Tahukah Anda? Diplomasi Militer TNI: Ujung Tombak Jaga Kepentingan Nasional di Tengah Konflik Global
TNI tegaskan pentingnya diplomasi militer sebagai garda terdepan menjaga kepentingan nasional di kancah internasional, bukan sekadar kunjungan biasa.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkomitmen untuk mengedepankan diplomasi militer sebagai strategi utama dalam menjaga kepentingan nasional di panggung internasional. Langkah ini diambil di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks dan potensi konflik antarnegara yang meningkat. Pendekatan ini diharapkan mampu membuka komunikasi serta membangun kepercayaan dengan negara lain.
Kepala Pusat Kerja Sama Internasional (Kapuskersin) TNI, Laksamana Pertama TNI Donny Suharto, menegaskan bahwa kehadiran TNI di kancah global bukan untuk menciptakan ketakutan, melainkan untuk meneguhkan perdamaian. Pernyataan ini disampaikan Donny saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Kerja Sama Internasional (Rakornis Kersin TNI) di Mako Akademi TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, pada Rabu (06/8).
Donny menekankan bahwa diplomasi militer memiliki cakupan yang lebih luas daripada sekadar kunjungan kenegaraan atau latihan bersama. Ia mendorong agar upaya diplomasi ini mencakup kerja sama pengembangan senjata, pertukaran intelijen, promosi industri pertahanan, serta adaptasi terhadap ancaman teknologi tinggi. Hal ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral dan mempertahankan eksistensi kekuatan pertahanan Indonesia di mata dunia.
Perluasan Makna Diplomasi Militer TNI untuk Kepentingan Nasional
Laksamana Pertama TNI Donny Suharto menjelaskan bahwa diplomasi militer yang efektif harus melampaui batasan konvensional. Menurutnya, pendekatan ini bukan hanya tentang interaksi formal antarnegara, melainkan juga melibatkan aspek-aspek strategis yang lebih mendalam. Ini termasuk kolaborasi dalam riset dan pengembangan teknologi pertahanan, yang krusial untuk kemandirian dan daya saing industri pertahanan nasional.
Selain itu, Donny menyoroti pentingnya kerja sama intelijen sebagai bagian integral dari diplomasi militer. Pertukaran informasi strategis dapat meningkatkan pemahaman bersama tentang ancaman regional dan global, serta memperkuat kapasitas respons kolektif. Promosi industri pertahanan Indonesia juga menjadi fokus, membuka peluang pasar global bagi produk-produk pertahanan dalam negeri.
Adaptasi terhadap ancaman teknologi tinggi juga menjadi elemen kunci dalam strategi diplomasi militer TNI. Dengan memahami dan beradaptasi terhadap perkembangan teknologi militer terkini, TNI dapat memastikan bahwa Indonesia tetap relevan dan memiliki kemampuan pertahanan yang mutakhir. Ini juga menjadi sarana untuk menjalin kemitraan strategis dalam menghadapi tantangan keamanan siber dan ruang angkasa.
Peran Indonesia sebagai Kekuatan Menengah melalui Diplomasi Pertahanan
Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Teuku Rezasyah, yang turut hadir dalam Rakornis, menyuarakan pandangan senada dengan Donny Suharto. Rezasyah menggarisbawahi bahwa TNI memegang peranan vital dalam menjembatani kepentingan politik luar negeri Indonesia dengan kebutuhan stabilitas kawasan. Ini menunjukkan bahwa peran militer tidak hanya terbatas pada pertahanan fisik, tetapi juga sebagai instrumen kebijakan luar negeri.
Rezasyah mendorong Indonesia untuk secara aktif memainkan peran sebagai *qualified middle power* di tingkat global. Dengan TNI sebagai garda depan diplomasi pertahanan, Indonesia dapat memproyeksikan kekuatan dan pengaruhnya berdasarkan prinsip bebas aktif serta Pancasila. Pendekatan ini memungkinkan Indonesia untuk berkontribusi pada perdamaian dan keamanan regional tanpa terikat pada blok kekuatan tertentu.
Menurut Rezasyah, TNI harus menjadi pelopor dalam memelihara perdamaian kawasan secara terhormat dan bermartabat. Ini berarti TNI tidak hanya berpartisipasi dalam misi perdamaian, tetapi juga secara proaktif membangun kepercayaan dan kerja sama dengan negara-negara tetangga. Rakornis ini diharapkan menjadi momentum bagi seluruh jajaran TNI untuk menyatukan langkah dalam mempertajam upaya diplomasi militer, demi menciptakan perdamaian dunia dan stabilitas kekuatan di kawasan.
Penguatan Jejaring Diplomasi Militer TNI oleh Kapuskersin
Laksamana Pertama TNI Donny Suharto telah menunjukkan komitmennya dalam memperkuat jejaring diplomasi militer sejak menjabat sebagai Kapuskersin TNI. Salah satu inisiatif penting yang dipimpinnya adalah pelaksanaan Military Attaché Gathering 2024. Acara ini berhasil mempertemukan atase pertahanan dari berbagai negara sahabat dengan pelaku industri pertahanan Republik Indonesia.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk mempromosikan kapabilitas industri pertahanan nasional serta membuka peluang kerja sama strategis. Melalui forum ini, Indonesia dapat menampilkan kemajuan teknologi dan produk-produk pertahanan yang dihasilkan, sekaligus menjajaki potensi ekspor dan kolaborasi riset dengan negara lain. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Donny untuk meningkatkan visibilitas dan kredibilitas pertahanan Indonesia di mata internasional.
Latar belakang pendidikan Donny Suharto juga memperkuat kemampuannya sebagai perwira diplomatik. Ia merupakan salah satu lulusan terbaik dari Warfare and Strategy Course (WSC), sebuah program pendidikan strategis yang digagas oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Pemahaman mendalam tentang doktrin pertahanan negara dan wawasan strategis yang dimilikinya menjadi modal penting dalam menjalankan tugas-tugas diplomasi militer yang kompleks.