Waspada! Teknologi Batasi Interaksi Sosial Anak, Ini Langkah Pencegahannya
Psikolog Adityana Kasandravati Putranto berikan tips efektif bagi orang tua untuk mencegah ketergantungan teknologi pada anak dan menjaga interaksi sosial mereka.

Jakarta, 3 Mei 2024 (ANTARA) - Di era digital yang serba cepat ini, perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), membawa dampak signifikan terhadap kehidupan anak-anak. Psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia, Adityana Kasandravati Putranto, menyoroti risiko ketergantungan teknologi yang dapat menghambat interaksi sosial anak, baik dengan keluarga maupun teman sebaya. Oleh karena itu, peran orang tua menjadi sangat krusial dalam membimbing anak agar bijak menggunakan teknologi.
Adityana menekankan pentingnya intervensi dini untuk mencegah dampak negatif teknologi terhadap perkembangan sosial anak. Menurutnya, "Untuk mencegah AI membatasi interaksi anak, baik dengan orang tua maupun teman-temannya, orang tua dapat mengambil beberapa langkah strategis." Langkah-langkah ini tidak hanya sekadar membatasi penggunaan gadget, tetapi juga membangun kebiasaan positif dalam keluarga yang mendukung interaksi sosial yang sehat.
Berbagai strategi praktis pun ditawarkan Adityana untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah dengan membangun rutinitas keluarga yang berkualitas, seperti makan malam bersama tanpa gangguan gadget, bermain bersama, atau sekadar bercerita tentang aktivitas sehari-hari. Hal ini menciptakan ikatan emosional yang kuat dan memperkuat komunikasi dalam keluarga.
Membangun Interaksi Sosial Sehat di Era Digital
Salah satu kunci utama dalam mencegah ketergantungan teknologi adalah dengan mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas yang tidak melibatkan teknologi. "Orang tua juga bisa mengajak anak melakukan aktivitas yang tidak melibatkan teknologi, seperti berolahraga, berkebun, atau melakukan kerajinan tangan," saran Adityana. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental anak, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, orang tua perlu secara aktif memfasilitasi interaksi sosial anak. Ini bisa dilakukan dengan membuat jadwal untuk bermain bersama keluarga atau mengunjungi teman dan kerabat. Mendaftarkan anak dalam kegiatan ekstrakurikuler, seperti olahraga, seni, atau klub, juga merupakan langkah yang efektif untuk membantu anak berinteraksi dengan teman sebaya dan mengembangkan keterampilan sosial mereka.
Adityana juga menyarankan untuk menetapkan aturan yang jelas terkait penggunaan gawai. "Buat aturan yang jelas tentang kapan dan berapa lama anak boleh menggunakan perangkat yang didukung AI. Misalnya, tidak menggunakan perangkat saat makan atau sebelum tidur," ucapnya. Dengan adanya batasan yang jelas, anak akan lebih mudah mengatur waktu dan mengurangi potensi ketergantungan.
Komunikasi Efektif dan Peran Orang Tua sebagai Teladan
Tidak hanya membatasi penggunaan teknologi, orang tua juga perlu melatih anak untuk berkomunikasi secara efektif. "Anak perlu dilatih berkomunikasi secara baik dan aktif, termasuk melatih mereka untuk mengekspresikan perasaan dan pendapat. Permainan peran bisa menjadi metode yang efektif untuk membantu anak belajar berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial," jelas Adityana.
Lebih lanjut, orang tua perlu menjadi teladan dalam penggunaan teknologi. Dengan membatasi penggunaan gawai sendiri dan lebih banyak berinteraksi langsung dengan orang lain, orang tua dapat memberikan contoh yang baik bagi anak-anak mereka. "Ajak anak berdiskusi tentang pentingnya interaksi sosial dan dampak negatif dari ketergantungan pada teknologi," tambahnya.
Adityana juga menyarankan pemanfaatan teknologi secara positif. "Teknologi bisa dimanfaatkan secara positif untuk melatih interaksi sosial ini misalnya permainan yang bisa dimainkan bersama teman atau aplikasi yang mendukung proyek kelompok. Jika anak tidak bisa bertemu langsung dengan, ajarkan mereka cara menggunakan video call untuk tetap terhubung dengan teman-temannya." Dengan demikian, teknologi dapat menjadi alat untuk memperkuat, bukan menggantikan, interaksi sosial.
Memahami AI dan Mencapai Keseimbangan
Terakhir, Adityana menekankan pentingnya pemahaman tentang AI dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. "Ajarkan anak tentang bagaimana AI bekerja dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Diskusikan pentingnya keseimbangan antara penggunaan teknologi dan interaksi sosial. Ajak anak untuk merefleksikan pengalaman mereka dengan teknologi dan bagaimana hal itu mempengaruhi hubungan mereka dengan orang lain," tutupnya.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, orang tua dapat membantu anak-anak mereka untuk memanfaatkan teknologi secara bijak dan membangun hubungan sosial yang sehat dan bermakna.