Swasembada Pangan: Kunci Ketahanan Nasional Indonesia
Urgensi swasembada pangan bagi ketahanan nasional Indonesia dibahas, menekankan pentingnya peningkatan produksi pangan dalam menghadapi krisis dan mencapai kedaulatan pangan.

Jakarta, 19 Januari 2024 - Pernyataan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang menyatakan bahwa pangan adalah kunci kehidupan, bahkan keutuhan negara, menyoroti betapa krusialnya ketahanan pangan bagi Indonesia. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya peran pangan dalam menjaga stabilitas nasional.
Ketahanan pangan merupakan pilar utama kedaulatan suatu negara. Negara yang mampu mencukupi kebutuhan pangannya sendiri akan lebih kuat dan mandiri, berbeda dengan negara yang bergantung pada impor, yang rawan terhadap gejolak global. Oleh karena itu, swasembada pangan menjadi prioritas utama, seperti yang ditekankan Presiden Prabowo Subianto.
Gagasan ini sejalan dengan pemikiran Bung Karno yang menekankan pentingnya pangan bagi kelangsungan hidup bangsa. Swasembada pangan bukan hanya soal ekonomi dan pertanian, tetapi juga menyangkut kedaulatan dan martabat bangsa. Presiden Prabowo, dalam visi kepemimpinannya, menjadikan swasembada pangan, energi, dan air sebagai program prioritas. Ketiga elemen ini saling berkaitan dan esensial bagi kemajuan negara.
Swasembada pangan adalah kunci kemandirian dan ketahanan pangan. Ketergantungan pada impor melemahkan daya saing dan ketahanan nasional. Beras, sebagai komoditas utama, memiliki peran strategis dan politis. Kenaikan harga atau kekurangan beras selalu memicu keresahan masyarakat, mengingat beras merupakan sumber kehidupan bagi jutaan petani dan warga Indonesia.
Krisis pangan global yang diperparah oleh pandemi COVID-19, gangguan rantai pasok, perubahan iklim, dan ketidakstabilan geopolitik, semakin menggarisbawahi pentingnya ketahanan pangan. FAO telah mengingatkan bahaya kebijakan pangan yang keliru. Ketahanan pangan butuh perencanaan jangka panjang yang matang, bukan hanya solusi sementara.
Swasembada pangan, meskipun terdengar seperti gagasan lama, tetap relevan. Program prioritas pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024 pun menjadikan swasembada pangan sebagai fokus utama. Namun, retorika politik harus diwujudkan dalam aksi nyata, dengan peningkatan produksi pangan yang signifikan.
Beras memang menjadi kunci utama, tetapi komoditas lain seperti jagung, kedelai, daging, gula, dan bawang juga penting. Situasi 'darurat beras' di akhir 2023, ditandai penurunan produksi, kenaikan harga, dan rencana impor besar-besaran, menunjukkan urgensi solusi komprehensif.
Undang-Undang Pangan mengamanatkan terwujudnya ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan, yang hanya dapat dicapai melalui swasembada pangan. Presiden Prabowo memahami hal ini dan menjadikan swasembada pangan sebagai prioritas. Kunci utamanya adalah peningkatan produksi pangan melalui berbagai upaya.
Pemerintah menunjuk Kementerian Pertanian sebagai leading sector dalam meningkatkan produksi dan produktivitas pangan. Tiga tahun ke depan adalah waktu yang singkat untuk mencapai swasembada pangan. Butuh kerja keras, bukan hanya kebijakan, tetapi juga implementasi di lapangan. Swasembada pangan bukan sekadar wacana, tetapi sebuah kebutuhan mendesak untuk ketahanan nasional.