Tragis: Pendaki Asal Bone Tewas Hipotermia Usai Upacara HUT RI ke-80 di Gunung Bawakaraeng
Seorang pendaki asal Bone meninggal dunia akibat hipotermia setelah mengikuti upacara HUT RI ke-80 di Gunung Bawakaraeng. Bagaimana kronologi lengkap kejadian tragis ini?

Seorang pendaki asal Kabupaten Bone dilaporkan meninggal dunia akibat hipotermia setelah mengikuti upacara bendera HUT RI ke-80 di Gunung Bawakaraeng, Sulawesi Selatan. Peristiwa tragis ini menyoroti risiko pendakian gunung, terutama dalam kondisi cuaca ekstrem. Insiden ini juga menjadi pengingat pentingnya persiapan matang bagi para pendaki.
Korban teridentifikasi sebagai Irfan, 24 tahun, yang berdomisili di BTN Harvana, Kabupaten Bone. Ia merupakan peserta kegiatan lintas alam yang memulai pendakian dari jalur Bulubaria. Irfan bersama 16 rekannya tiba di puncak Gunung Bawakaraeng pada Sabtu, 16 Agustus 2025, setelah memulai perjalanan pada 12 Agustus 2025.
Pada Minggu pagi, 17 Agustus 2025, Irfan ditemukan oleh Tim Siaga SAR Merah Putih dalam kondisi hipotermia parah dan kelelahan. Meskipun telah mendapatkan penanganan awal, kondisi korban tidak membaik, sehingga tim memutuskan untuk segera mengevakuasinya dari Pos 8 menuju kaki gunung.
Kronologi Tragedi dan Upaya Evakuasi
Abdul Gofur, anggota Damkarmat Makassar Tim SAR Gabungan Siaga Merah Putih, mengonfirmasi status meninggalnya Irfan akibat hipotermia berat. Evakuasi korban dilakukan dari Pos 8 menuju Pos Bulu Balea. Kepala Seksi Operasi Kantor Basarnas Makassar, Andi Sultan, juga membenarkan bahwa dari 32 pendaki yang mengalami gangguan kesehatan, satu di antaranya meninggal dunia.
Tim Dokpol Polda Sulsel yang turut serta dalam tim evakuasi menyatakan korban meninggal dunia. Saat dinyatakan meninggal, posisi Irfan sudah berada di Pos 8, dalam perjalanan evakuasi dari puncak Pos 10 menuju kaki Gunung Bawakaraeng melalui jalur Bulu Balea. Upaya penyelamatan telah dilakukan secara maksimal oleh tim gabungan.
Setelah ditangani oleh tim siaga di lokasi, kondisi Irfan tidak kunjung membaik, mendorong tim untuk menandu korban menuju kaki gunung demi perawatan intensif. Jenazah Irfan tiba di Posko Bulu Balea sekitar pukul 19.05 WITA, kemudian langsung dibawa ke Puskesmas Tinggi Moncong untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jenazah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dibawa ke rumah duka di Desa Carubbu, Kecamatan Awampone, Kabupaten Bone.
Kondisi Pendaki Lain dan Data Registrasi
Data dari Tim Siaga SAR Merah Putih di Posko Induk Lembanna, kaki Gunung Bawakaraeng, mencatat jumlah pendaki sebanyak 4.172 orang pada pukul 17.00 WITA. Data ini dikumpulkan dari pos registrasi jalur masuk seperti Pos Bulu Ballea, Lembanna, Tassoso, Panaikang, dan Lembah Ramma. Angka ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk mendaki gunung, terutama saat momen penting seperti Hari Kemerdekaan.
Dari ribuan pendaki tersebut, tercatat sebanyak 32 orang mengalami gangguan kesehatan dan telah ditangani oleh tim siaga. Sebagian besar korban menderita hipotermia, kondisi di mana suhu tubuh menurun drastis. Selain itu, beberapa pendaki juga dilaporkan menderita asam lambung dan ada pula yang terpisah dari rombongannya.
Insiden ini menjadi pengingat bagi seluruh pendaki untuk selalu mempersiapkan diri dengan baik, termasuk perlengkapan yang memadai dan pemahaman akan kondisi medan serta cuaca. Kesehatan fisik dan mental juga menjadi faktor krusial dalam setiap pendakian gunung. Kesadaran akan risiko dan kemampuan untuk mengambil keputusan tepat sangat diperlukan untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.