PSSI Siap Berantas Tunggakan Gaji Pemain: Ancaman Pengurangan Poin Menanti Klub Bandel
PSSI menegaskan akan menjatuhkan sanksi tegas, termasuk pengurangan poin, bagi klub yang menunggak gaji pemain, sebagai upaya menciptakan industri sepak bola Indonesia yang lebih profesional.

Jakarta, 6 Mei 2024 - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyatakan perang terhadap praktik menunggak gaji pemain di sepak bola Indonesia. Federasi sepak bola nasional tersebut tidak akan menoleransi lagi perilaku klub-klub yang lalai dalam kewajibannya membayar gaji pemain dan siap menjatuhkan sanksi berupa pengurangan poin. Hal ini disampaikan langsung oleh Erick Thohir saat ditemui di FIFA Arena Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.
Ancaman sanksi ini bukan isapan jempol. Erick Thohir menekankan komitmen PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk menegakkan sistem club licensing yang lebih profesional dan melindungi hak-hak pemain. Keputusan ini diambil setelah PSSI dan LIB melakukan pertemuan dan mencapai kesepakatan bersama. "Kita mengecam klub-klub yang tidak membayar gaji. Kita sudah duduk bersama liga dan sepakat soal ini. Selain denda, tahun depan akan ada pengurangan poin," tegas Erick Thohir.
Langkah tegas ini dinilai sebagai investasi jangka panjang untuk membangun industri sepak bola Indonesia yang sehat dan berkelanjutan. PSSI berharap langkah ini akan memaksa klub-klub untuk lebih disiplin dalam mengelola keuangan dan menjalankan manajemen klub secara profesional. "LIB berdiri cukup independen, kita tidak bisa intervensi, tapi kita terus dorong agar regulasi ditegakkan. Jangan ada klub yang masih semena-mena terhadap pemain," tambahnya.
Sanksi Tegas untuk Klub yang Menunggak Gaji
Masalah tunggakan gaji pemain bukanlah hal baru dalam sepak bola Indonesia. Kasus ini kerap muncul, terutama menjelang akhir musim kompetisi. Dengan adanya ancaman sanksi pengurangan poin ini, PSSI berharap klub-klub akan lebih bertanggung jawab dalam mengelola keuangan dan memastikan kesejahteraan pemain terjaga. Sanksi ini diharapkan menjadi efek jera bagi klub-klub yang kerap mengabaikan kewajiban finansialnya.
Ancaman sanksi berupa pengurangan poin ini menjadi babak baru dalam upaya PSSI untuk memperbaiki tata kelola sepak bola Indonesia. Langkah ini sejalan dengan komitmen PSSI untuk menciptakan lingkungan yang lebih adil dan profesional bagi para pemain. Dengan adanya sanksi yang lebih berat, diharapkan klub-klub akan lebih memperhatikan aspek finansial dalam pengelolaan tim.
Selain sanksi pengurangan poin, PSSI juga akan tetap memberlakukan denda bagi klub-klub yang terbukti menunggak gaji pemain. Kombinasi sanksi denda dan pengurangan poin ini diharapkan dapat memberikan efek jera yang lebih signifikan dan mendorong klub untuk lebih bertanggung jawab.
Kasus PSIS Semarang dan Peran APPI
Kasus tunggakan gaji yang dialami tiga pemain PSIS Semarang, Evandro Brandao, Roger Bonet, dan Vitinho, yang diungkap melalui akun Instagram mereka, menjadi salah satu contoh nyata permasalahan ini. Ketiga pemain tersebut mengungkapkan keluhan mereka terkait tunggakan gaji yang belum dibayarkan oleh klub. Kasus ini langsung mendapat perhatian dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).
Ketua APPI, Andritany Ardhiyasa, menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan maksimal kepada para pemain yang mengalami masalah tunggakan gaji. Pernyataan dukungan dari APPI ini menunjukkan adanya sinergi antara federasi, operator liga, dan asosiasi pemain dalam upaya melindungi hak-hak pemain.
APPI berperan penting dalam memberikan pendampingan dan advokasi kepada para pemain yang mengalami masalah serupa. Dengan adanya dukungan dari APPI, diharapkan para pemain dapat memperoleh hak-haknya secara adil dan permasalahan tunggakan gaji dapat segera diselesaikan.
Langkah-langkah yang diambil oleh PSSI, LIB, dan APPI menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan ekosistem sepak bola Indonesia yang lebih sehat dan berkelanjutan. Perlindungan terhadap hak-hak pemain menjadi prioritas utama dalam upaya memajukan industri sepak bola nasional.
Dengan adanya sanksi tegas dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan permasalahan tunggakan gaji pemain di sepak bola Indonesia dapat diminimalisir dan akhirnya dihapuskan. Hal ini akan menciptakan iklim kompetisi yang lebih sehat dan profesional, sehingga sepak bola Indonesia dapat terus berkembang.