Peran Penting Perempuan NU dalam Menjaga Persatuan Bangsa
Nahdlatul Ulama (NU) menekankan peran krusial perempuan, khususnya Muslimat NU, dalam menjaga persatuan Indonesia, mulai dari pendidikan anak hingga pelatihan militer, serta kontribusi mereka dalam deradikalisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Perempuan NU: Garda Terdepan Persatuan Indonesia
Nahdlatul Ulama (NU) secara tegas menyatakan peran penting perempuan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Kontribusi perempuan NU, khususnya Muslimat NU, tidak hanya sebatas pendidikan anak di rumah, tetapi juga meluas hingga partisipasi aktif dalam pelatihan militer untuk menjaga kedaulatan negara. Hal ini disampaikan oleh Anggota Pimpinan Pusat Muslimat NU, Dr. Susianah Affandy, M.Si, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (14/2).
Dari Medan Perang Hingga Memajukan Pendidikan
Sejarah mencatat peran Muslimat NU di garis depan perjuangan kemerdekaan. Mereka tak hanya berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan para pejuang melalui dapur umum, tetapi juga turut mengangkat senjata. Pada periode 1946-1965, banyak perempuan NU mengikuti pelatihan militer untuk mempertahankan kedaulatan negara. Foto-foto bersejarah, seperti Nyai Saifuddin Zuhri berlatih menembak dengan mata tertutup, menjadi bukti nyata peran mereka. Lebih lanjut, Dr. Susianah Affandy menegaskan, "Bagi Muslimat NU, perjuangan melawan penjajahan merupakan ibadah, melawan kemungkaran di muka bumi sebagaimana perintah Allah SWT."
Setelah kemerdekaan, perjuangan Muslimat NU berlanjut dalam melawan kebodohan. Di bawah kepemimpinan Ny. Hj. Mahmudah Mawardi dan Hj. Asmah Syahruni, Muslimat NU membangun sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) di berbagai desa. Upaya ini secara bertahap meningkatkan angka melek huruf perempuan di pedesaan, meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban warga negara, dan berkontribusi menurunkan angka pernikahan anak.
Peran Muslimat NU dalam Keluarga dan Masyarakat
Selain pendidikan formal, Muslimat NU juga aktif dalam kegiatan parenting dan membangun keteladanan orang tua dalam pengasuhan anak. Interaksi antara orang tua dan sekolah pun terjalin erat. Tidak hanya itu, Muslimat NU di pedesaan menjalankan layanan dakwah melalui pengajian rutin dua hingga tiga kali seminggu, menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan masyarakat.
Rais Am PBNU, Kiai Miftahul Akhyar, menambahkan bahwa Muslimat NU memiliki sumbangsih besar dalam mempersiapkan ibu-ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anak mereka. Ibu-ibu Muslimat di pedesaan setiap hari menjaga teritori masing-masing dengan berbagai kegiatan positif.
Muslimat NU dan Deradicalisasi
Susianah Affandy juga menyoroti peran Muslimat NU dalam program deradikalisasi. Organisasi perempuan ini, atas arahan Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, turut aktif mengawal pemerintahan. Hal ini menunjukkan komitmen Muslimat NU dalam menjaga keutuhan bangsa dari berbagai ancaman, termasuk radikalisme.
Kesimpulan
Peran perempuan, khususnya Muslimat NU, dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa sangatlah signifikan. Dari perjuangan fisik mempertahankan kemerdekaan hingga upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mencegah radikalisme, kontribusi mereka tak terbantahkan. Muslimat NU membuktikan bahwa perempuan memiliki peran krusial dalam membangun Indonesia yang lebih baik dan bersatu.