Terkuak! Usulan Kontroversial Trump: Akankah Wilayah Donbas Ukraina Diserahkan ke Rusia?
Detail bocor rencana Presiden AS Donald Trump untuk mendukung penyerahan wilayah Donbas Ukraina kepada Rusia memicu perdebatan sengit.

Laporan mengejutkan muncul mengenai usulan kontroversial Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait penyelesaian konflik di Ukraina. Detail bocor dari panggilan telepon pasca-KTT dengan para pemimpin Eropa mengungkapkan rencana tersebut. Trump dilaporkan mendukung ide penyerahan wilayah Ukraina yang belum diduduki kepada Rusia sebagai bagian dari perjanjian damai.
Menurut laporan New York Times pada Sabtu (16/8), mengutip dua pejabat senior Eropa, Trump meyakini kesepakatan dapat tercapai. Hal ini jika Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy setuju untuk menyerahkan wilayah Donbas, yang meliputi Donetsk dan Luhansk. Wilayah Donbas Ukraina ini dikenal kaya mineral dan menjadi medan pertempuran sengit.
Usulan ini memicu reaksi beragam dari berbagai pihak, termasuk para pemimpin Eropa dan Presiden Zelenskyy sendiri. Mereka menegaskan pentingnya kedaulatan Ukraina dan integritas wilayahnya. Rencana ini juga menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan Donbas Ukraina di tengah upaya mencapai perdamaian abadi.
Latar Belakang Usulan Kontroversial Donbas
Donbas adalah wilayah yang gagal direbut pasukan Rusia meski telah bertempur lebih dari tiga tahun. Meskipun Rusia menguasai hampir seluruh Luhansk, Ukraina masih menguasai wilayah-wilayah penting di Donetsk, termasuk Kramatorsk, Sloviansk, dan posisi-posisi yang dijaga ketat. Kondisi ini membuat Donbas menjadi kunci dalam setiap negosiasi perdamaian.
Dua sumber yang mengetahui perundingan Alaskandengan The Guardian mengindikasikan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bersikeras agar Ukraina menarik diri dari Donbas sebagai prasyarat untuk mengakhiri perang. Putin juga mengusulkan kepada Trump pembekuan operasi di sepanjang garis depan lainnya, seperti di Kherson dan Zaporizhzhia, dengan imbalan Donetsk dan Luhansk.
Trump sendiri mendukung penyerahan Donbas yang kaya mineral kepada Rusia, menekankan preferensinya untuk kesepakatan damai daripada gencatan senjata. Dalam unggahan media sosial pada Sabtu (16/8), ia menyatakan bahwa gencatan senjata "sering kali tidak dapat dipertahankan," mengindikasikan keinginannya untuk solusi yang lebih permanen.
Reaksi Internasional dan Sikap Ukraina
Dalam pernyataan bersama, para pemimpin Eropa menyatakan kesiapan mereka untuk bekerja sama dengan Presiden AS Trump dan Presiden Ukraina Zelenskyy menuju pertemuan puncak trilateral dengan dukungan Eropa. Namun, mereka secara tegas menekankan bahwa "Ukraina akan bertanggung jawab untuk membuat keputusan terkait wilayahnya. Batas-batas internasional tidak boleh diubah dengan paksa."
Setelah berdiskusi dengan Trump dan para pemimpin Eropa, Presiden Zelenskyy mengeluarkan pernyataan yang menegaskan posisinya. Ia menyatakan, "Posisinya jelas. Perdamaian sejati harus dicapai, perdamaian yang akan bertahan lama, bukan hanya jeda lain di antara invasi Rusia." Hal ini menunjukkan penolakan terhadap solusi yang tidak menjamin kedaulatan penuh Ukraina.
Kemudian pada Sabtu, Zelenskyy juga menulis di media sosial bahwa mendorong kesepakatan damai tanpa gencatan senjata terlebih dulu "memperumit situasi." Pernyataan ini menyoroti kompleksitas negosiasi dan pentingnya urutan langkah-langkah dalam mencapai perdamaian yang berkelanjutan dan adil bagi Donbas Ukraina serta seluruh wilayah negara tersebut.