Cegah Stroke Berulang pada Pasien Moyamoya: Hidrasi, Gaya Hidup, dan Terapi Tepat
Pasien moyamoya perlu menjaga hidrasi, menghindari stres, dan menjalani terapi tepat, termasuk pembedahan dan rehabilitasi, untuk mencegah stroke berulang.

Jakarta, 15 Mei 2024 - Penyakit moyamoya, ditandai penyempitan pembuluh darah di otak, meningkatkan risiko stroke. Dokter spesialis bedah saraf Muhammad Kusdiansah dari Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) dr. Mahar Mardjono Jakarta, menekankan pentingnya langkah pencegahan untuk menghindari stroke berulang pada pasien moyamoya. Beliau menjelaskan bagaimana hidrasi, gaya hidup sehat, dan terapi medis berperan krusial dalam meminimalisir risiko tersebut.
Salah satu kunci pencegahan yang ditekankan dr. Kusdiansah adalah menjaga hidrasi tubuh. "Yang silent moyamoya jangan sampai terkena stroke. Tentunya kita bisa lakukan langkah-langkah pencegahan. Contoh yang paling penting adalah pasien tidak boleh dehidrasi, minumnya harus banyak," ujarnya dalam diskusi daring Kamis lalu. Minum yang cukup membantu melancarkan aliran darah ke otak, yang sangat penting mengingat gangguan aliran darah merupakan ciri khas moyamoya.
Selain hidrasi, dr. Kusdiansah menyarankan pasien untuk menghindari aktivitas berat dan menjaga tekanan darah agar tetap stabil. Mengontrol tekanan darah sangat penting karena fluktuasi tekanan darah dapat memicu stroke. Stres dan panik juga perlu dihindari karena dapat memicu hiperventilasi, yang berpotensi melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke berulang.
Mencegah Stroke dengan Terapi Medis dan Pembedahan
Terapi untuk moyamoya meliputi pengobatan medis dan pembedahan. Pengobatan medis dapat mencakup penggunaan obat pengencer darah untuk mencegah pembentukan bekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah, serta obat simtomatik untuk mengelola gejala seperti kejang dan sakit kepala. Pembedahan, khususnya bypass atau revaskularisasi, merupakan pilihan terapi yang efektif.
"Pembedahan ada bypass atau revaskularisasi langsung, itu salah satu unggulan kami di RSPON. Kita selalu lakukan dan angka keberhasilannya cukup tinggi," jelas dr. Kusdiansah. Prosedur ini bertujuan untuk menciptakan jalur aliran darah alternatif ke otak, sehingga mengurangi beban pada pembuluh darah yang menyempit. Setelah pembedahan, rehabilitasi medik sangat penting untuk memulihkan fungsi fisik yang mungkin terganggu akibat stroke sebelumnya.
Keberhasilan terapi dinilai dari kemampuannya untuk mencegah stroke berulang dan memulihkan aliran darah ke otak. Setelah menjalani operasi, pasien moyamoya umumnya dapat kembali beraktivitas, namun tetap memerlukan kontrol rutin dan rehabilitasi untuk memaksimalkan pemulihan.
Peran Pemeriksaan MRI dan Pencegahan Dini
Deteksi dini moyamoya sangat penting. Pemeriksaan MRI sejak awal dapat membantu memantau perkembangan penyakit dan mencegah munculnya komplikasi. Dengan deteksi dini, terapi dapat diberikan lebih cepat dan efektif, meminimalisir risiko stroke dan komplikasi lainnya. Pendekatan proaktif ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien moyamoya.
Kesimpulannya, pencegahan stroke berulang pada pasien moyamoya memerlukan pendekatan komprehensif yang melibatkan gaya hidup sehat, seperti menjaga hidrasi dan menghindari stres, serta terapi medis dan pembedahan yang tepat. Deteksi dini melalui pemeriksaan MRI juga berperan penting dalam meminimalisir risiko dan meningkatkan kualitas hidup pasien.