RSUI Sukses Lakukan Operasi Perdana Pengangkatan Tumor Megaprosthesis
Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) berhasil melakukan operasi perdana pengangkatan tumor dengan teknik megaprosthesis, menyelamatkan tungkai pasien dari amputasi.

Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menorehkan sejarah baru dalam dunia kedokteran Indonesia. Pada Rabu, 7 Mei 2024, RSUI sukses melaksanakan operasi perdana pengangkatan tumor menggunakan teknik limb salvage megaprosthesis surgery. Operasi ini menjadi tonggak penting, menandai kemajuan teknologi kedokteran dalam penanganan tumor tulang dan jaringan lunak di sekitar tulang, yang sebelumnya seringkali berujung pada amputasi.
Operasi ini berhasil menyelamatkan tungkai seorang pasien laki-laki berusia 29 tahun yang menderita tumor jinak namun agresif sepanjang 10 cm di sekitar lutut. Tumor tersebut menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan, dan penurunan fungsi gerak. Berkat inovasi megaprosthesis, pasien terhindar dari amputasi dan memiliki peluang besar untuk pulih sepenuhnya.
Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Konsultan Onkologi Orthopaedi dan Rekonstruksi RSUI, dr. Muhammad Rizqi Adhi Primaputra, Sp.OT(K), memimpin tim dokter dalam operasi yang berlangsung selama tujuh jam ini. Ia menjelaskan bahwa teknik limb salvage megaprosthesis memungkinkan penggantian tulang yang rusak akibat tumor dengan implan khusus, sehingga fungsi gerak dapat dipertahankan secara optimal.
Inovasi Megaprosthesis: Selamatkan Tungkai dari Amputasi
Sebelum adanya teknik megaprosthesis, amputasi seringkali menjadi satu-satunya pilihan untuk menangani tumor tulang yang parah. Namun, dengan kemajuan teknologi dan teknik bedah yang semakin canggih, kini pasien dapat terbebas dari kehilangan anggota gerak. Operasi limb salvage megaprosthesis menawarkan solusi yang lebih baik, memberikan harapan baru bagi pasien dengan kondisi serupa.
Teknik ini hanya dapat diterapkan pada kondisi di mana pembuluh darah dan saraf utama masih bebas dari sel tumor, dan sebagian besar jaringan otot masih dapat diselamatkan. Tim dokter RSUI telah berhasil melakukan prosedur kompleks ini dengan presisi tinggi, memastikan keberhasilan operasi dan pemulihan pasien.
"Jika sebelumnya kasus seperti ini mayoritas dilakukan amputasi, kini dengan inovasi megaprosthesis (implan), pasien bisa diselamatkan dari kehilangan anggota geraknya," ujar dr. Muhammad Rizqi Adhi Primaputra, Sp.OT(K).
Setelah operasi, pasien telah menunjukkan pemulihan yang signifikan. Ia dapat berjalan dengan bantuan alat bantu seperti tongkat hanya dalam waktu tiga hingga lima hari pasca operasi. Hal ini membuktikan efektivitas teknik megaprosthesis dalam memulihkan fungsi gerak pasien.
Proses Operasi dan Pemulihan Pasien
Operasi pengangkatan tumor dan pemasangan implan megaprosthesis ini merupakan prosedur yang kompleks dan membutuhkan ketelitian tinggi. Tim dokter RSUI telah menunjukkan keahlian dan profesionalisme yang luar biasa dalam menangani kasus ini. Proses operasi yang memakan waktu tujuh jam tersebut berjalan dengan lancar, berkat persiapan dan perencanaan yang matang.
Setelah tumor berhasil diangkat dan implan megaprosthesis terpasang, pasien menjalani masa perawatan selama tiga hingga lima hari. Keberhasilan operasi ini ditandai dengan kemampuan pasien untuk berjalan dengan bantuan alat bantu dalam waktu singkat setelah operasi. Ini menunjukkan potensi pemulihan fungsional yang signifikan dalam waktu relatif singkat.
"Operasi berhasil dilakukan selama tujuh jam dengan lancar. Tindakan termasuk kompleks dikarenakan membuang tumor yang relatif berukuran besar. Setelah tumor dibebaskan dari jaringan yang sehat, tindakan dilanjutkan dengan pemasangan implan," jelas dr. Rizqi.
Keberhasilan operasi ini menjadi bukti nyata komitmen RSUI dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. RSUI terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan teknologi medis yang dimiliki, agar dapat memberikan solusi terbaik bagi pasien.
Ke depannya, diharapkan lebih banyak rumah sakit di Indonesia dapat menerapkan teknik limb salvage megaprosthesis surgery ini, sehingga lebih banyak pasien yang dapat terbantu dan terhindar dari amputasi.