Tahukah Anda? Warga Jenangan Ponorogo Unjuk Rasa, Desak Penertiban Truk ODOL Demi Keselamatan
Puluhan warga Jenangan Ponorogo menggelar unjuk rasa menuntut penertiban truk ODOL yang meresahkan. Aksi ini dipicu kerusakan jalan dan kekhawatiran keselamatan pengguna jalan, terutama pelajar.

Puluhan warga dari beberapa desa di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, menggelar aksi unjuk rasa pada Selasa (29/7). Mereka menuntut penertiban truk tambang bermuatan berlebih atau Over Dimension Over Loading (ODOL). Aksi ini dipusatkan di depan kantor Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, yang merupakan titik vital di jalur tersebut.
Unjuk rasa ini dipicu oleh kondisi jalan raya Jenangan–Ngebel yang rusak parah akibat lalu lalang truk. Selain itu, warga juga sangat khawatir terhadap keselamatan pengguna jalan. Terutama para pelajar yang setiap hari melintas di jalur tersebut untuk berangkat dan pulang sekolah.
Warga mendesak aparat untuk bertindak tegas terhadap pelanggar aturan muatan dan dimensi. Mereka juga meminta penghentian total operasional truk ODOL pada siang hari. Aksi ini berlangsung damai namun menunjukkan tekad kuat masyarakat.
Dampak Truk ODOL dan Tuntutan Masyarakat Jenangan
Heru Susanto, salah satu warga Jenangan, mengungkapkan kekhawatiran mendalamnya. Ia menyebut aktivitas truk ODOL sering bertepatan dengan jam berangkat dan pulang sekolah anak-anak. Kondisi ini secara signifikan meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas di jalan yang padat.
Masyarakat secara tegas menuntut penghentian total operasional truk ODOL selama siang hari. Mereka juga menginginkan larangan beroperasi pada malam hari untuk meminimalisir gangguan. Sanksi administratif sebesar Rp2 juta juga diusulkan bagi setiap pelanggar yang kedapatan melanggar aturan.
Kekhawatiran utama warga adalah dampak langsung pada infrastruktur jalan di wilayah mereka. Muatan berlebih yang dibawa truk-truk ini menyebabkan kerusakan jalan semakin parah dan cepat. Hal ini tentu mengganggu kenyamanan serta keamanan berkendara bagi seluruh pengguna jalan.
Respons Pemerintah dan Komitmen Pengemudi Truk
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Ponorogo, Wahyudi, menyatakan pihaknya telah menerima aspirasi warga dengan baik. Dishub siap menindaklanjuti tuntutan tersebut dengan langkah penegakan di lapangan yang lebih intensif. Wahyudi mengakui bahwa truk-truk ODOL memang sering melintas di jalur ini dan menjadi perhatian serius.
Dishub akan melakukan pengawasan dan sweeping secara berkala untuk memastikan kepatuhan. Tindakan ini akan terus dilakukan sambil menunggu petunjuk lebih lanjut dari pemerintah pusat terkait regulasi. Wahyudi menegaskan bahwa pelanggar akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku demi ketertiban.
Sebuah kesepakatan penting juga berhasil dicapai antara warga, pengemudi truk, serta Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Jenangan. Kesepakatan ini meliputi pengurangan kapasitas muatan truk yang beroperasi di wilayah tersebut. Selain itu, pembongkaran bak truk yang memiliki dimensi berlebih juga menjadi poin utama yang disepakati bersama.
Perwakilan sopir truk, Andriawan, menyatakan kesiapan penuh mereka untuk menyesuaikan aktivitas operasional. Ia menegaskan bahwa pengurangan muatan dan penyesuaian jam operasional dilakukan demi keselamatan bersama. Ini menunjukkan adanya komitmen dan itikad baik dari pihak pengemudi untuk mematuhi aturan demi kepentingan umum.