampah perkotaan, seperti bau tidak sedap dan pencemaran akibat pembuangan limbah pertanian yang tidak terkelola.