Tahukah Anda Penyebab Keterlambatan? Kereta Cepat Whoosh Tertahan 40 Menit Akibat Menabrak Biawak
Kereta Cepat Whoosh mengalami keterlambatan 40 menit setelah menabrak biawak di jalur Padalarang-Karawang. Insiden ini mengungkap tantangan operasional di habitat satwa liar.

Kereta Cepat Whoosh relasi Tegalluar Summarecon – Halim Jakarta mengalami insiden tak terduga pada Kamis, 24 Juli. Perjalanan kereta cepat ini tertunda sekitar 40 menit. Kejadian tersebut diakibatkan oleh benturan dengan seekor biawak di lintasan.
Insiden ini terjadi pada pukul 14.32 WIB di kilometer 86+200, tepatnya di jalur antara Stasiun Padalarang dan Karawang. Petugas PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) segera merespons. Mereka menemukan seekor biawak yang tertabrak di lokasi kejadian.
Manager Corporate Communication KCIC, Emir Monti, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang. Pihak KCIC menegaskan bahwa keselamatan dan ketepatan waktu operasional Kereta Cepat Whoosh tetap menjadi prioritas utama. Penanganan cepat dilakukan untuk memastikan perjalanan dapat dilanjutkan dengan aman.
Kronologi Insiden dan Dampaknya pada Operasional
Benturan terjadi saat Kereta Cepat Whoosh melaju dalam kecepatan tinggi. Segera setelah kejadian, tim teknis KCIC langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh. Mereka memastikan tidak ada komponen rangka bawah kereta yang terdampak atau mengalami kerusakan.
Selain pemeriksaan teknis, proses pembersihan bangkai hewan dan sterilisasi lintasan juga dilakukan. Langkah ini esensial untuk menjamin keselamatan perjalanan sebelum kereta diizinkan melanjutkan operasinya. Setelah seluruh prosedur dinyatakan aman, Kereta Cepat Whoosh kembali melanjutkan perjalanannya sesuai jadwal.
KCIC selalu berkomitmen untuk menjaga standar keselamatan tertinggi dalam setiap operasionalnya. Setiap insiden, sekecil apapun, ditangani dengan prosedur ketat. Hal ini untuk memastikan tidak ada risiko lanjutan bagi penumpang maupun infrastruktur kereta.
Tantangan Operasional di Habitat Satwa Liar
Emir Monti mengungkapkan bahwa insiden serupa bukanlah yang pertama kali terjadi. Sepanjang semester I tahun 2025, KCIC mencatat sedikitnya 10 insiden tabrakan dengan satwa liar. Semua insiden tersebut terjadi di lintasan Padalarang–Karawang.
Jalur ini diketahui melewati kawasan dengan tutupan vegetasi yang cukup lebat. Area tersebut mencakup semak belukar, hutan kecil, dan aliran air terbuka. Kondisi ini menjadikannya habitat alami bagi berbagai satwa, termasuk biawak dan hewan liar lainnya.
Sebagai langkah mitigasi, KCIC telah mengambil berbagai upaya preventif. Pemasangan pagar pengaman telah dilakukan di sepanjang lintasan. Selain itu, celah-celah yang memungkinkan hewan liar masuk ke jalur kereta juga diperkecil secara signifikan.
Patroli berkala dan pembersihan vegetasi di sekitar rel juga rutin dilakukan. Upaya-upaya ini bertujuan untuk meminimalkan potensi gangguan serupa di masa mendatang. KCIC terus melakukan perbaikan dan adaptasi demi menjaga keandalan operasional Kereta Cepat Whoosh.