Wali Kota Makassar Belajar Teknologi Dekarbonisasi Jepang untuk Kota Makassar
Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto, mengunjungi Osaka, Jepang, untuk mempelajari teknologi dekarbonisasi, khususnya Metanasi, guna mendukung program Low Carbon City di Makassar dan mengurangi emisi karbon.
Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto (Danny Pomanto), baru-baru ini melakukan kunjungan ke Osaka, Jepang, untuk mempelajari teknologi dekarbonisasi terkini. Kunjungan ini diprakarsai oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, yang mengundang Danny untuk melihat langsung penerapan teknologi tersebut di tiga lokasi berbeda di Osaka.
Salah satu teknologi yang menarik perhatian Danny adalah Metanasi. Teknologi ini mampu mensintesis metana, komponen utama gas alam, dari hidrogen dan CO2. Metana sintetis yang dihasilkan dari energi terbarukan disebut e-metana, yang uniknya, bersifat netral karbon. Artinya, jumlah CO2 yang diserap selama proses produksi sama dengan jumlah CO2 yang dihasilkan saat pembakaran, sehingga tidak menambah emisi gas rumah kaca di atmosfer.
Lebih lanjut, e-metana juga dapat diproduksi menggunakan hidrogen hijau, meningkatkan potensi pengurangan emisi karbon. Penggunaan e-metana sebagai pengganti bahan bakar fosil diharapkan mampu mengurangi jejak karbon secara signifikan. Selama kunjungannya, Danny mengunjungi tiga fasilitas utama: Metanasi SOEC, Fasilitas Biometanasi, dan Fasilitas Metanasi Sabatier. Ketiga fasilitas ini menunjukkan berbagai penerapan teknologi Metanasi.
Danny melihat potensi besar teknologi Metanasi untuk Kota Makassar. Ia menjelaskan bahwa e-metana bisa menjadi alternatif gas alam, disalurkan melalui jaringan pipa gas kota yang sudah ada, untuk rumah tangga dan berbagai fasilitas. Hal ini dinilai penting karena Metanasi dapat memanfaatkan infrastruktur yang sudah tersedia, sehingga implementasinya lebih efisien dan efektif.
Kunjungan ini sejalan dengan komitmen Kota Makassar dalam membangun Low Carbon City. Danny memaparkan empat rencana aksi utama dalam program ini: revisi penataan ruang kota, penerapan teknologi hijau di berbagai sektor (air, energi, transportasi, industri, dan limbah), gerakan dekarbonisasi dan oksigenasi melalui penanaman pohon dan konservasi lingkungan, serta perubahan perilaku sosial melalui berbagai program dan keterlibatan masyarakat.
Makassar, dengan letak geografisnya yang strategis di tepi laut dan dilalui dua sungai besar, sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, komitmen untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas udara menjadi sangat penting. Program Low Carbon City merupakan langkah nyata Makassar dalam berkontribusi pada upaya global dalam melawan perubahan iklim.
Sebelumnya, Danny Pomanto juga diundang sebagai pembicara dalam seminar 'On City to City Collaboration For Zero Carbon Society 2025' yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jepang. Kesempatan ini semakin memperkuat posisi Makassar dalam jaringan internasional untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam membangun kota rendah karbon.
Dengan mempelajari teknologi Metanasi dan berbagai strategi dekarbonisasi lainnya dari Jepang, Wali Kota Makassar berharap dapat menerapkannya di Makassar untuk mewujudkan kota yang lebih hijau dan berkelanjutan.