AI Innovation Center: Atasi Hambatan Adopsi Gen AI untuk Perusahaan di Indonesia
Google Cloud dan BCG luncurkan AI Innovation Center di Indonesia untuk membantu perusahaan mengatasi hambatan adopsi teknologi Gen AI dan memaksimalkan nilai bisnisnya.

Jakarta, 14 Maret 2024 - Country Director Google Cloud Indonesia, Fanly Tanto, mengumumkan peluncuran AI Innovation Center, sebuah inisiatif kolaborasi antara Google Cloud dan Boston Consulting Group (BCG). Pusat inovasi ini hadir untuk mengatasi hambatan yang dihadapi perusahaan Indonesia dalam mengadopsi teknologi Generative AI (Gen AI), yang meliputi warisan teknologi, kurangnya keterampilan, kedaulatan data, dan regulasi.
Inisiatif ini menjawab kebutuhan mendesak perusahaan yang ingin memanfaatkan Gen AI namun menghadapi tantangan dalam implementasinya. Fanly menjelaskan, "Banyak perusahaan tertarik dengan Gen AI, tetapi kesulitan dalam penerapannya ke tahap produksi." AI Innovation Center hadir sebagai solusi untuk membantu perusahaan melewati hambatan ini dan mencapai hasil nyata dari penerapan Gen AI.
Kolaborasi Google Cloud dan BCG bertujuan untuk menemukan 'use case' yang tepat bagi perusahaan di berbagai sektor, termasuk perbankan, telekomunikasi, ritel, dan sektor publik. Tidak hanya sekedar menyediakan teknologi, AI Innovation Center juga fokus pada strategi dan pelatihan, memastikan adopsi Gen AI yang efektif dan berkelanjutan.
Mengenali Hambatan Adopsi Gen AI
Beberapa hambatan utama dalam adopsi Gen AI yang diidentifikasi oleh Fanly dan Davids Tjhin, Managing Director and Senior Partner BCG, meliputi:
- Warisan Teknologi: Perusahaan seringkali memiliki sistem teknologi lama yang sulit diintegrasikan dengan teknologi Gen AI.
- Keterampilan: Kurangnya tenaga kerja terampil dalam pengembangan dan implementasi Gen AI.
- Kedaulatan Data: Pertimbangan keamanan dan kepatuhan regulasi terkait data menjadi kendala.
- Regulasi: Kerangka regulasi yang masih berkembang untuk teknologi Gen AI.
- Keengganan Mengambil Risiko: Eksekutif senior seringkali ragu dalam mengambil keputusan berbasis data karena terbiasa dengan pola pikir lama.
Davids Tjhin menambahkan bahwa meskipun AI telah ada selama 10-15 tahun, popularitasnya baru memuncak belakangan ini karena aksesibilitasnya yang meningkat. Berdasarkan penelitian BCG di 73 negara, sekitar 65-70 persen perusahaan besar di Asia Pasifik telah bereksperimen dengan AI, tetapi hanya 15-16 persen yang melaporkan hasil nyata. AI Innovation Center hadir untuk membantu perusahaan mengatasi keengganan ini dan berani melangkah menuju transformasi digital.
Solusi yang Ditawarkan AI Innovation Center
AI Innovation Center menawarkan berbagai solusi untuk membantu perusahaan dalam mengadopsi Gen AI, antara lain:
- Penemuan Use Case yang Tepat: Bekerja sama dengan perusahaan untuk mengidentifikasi aplikasi Gen AI yang paling relevan dengan kebutuhan bisnis mereka.
- AI Sandbox: Lingkungan uji coba berbasis Google Cloud yang menyediakan infrastruktur AI berkinerja tinggi, platform Vertex AI, model AI canggih, dan alat pengembangan yang mudah digunakan.
- Keahlian dan Pelatihan: Menyediakan akses ke praktisi digital, arsitek, ahli data, dan spesialis teknik dari BCG, serta tim produk dan teknisi khusus dari Google Cloud.
- Dukungan Strategis: Membantu perusahaan merancang strategi dan proses kerja yang mendukung transformasi AI.
Dengan dukungan dari para ahli dan teknologi canggih, AI Innovation Center bertujuan untuk mempercepat adopsi Gen AI di Indonesia, membantu perusahaan meningkatkan efisiensi, menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik, dan membuka peluang bisnis baru. Fanly menekankan bahwa Gen AI dirancang untuk membantu manusia, bukan menggantikannya, dan AI Innovation Center hadir untuk memfasilitasi hal tersebut.
"Di Google Cloud, kami percaya AI akan membantu orang, bukan menggantikan mereka. Anggap saja Gen AI sebagai pendamping super power," ujar Fanly.