IIMS 2025: Kejutan dari Merek Otomotif China
Pameran otomotif IIMS 2025 di Jakarta menandai peningkatan signifikan kehadiran merek mobil China, menantang dominasi merek Jepang dan Korea Selatan dengan harga terjangkau dan fitur modern.

Jakarta, 16 Februari 2025 - Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 menyajikan pemandangan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Bukan lagi Jepang dan Korea Selatan yang mendominasi, melainkan merek otomotif asal China yang tampil mencolok. JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, menjadi saksi bisu perubahan lanskap industri otomotif Indonesia.
Peningkatan Peserta dari China
Sebanyak 14 merek mobil China meramaikan IIMS 2025, berlangsung dari 13 hingga 23 Februari. Angka ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada IIMS 2024, hanya kurang dari lima merek China yang ikut serta. IIMS 2025 sendiri mencatat total 56 peserta, terdiri dari 31 merek mobil dan 25 merek sepeda motor.
Perlu dicatat, pada IIMS 2024, terdapat 51 peserta dengan rincian 21 merek mobil dan 30 merek sepeda motor. Lonjakan jumlah merek China ini tentu menjadi perhatian bagi pemain lama seperti merek Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Strategi Agresif Merek China
Keberhasilan merek China menarik perhatian bukan tanpa alasan. Mereka menawarkan kombinasi fitur-fitur canggih yang jarang ditemukan pada kompetitor, dipadukan dengan harga yang sangat kompetitif. Hal ini membuka peluang besar bagi konsumen kelas menengah ke bawah untuk memiliki mobil baru.
"Strategi penetapan harga ini membuka peluang lebih luas bagi segmen pasar menengah ke bawah untuk mengakses kepemilikan mobil baru," ujar Yannes Martinus Pasaribu, pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Kehadiran merek China yang agresif ini juga memaksa pabrikan Jepang untuk menyesuaikan strategi harga agar tetap kompetitif.
Desain Modern, Fitur Menarik
Tidak hanya soal harga, desain mobil China juga mengalami transformasi signifikan. Era mobil China dengan desain konvensional dan tertinggal sudah berlalu. Kini, mereka menawarkan desain modern, dinamis, dan mengikuti tren terkini.
"Mobil-mobil China tidak lagi identik dengan desain yang konvensional dan tertinggal. Pabrikan China kini gencar menghadirkan model-model dengan desain yang modern, dinamis, dan mengikuti tren terkini, bahkan pada beberapa model, melampaui estetika yang ditawarkan oleh pabrikan Jepang yang cenderung mempertahankan pendekatan konservatif," jelas Yannes.
Arif Rahman, pengunjung IIMS 2025 dari Pamulang, mengungkapkan, "Kalau desain sih, sudah terlihat modern ya kendaraan-kendaraan asal China ini dan juga fiturnya menarik."
Perubahan desain ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi konsumen kelas menengah yang memperhatikan estetika dan gaya hidup.
Penjualan Kendaraan di Indonesia Tahun 2024
Secara umum, penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2024 masih terbilang kurang menggembirakan. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan penjualan whole sales (pabrik ke dealer) mencapai 865.723 unit, dan retail sales (dealer ke konsumen) sebanyak 889.680 unit. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2023, dengan penurunan whole sales sebesar 13,9 persen dan retail sales sebesar 10,9 persen. Meskipun demikian, angka tersebut masih melampaui target revisi GAIKINDO (850 ribu unit).
Tantangan dan Peluang
Meskipun merek China menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal desain, fitur, dan harga, kepercayaan konsumen masih menjadi tantangan. Beberapa konsumen masih ragu terhadap kualitas dan ketahanan jangka panjang mobil China.
"Memiliki kendaraan tidak hanya melulu mengenai fitur, tetapi usia dan juga ketahanan dari kendaraan itu sendiri juga sangat penting dan kalau saya sih, brand Jepang masih jadi pilihan selama ini," ungkap Irwan, pengunjung IIMS dari Kelapa Gading.
Namun, peningkatan penjualan merek China di tahun 2024, mencapai 55.027 unit dengan 10 merek teratas seperti Wuling, BYD, Chery, Aion, dan BAIC, menunjukkan potensi besar yang perlu diwaspadai oleh kompetitor. Merek-merek Jepang pun merespon dengan meluncurkan varian baru, termasuk di segmen kendaraan ramah lingkungan.
Kesimpulan
IIMS 2025 menjadi bukti nyata perubahan dinamika industri otomotif Indonesia. Merek-merek China hadir dengan strategi agresif, menawarkan kombinasi harga terjangkau, fitur modern, dan desain menarik. Meskipun tantangan masih ada, kehadiran merek China ini membawa angin segar dan persaingan yang lebih ketat di pasar otomotif Indonesia.