Tahukah Anda Mengapa FPCI Sebut Peran ASEAN Krusial sebagai Landasan Kiprah Global Indonesia? Ini Alasannya!
FPCI menegaskan Peran ASEAN sangat krusial sebagai fondasi kiprah global Indonesia. Mengapa Dino Patti Djalal menyebutnya fantasi jika mengabaikan kawasan sendiri?

Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) menyoroti pentingnya Peran ASEAN sebagai fondasi utama bagi kiprah global Indonesia. Dino Patti Djalal, pendiri sekaligus ketua FPCI, menegaskan bahwa peran Indonesia di kancah global tidak akan optimal jika mengabaikan kawasan Asia Tenggara. Ia menyebut upaya tersebut sebagai fantasi belaka tanpa fondasi regional yang kuat dan stabil.
Pernyataan ini disampaikan Dino dalam wawancara khusus di Jakarta, Selasa. Menurutnya, menjaga stabilitas dan soliditas di kawasan ASEAN adalah prasyarat mutlak bagi diplomasi Indonesia. Hal ini menjadi landasan bagi Indonesia untuk memperkuat pengaruhnya di forum internasional dan global.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri ini menekankan bahwa membawa suara kolektif sepuluh negara ASEAN ke forum seperti G20 akan sangat meningkatkan kredibilitas Indonesia. Oleh karena itu, setiap langkah diplomasi global harus selalu berlandaskan pada kepentingan dan stabilitas ASEAN, memastikan bahwa kawasan tetap menjadi prioritas utama.
Pentingnya Sentralitas ASEAN dalam Diplomasi Global
Dino Patti Djalal menggarisbawahi bahwa apa pun aktivitas diplomasi Indonesia, baik di Perserikatan Bangsa-Bangsa maupun G20, harus selalu memastikan perhatian utama terhadap ASEAN. Fondasi kuat di tingkat regional ini menjadi kunci keberhasilan kiprah global. Tanpa stabilitas kawasan, upaya global akan terasa kurang kokoh dan efektif.
Meskipun Indonesia aktif di panggung dunia, kondisi Asia Tenggara masih menghadapi tantangan. Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja menjadi contoh nyata gejolak yang masih ada di kawasan. Oleh karena itu, sinkronisasi antara keterlibatan regional dan global sangat diperlukan untuk menjaga soliditas ASEAN.
Sentralitas ASEAN berarti bahwa masalah-masalah di kawasan harus diselesaikan oleh negara-negara anggota itu sendiri. Pendekatan ini memastikan bahwa solusi yang diambil relevan dan berkelanjutan sesuai konteks lokal. Ini juga memperkuat posisi ASEAN sebagai pemain utama di wilayahnya, tanpa intervensi eksternal yang berlebihan.
Presiden terpilih Prabowo Subianto juga memahami pentingnya keseimbangan ini. Beliau menyadari perlunya membangun sinergi antara kebijakan luar negeri regional dan keterlibatan global. Keduanya harus berjalan beriringan untuk mencapai tujuan diplomasi yang efektif dan komprehensif bagi Indonesia.
Membangun Kepercayaan sebagai Kunci Ketahanan Regional
Terkait strategi untuk memperkuat konektivitas antarwarga ASEAN dan ketahanan ekonomi, Dino menyoroti pentingnya membangun kepercayaan. Gejolak geopolitik global yang terjadi di berbagai belahan dunia saat ini sering kali berakar pada hilangnya kepercayaan antarpihak. Oleh karena itu, menjaga keyakinan adalah prioritas utama.
Pemerintah negara-negara anggota ASEAN harus mampu mempertahankan kepercayaan publik dan menunjukkan kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah. Contoh sukses penanganan konflik Thailand dan Kamboja baru-baru ini menunjukkan kapasitas ini. Ini adalah bukti bahwa kerja sama regional dapat mengatasi tantangan yang kompleks secara efektif.
Khususnya dalam konteks hubungan antarwarga (people-to-people), menjaga kepercayaan di tingkat masyarakat sangat krusial. Kemarahan dan kebencian dapat berkembang dari hal-hal kecil, bahkan dari pertandingan sepak bola yang memicu perselisihan. Oleh karena itu, upaya membangun saling pengertian dan toleransi harus terus digalakkan.
FPCI sendiri, sebagai organisasi independen yang didirikan Dino Patti Djalal pada 2015, berkomitmen mempromosikan internasionalisme Indonesia yang positif. Organisasi ini berperan aktif dalam membentuk opini dan pemahaman publik mengenai isu-isu kebijakan luar negeri, sejalan dengan upaya memperkuat fondasi regional dan Peran ASEAN bagi Indonesia.