SOKSI Jateng Incar Milenial untuk Regenerasi, Targetkan 5 Kursi DPRD Jateng di 2029
SOKSI Jawa Tengah berupaya menarik generasi milenial untuk regenerasi organisasi dan menargetkan peningkatan jumlah kader di DPRD Jateng pada Pemilu 2029.

Dewan Pimpinan Daerah (Depidar) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Jawa Tengah tengah fokus meremajakan anggotanya. Organisasi yang turut mendirikan Partai Golkar ini menyadari pentingnya peran generasi muda, khususnya milenial, dalam menjaga keberlangsungan organisasi. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Depidar Soksi Jateng, Anton Lami Suhadi, di sela Musyawarah Daerah IX Depidar SOKSI Jateng di Semarang, Sabtu (10/5).
Saat ini, SOKSI Jateng memiliki sekitar 3.000 anggota aktif. Namun, jumlah anggota muda masih tergolong sedikit. Lami Suhadi mengakui bahwa sebagian besar pengurus saat ini merupakan kader lama. Oleh karena itu, upaya untuk melibatkan generasi muda menjadi prioritas utama dalam kepengurusan mendatang. "Kalau kepengurusan kemarin itu belum banyak. Belum banyak. Terus-terang saja karena ini masih produk-produk lama. Akan tetapi, ke depan ini pengurus yang baru ini sudah mulai muda-muda," ujar Lami Suhadi.
Langkah ini dianggap krusial untuk memastikan regenerasi organisasi berjalan lancar dan SOKSI tetap relevan di tengah dinamika sosial dan politik terkini. Dengan melibatkan kaum milenial, diharapkan organisasi dapat memperoleh perspektif baru dan ide-ide inovatif untuk menghadapi tantangan masa depan.
Meremajakan SOKSI melalui Lembaga Sayap
SOKSI memiliki beberapa lembaga sayap yang dapat menjadi wadah bagi generasi muda, seperti Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker), Wira Karya Indonesia (WKI), Baladhika Karya, dan Krida Wanita Swadiri Indonesia (KWSI). Lami Suhadi menjelaskan bahwa lembaga-lembaga ini telah mulai melibatkan generasi muda. "Ini sudah mulai dilibatkan. Adik-adik sudah banyak masuk. Wadahnya ada Fokusmaker untuk mengurusi mahasiswa, Wirakarya untuk pemudanya, yang agak gede Baladhika, seperti satgas gitu," jelasnya.
Setelah Musda IX, SOKSI Jateng akan lebih aktif menarik generasi muda, termasuk milenial, untuk bergabung dalam lembaga-lembaga sayap tersebut. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat regenerasi dan memberikan kesempatan bagi kaum muda untuk berkontribusi aktif dalam organisasi.
Musda SOKSI juga dimaknai sebagai upaya untuk membangkitkan kembali organisasi dan mendorong kader-kadernya untuk menjalankan tanggung jawab sesuai arahan partai. Hal ini sejalan dengan komitmen SOKSI untuk terus berkontribusi dalam pembangunan nasional.
Tidak hanya regenerasi, SOKSI Jateng juga memiliki target politik. Lami Suhadi menargetkan peningkatan jumlah kader SOKSI yang menjadi anggota DPRD Provinsi Jateng dari Partai Golkar pada Pemilu 2029. Saat ini, hanya tiga dari 17 anggota legislatif Partai Golkar di DPRD Provinsi Jateng yang berasal dari SOKSI. "Jadi, pada Pemilu 2029, kami akan memberikan kader-kader terbaik untuk menjadi wakil rakyat. Sekarang ini di provinsi (anggota DPRD) dari SOKSI baru tiga dari 17 orang (legislator Partai Golkar). Ya, minimal lima orang nanti," tegasnya.
Dukungan Partai Golkar
Ketua DPD I Partai Golkar Jateng, Mohammad Saleh, memberikan dukungan penuh terhadap upaya regenerasi SOKSI. Saleh mengakui bahwa SOKSI, sebagai organisasi yang menaungi kaum buruh dan pekerja, menghadapi tantangan yang dinamis. Oleh karena itu, diperlukan pemikiran-pemikiran baru dan kerja sama yang sinergis antara SOKSI dan Partai Golkar.
"Kami membutuhkan pemikiran dari Depidar SOKSI dengan kerja-kerja yang bisa disinergikan dengan Partai Golkar, termasuk memperbesar kekuatan untuk dukungan pada Pemilu 2029," kata Saleh. Dukungan ini menunjukkan pentingnya peran SOKSI dalam strategi politik Partai Golkar menjelang Pemilu 2029.
Dengan melibatkan generasi milenial dan dukungan penuh dari Partai Golkar, SOKSI Jawa Tengah optimis dapat mencapai targetnya dan terus berkontribusi bagi pembangunan Indonesia.
Upaya regenerasi dan target politik yang ambisius ini menandai babak baru bagi SOKSI Jawa Tengah, sebuah organisasi yang terus beradaptasi dan berjuang untuk tetap relevan di tengah dinamika zaman.