Tentara Israel Mundur dari Tammun, Tepi Barat Setelah Serangan Seminggu
Setelah sepekan melakukan serangan di kota Tammun, Tepi Barat, tentara Israel menarik diri meninggalkan kerusakan, sementara operasi militer berlanjut di lokasi lain.
![Tentara Israel Mundur dari Tammun, Tepi Barat Setelah Serangan Seminggu](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/220046.590-tentara-israel-mundur-dari-tammun-tepi-barat-setelah-serangan-seminggu-1.jpg)
Tentara Israel mengakhiri operasi militernya di kota Tammun, Tepi Barat pada Sabtu, 8 Februari 2024, setelah berlangsung selama satu minggu. Pengumuman mundurnya pasukan ini disampaikan oleh Wali Kota Tammun, Najeh Bani Odeh, kepada Anadolu Agency. Peristiwa ini menandai berakhirnya satu babak dari operasi militer besar-besaran yang telah menimbulkan kekhawatiran internasional.
Penarikan Mendadak dan Kerusakan yang Ditinggalkan
Menurut Wali Kota Bani Odeh, penarikan pasukan Israel dilakukan secara tiba-tiba dan cepat. Pasukan meninggalkan semua rumah yang sebelumnya digunakan sebagai barak militer setelah mengusir penghuninya. Meskipun demikian, mereka meninggalkan jejak kehancuran di kota tersebut. Saksi mata melaporkan bahwa meskipun tentara Israel telah meninggalkan kota Tammun, pasukan masih dikerahkan di sekitar wilayah tersebut, menunjukkan bahwa operasi militer belum sepenuhnya berakhir.
Operasi Militer Berlanjut di Kamp Pengungsi Al-Far’a
Sementara itu, situasi yang berbeda terjadi di kamp pengungsi Al-Far’a, yang terletak di selatan Tubas, Tepi Barat bagian utara. Aktivis lokal, Khaled Mansour, menginformasikan kepada Anadolu Agency bahwa pasukan Israel masih beroperasi di wilayah tersebut. Mereka terus menggerebek rumah-rumah, mengusir warga Palestina, dan mengubah tempat tinggal mereka menjadi barak militer. Lebih jauh lagi, pasukan Israel juga mempertahankan blokade jalan di sekitar kamp, membatasi akses keluar-masuk dan pergerakan warga.
Konteks Operasi Militer yang Lebih Luas
Serangan terhadap Tammun merupakan bagian dari operasi militer besar-besaran Israel yang dimulai pada 21 Januari 2024 di Jenin dan kamp pengungsinya. Operasi tersebut telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, dengan setidaknya 25 warga Palestina tewas di Jenin. Pada 27 Januari, serangan meluas ke Tulkarem, menewaskan sedikitnya empat warga Palestina lainnya. Peningkatan agresi ini terjadi setelah perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan di Gaza pada 19 Januari 2024, yang mengakhiri lebih dari 15 bulan pengeboman Israel.
Korban Jiwa dan Dampak Operasi Militer
Konflik yang berkelanjutan telah mengakibatkan kerugian besar bagi warga Palestina. Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, pasukan Israel dan pemukim ilegal telah membunuh setidaknya 905 warga Palestina di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Angka ini menggambarkan dampak mengerikan dari operasi militer yang sedang berlangsung dan menimbulkan keprihatinan atas situasi kemanusiaan di wilayah tersebut.
Kesimpulan
Mundurnya tentara Israel dari Tammun menandai satu perkembangan dalam konflik yang sedang berlangsung di Tepi Barat. Namun, operasi militer masih berlanjut di lokasi lain, dan situasi di lapangan tetap tegang. Jumlah korban jiwa yang terus meningkat dan kerusakan yang ditimbulkan menyoroti kebutuhan mendesak akan solusi damai dan penghentian kekerasan.
Perlu dicatat bahwa informasi ini berdasarkan laporan dari Anadolu Agency dan Kementerian Kesehatan Palestina. Situasi di lapangan dapat berubah dengan cepat, dan laporan-laporan selanjutnya mungkin akan memberikan informasi yang lebih rinci dan akurat.