Tahukah Anda? Vale Indonesia Disetujui Jual 2,2 Juta Ton Biji Saprolite dari Blok Bahodopi
PT Vale Indonesia meraih persetujuan ESDM untuk penjualan 2,2 juta ton biji saprolite dari Blok Bahodopi, membuka babak baru pendapatan bagi perusahaan.

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) baru-baru ini mengumumkan pencapaian penting terkait operasional pertambangan mereka. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyetujui revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) perusahaan. Persetujuan ini secara spesifik mengizinkan penjualan 2,2 juta ton biji saprolite dari Blok Bahodopi.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Bernardus Irmanto, usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta. Persetujuan RKAB 2025 ini menjadi tonggak penting bagi perusahaan. Hal ini memungkinkan Vale Indonesia untuk mengoptimalkan potensi sumber daya di wilayah Sulawesi Tengah.
Pengapalan perdana biji saprolite dari Blok Bahodopi telah sukses dilakukan pada Sabtu, 26 Juli lalu. Penjualan ini diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan perusahaan. Hasil penjualan akan dilaporkan sebagai pemasukan tambahan pada semester kedua tahun 2025.
Peningkatan Pendapatan dari Biji Saprolite
Persetujuan penjualan 2,2 juta ton biji saprolite ini merupakan hasil produksi dari Blok Bahodopi yang berlokasi di Sulawesi Tengah. Bernardus Irmanto, yang akrab disapa Anto, menegaskan bahwa volume penjualan ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi PT Vale Indonesia. Ini akan melengkapi pemasukan yang selama ini didominasi oleh produksi dari Blok Sorowako.
Tambahan pendapatan ini dipandang sebagai fondasi positif yang kuat bagi perusahaan. Ini akan mendukung kinerja finansial PT Vale Indonesia memasuki kuartal ketiga tahun 2025. Kehadiran sumber pendapatan baru ini menunjukkan diversifikasi dan ekspansi operasional perusahaan.
Langkah strategis ini diharapkan dapat meningkatkan stabilitas keuangan dan profitabilitas PT Vale Indonesia di masa mendatang. Penjualan biji saprolite ini juga menunjukkan komitmen perusahaan dalam mengoptimalkan aset yang dimiliki. Seluruh proses dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Pengembangan Smelter dan Prospek Kemitraan
Selain fokus pada penjualan biji saprolite, PT Vale Indonesia juga terus mematangkan rencana pengembangan smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL). Proyek smelter HPAL di Bahodopi sedang dikembangkan melalui kemitraan strategis dengan GEM Co., Ltd. Perusahaan masih terbuka untuk menjajaki peluang kerja sama tambahan dengan pihak lain.
Sementara itu, proyek smelter HPAL di Sorowako juga telah menjalin kemitraan awal dengan Huayou. Meskipun demikian, PT Vale Indonesia tetap aktif mencari potensi mitra baru untuk proyek ini. Pencarian mitra baru ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan mempercepat realisasi proyek smelter.
Head of Corporate Finance and Investor Relation Vale Indonesia, Andaru Brahmono Adi, mengonfirmasi bahwa penjajakan dengan beberapa pihak potensial telah dilakukan. Meski belum ada penandatanganan kesepakatan final, upaya ini menunjukkan keseriusan Vale Indonesia dalam mengembangkan hilirisasi nikel. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah komoditas mineral di dalam negeri.