APPI Janji Bantu Mantan Pemain PSIS yang Gajinya Ditunggak
Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) berjanji membantu mantan pemain PSIS Semarang yang gajinya ditunggak beberapa bulan, menyusul laporan dari beberapa pemain asing melalui media sosial.

Jakarta, 2 Mei 2024 - Kabar mengejutkan datang dari klub sepak bola PSIS Semarang. Beberapa mantan pemain asingnya melaporkan penunggakan gaji selama beberapa bulan. Menanggapi hal ini, Presiden Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), Andritany Ardhiyasa, menyatakan komitmen APPI untuk membantu para pemain yang dirugikan.
Ketiga mantan pemain asing PSIS, Evandro Brandao, Roger Bonet, dan Vitinho, mengungkapkan pengalaman pahit mereka melalui media sosial. Evandro, misalnya, mengaku gajinya belum dibayarkan selama lebih dari empat bulan sebelum akhirnya memutuskan mengakhiri kontrak pada Maret 2024. Roger Bonet juga menyampaikan hal serupa, bahkan ia telah melaporkan kasus ini ke APPI melalui akun X (Twitter) resminya.
Vitinho, selain menyinggung penunggakan gaji selama tiga bulan, juga mengaku tidak mendapatkan dukungan yang memadai dari PSIS saat mengalami cedera parah pada Februari 2023. Kasus ini semakin menyoroti masalah pengelolaan keuangan di klub sepak bola Indonesia dan dampaknya terhadap kesejahteraan pemain.
Tanggapan APPI dan Janji Bantuan
Andritany Ardhiyasa menjelaskan bahwa APPI membutuhkan laporan resmi dari pemain untuk dapat bertindak. Ia mengakui keterlambatan respons terhadap laporan Roger Bonet dikarenakan bertepatan dengan libur Hari Buruh Nasional. Namun, ia memastikan bahwa APPI telah membalas pesan Roger dan akan memberikan update terbaru pada pagi harinya. "Kita akan update lagi besok pagi. Kita pasti bantu, buat apa ada APPI kalau kita gak bantu," tegas Andritany.
Lebih lanjut, Andritany juga menanggapi isu penunggakan gaji pelatih PSIS, Gilbert Agius. Namun, ia menyatakan bahwa pihak lain yang lebih berwenang untuk memberikan keterangan terkait hal tersebut. Pernyataan Andritany ini menunjukkan keseriusan APPI dalam menangani kasus ini dan komitmennya untuk melindungi hak-hak pemain profesional di Indonesia.
Meskipun APPI menyatakan kesiapannya membantu, kasus ini tetap menjadi sorotan tajam terhadap manajemen PSIS. Penunggakan gaji yang dialami para pemain asing ini jelas berdampak negatif, baik bagi pemain itu sendiri maupun bagi performa tim di lapangan.
Dampak Penunggakan Gaji terhadap PSIS
Situasi ini juga berdampak pada performa PSIS di lapangan. Klub berjuluk Mahesa Jenar ini tengah mengalami penurunan performa yang cukup signifikan. Mereka belum pernah menang dalam 11 pertandingan terakhir dan terdampar di zona degradasi, tepatnya di posisi 17 dengan 25 poin. Tiga pertandingan tersisa melawan PSS Sleman, Malut United, dan Barito Putera menjadi penentu nasib PSIS di musim ini, apakah mereka akan tetap bertahan di Liga 1 atau terdegradasi ke Liga 2.
Kegagalan PSIS dalam mengelola keuangan dengan baik berdampak serius, tidak hanya pada kesejahteraan para pemain, tetapi juga pada prestasi tim di kompetisi. Kasus ini menjadi pengingat penting bagi semua klub sepak bola di Indonesia untuk lebih memperhatikan kesejahteraan pemain dan pengelolaan keuangan yang transparan dan bertanggung jawab.
Ke depannya, diharapkan kasus serupa dapat dihindari dengan adanya pengawasan yang lebih ketat dan penegakan aturan yang tegas dari pihak terkait. Penting bagi semua pihak untuk bekerja sama demi menciptakan lingkungan sepak bola yang sehat dan berkelanjutan di Indonesia.
Semoga APPI dapat segera menyelesaikan masalah ini dan memberikan solusi terbaik bagi para mantan pemain PSIS yang dirugikan. Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi klub-klub sepak bola lainnya untuk selalu memprioritaskan kesejahteraan pemain dan menghindari penunggakan gaji.