Trivia: Kebaya Kini Warisan UNESCO! Hagai Pakan Ajak Masyarakat Cinta Kebaya, Bukan Sekadar Tren
Penata busana Hagai Pakan menyerukan pentingnya cinta kebaya sebagai warisan budaya, bukan hanya tren sesaat. Mengapa mencintai kebaya lebih dari sekadar mengikuti mode?

Penata busana terkemuka, Hagai Pakan, menyerukan sebuah pesan penting kepada masyarakat Indonesia: mencintai kebaya bukan sekadar mengikuti arus tren fesyen semata. Pesan ini disampaikan Hagai Pakan dalam sebuah kesempatan di Jakarta, menekankan esensi mendalam di balik penggunaan busana tradisional yang kini telah mendunia.
Menurut Hagai, dengan menanamkan rasa cinta yang tulus terhadap kebaya, setiap penampilan akan memancarkan keunikan personal yang lebih kuat. Pendekatan ini juga krusial untuk memastikan keberlanjutan kebaya sebagai warisan budaya yang tak lekang oleh waktu dan perubahan mode.
Seruan ini muncul di tengah momentum penting bagi kebaya, yang baru saja ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO dan memiliki Hari Kebaya Nasional sendiri. Ini menjadi dorongan bagi semua pihak untuk lebih menghargai dan melestarikan busana ikonik Indonesia ini.
Pentingnya Cinta Kebaya untuk Keberlanjutan Budaya
Hagai Pakan menegaskan bahwa penggunaan kebaya harus didasari oleh rasa cinta yang mendalam, bukan hanya keinginan untuk menjadi bagian dari tren. Ia berpendapat, ketika seseorang mengenakan kebaya dengan hati, hal itu akan tercermin dalam gaya yang autentik dan personal.
Filosofi ini tidak hanya meningkatkan nilai estetika pemakaian kebaya, tetapi juga berkontribusi pada aspek keberlanjutan. Dengan mencintai kebaya, masyarakat akan lebih peduli terhadap kualitas, perawatan, dan asal-usul busana tersebut, sehingga mengurangi konsumsi fesyen cepat saji.
Pendekatan ini diharapkan dapat menjadikan kebaya sebagai bagian integral dari identitas diri, bukan hanya pakaian musiman. Ini adalah langkah fundamental dalam menjaga agar kebaya tetap relevan dan dicintai oleh generasi mendatang, memastikan warisan budaya ini tidak pudar.
Peran Desainer dan Penata Busana dalam Pelestarian Kebaya
Untuk mempopulerkan kebaya secara berkelanjutan, Hagai Pakan menyoroti peran vital para pembesar di bidang fesyen, khususnya desainer dan penata busana. Ia berharap semakin banyak desainer yang terinspirasi dan mengeluarkan koleksi kebaya yang inovatif, namun tetap menghormati tradisi.
Keterlibatan desainer dapat menjaga kebaya tetap relevan dengan selera zaman tanpa kehilangan esensinya. Mereka memiliki kapasitas untuk mengolah kebaya menjadi busana yang modern dan menarik, sehingga menarik minat khalayak yang lebih luas, termasuk generasi muda.
Tak hanya desainer, penata busana juga memegang peranan penting. Hagai Pakan mendorong para penata busana untuk lebih sering memakaikan kebaya kepada selebritas. Dengan sorotan media dan publik yang besar, penampilan selebritas berkebaya dapat menjadi inspirasi dan memicu gelombang positif di masyarakat.
Pengakuan Internasional dan Hari Kebaya Nasional
Upaya pelestarian kebaya semakin diperkuat dengan pengakuan resmi dari berbagai pihak. Pemerintah Indonesia telah menetapkan tanggal 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023. Ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran dan kebanggaan akan kebaya di tingkat nasional.
Selain itu, kebaya juga telah resmi ditambahkan ke dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Keputusan ini diambil oleh Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda (WBTB) UNESCO pada sesi ke-19, 4 Desember 2024, di Asunción, Paraguay. Pengakuan internasional ini menempatkan kebaya sejajar dengan warisan budaya dunia lainnya.
Status ganda ini, baik sebagai warisan nasional maupun internasional, memberikan momentum besar bagi gerakan cinta kebaya. Ini bukan hanya tentang busana, melainkan juga tentang identitas, sejarah, dan kebanggaan bangsa yang harus terus dijaga dan dilestarikan oleh seluruh elemen masyarakat.