Investor Startup Digital Harus Lebih Selektif: Imbauan Pakar Ekonomi
Direktur Celios, Nailul Huda, mengimbau investor startup digital untuk lebih selektif dan proaktif dalam mengawasi perusahaan yang mereka danai guna mencegah pemalsuan laporan keuangan dan memastikan startup tetap fokus pada solusi masyarakat.
![Investor Startup Digital Harus Lebih Selektif: Imbauan Pakar Ekonomi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/04/000036.843-investor-startup-digital-harus-lebih-selektif-imbauan-pakar-ekonomi-1.jpg)
Kasus dugaan penyalahgunaan laporan keuangan di salah satu startup digital di Indonesia, eFishery, menyoroti pentingnya pengawasan investor. Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengajak para pemodal ventura (Venture Capital/VC) untuk lebih jeli dan aktif dalam memantau kinerja startup yang mereka dukung. Pernyataan ini disampaikan pada Senin, 3 Juli 2023, menyusul munculnya tuduhan tersebut.
Nailul Huda menekankan pentingnya langkah antisipatif untuk mencegah pemalsuan laporan keuangan. Menurutnya, investor selama ini cenderung pasif dan kurang memperhatikan kondisi internal perusahaan yang diinvestasinya. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah yang lebih besar di kemudian hari. "Saya berharap sekarang Venture Capital (VC) ataupun perusahaan yang berinvestasi, lebih perhatian terhadap startup digital yang didanai. Selama ini, perilaku investor cenderung pasif terhadap kondisi perusahaan," ujarnya.
Dugaan manipulasi laporan keuangan eFishery, menurut Nailul, berdampak negatif terhadap penilaian investor terhadap iklim bisnis startup digital di Indonesia. Ia menilai valuasi startup digital di Indonesia masih seringkali tidak mencerminkan kondisi riil perusahaan. Lebih lanjut, kasus ini memperburuk kesulitan pendanaan yang sudah dialami banyak startup digital.
Dampaknya meluas hingga ke kepercayaan publik. "Dahulu dan sampai saat ini bisnis digital dianggap sebagai pemecah masalah yang terjadi di masyarakat. Pembiayaan perbankan terbatas ada pinjaman daring, macet di kota besar ada ride-hailing," jelas Nailul. Namun, kasus fraud dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan startup digital sebagai solusi atas permasalahan sosial.
Oleh karena itu, Nailul berharap investor tidak hanya sekadar memberikan modal, tetapi juga aktif membimbing startup agar tetap fokus pada solusi bagi masyarakat. "Harapan saya mereka bisa membuat perusahaan menjadi lebih baik lagi meskipun tidak meninggalkan tujuan perusahaan tersebut dibentuk, yakni menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat," tuturnya.
Kasus eFishery sendiri telah mengakibatkan pergantian kepemimpinan. Gibran Huzaifah dan Chrisna Aditya, yang sebelumnya menjabat di perusahaan tersebut, diturunkan dari jabatannya setelah adanya tuduhan penggelapan dana dan penyelewengan laporan keuangan. Adhy Wibisono ditunjuk sebagai CEO baru, sementara Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai CFO sementara.
Kesimpulannya, kasus ini menjadi pengingat penting bagi investor untuk tidak hanya fokus pada keuntungan finansial semata, tetapi juga pada tata kelola perusahaan yang baik dan berkelanjutan. Pengawasan yang ketat dan proaktif dari investor sangat dibutuhkan untuk memastikan startup digital di Indonesia tumbuh sehat dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Kepercayaan investor dan masyarakat sangat krusial bagi keberlanjutan ekosistem startup digital Indonesia.