Fakta Unik: 38 Tahun Tanpa Gelar di GBK, Gerald Vanenburg Tegaskan Bukan Pelatih untuk SEA Games
Pelatih Timnas U-23 Gerald Vanenburg secara mengejutkan menyatakan dirinya bukan penanggung jawab untuk Gerald Vanenburg SEA Games 2025. Mengapa demikian?

Pelatih Tim Nasional Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, membuat pernyataan penting terkait masa depannya dan tanggung jawab kepelatihannya. Ia secara tegas menyatakan bahwa perannya tidak akan mencakup penanganan tim untuk ajang SEA Games 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada Desember mendatang. Pernyataan ini disampaikan usai pertandingan final ASEAN U-23 Championship 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Keputusan ini menimbulkan pertanyaan mengenai arah kebijakan timnas dan pembagian tugas di antara staf kepelatihan. Vanenburg menjelaskan bahwa ia telah menerima informasi tersebut dan tidak mempermasalahkannya, meskipun ia akan tetap bertanggung jawab untuk turnamen kualifikasi Piala Asia U-23 berikutnya.
Klarifikasi ini muncul setelah Timnas Indonesia U-23 menelan kekalahan tipis 0-1 dari Vietnam dalam laga final tersebut. Hasil ini sekaligus memperpanjang catatan kurang memuaskan timnas di Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang telah berlangsung selama 38 tahun tanpa raihan gelar juara.
Klarifikasi Peran Gerald Vanenburg
Gerald Vanenburg menegaskan bahwa perannya sebagai pelatih timnas U-23 tidak akan meluas ke ajang SEA Games 2025. Menurutnya, keputusan ini sudah diambil oleh pihak berwenang dan ia menerimanya dengan lapang dada. Fokus utamanya saat ini adalah mempersiapkan tim untuk turnamen kualifikasi Piala Asia U-23 yang akan datang.
“Untuk SEA Games, saya diberitahu bahwa itu bukan turnamen yang akan saya tangani langsung, tapi saya akan menangani turnamen (kualifikasi Piala Asia U-23) berikutnya. Saya akan mencoba memenanginya. SEA Games bukan tugas saya, itu keputusan yang sudah diambil dan saya tidak masalah dengan itu,” ujar Vanenburg dalam konferensi pers.
Pernyataan ini mengindikasikan adanya pembagian tugas yang jelas di tubuh timnas, di mana Vanenburg akan mengemban tanggung jawab untuk kompetisi yang berbeda. Meskipun demikian, ia tetap berkomitmen penuh untuk membawa tim meraih hasil terbaik di turnamen yang menjadi tanggung jawabnya.
Evaluasi Performa Timnas U-23 di ASEAN Championship
Perjalanan Timnas U-23 di ASEAN U-23 Championship 2025 menunjukkan performa yang fluktuatif. Setelah memulai turnamen dengan kemenangan telak 8-0 atas Brunei Darussalam, timnas hanya mampu meraih kemenangan tipis 1-0 atas Filipina dan bermain imbang 0-0 melawan Malaysia di fase grup. Hasil ini menunjukkan adanya kendala dalam produktivitas gol.
Di babak semifinal, Garuda Muda berhasil melaju setelah mengalahkan Thailand melalui adu penalti dengan skor 7-6, setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal dan perpanjangan waktu. Namun, di final, mereka harus mengakui keunggulan Vietnam dengan skor 0-1, yang menyoroti masalah ketajaman tim.
Vanenburg sendiri tidak menampik bahwa tim asuhannya masih kurang tajam di lini depan. Ia mengakui bahwa meskipun permainan dan rencana tim sudah cukup baik, kemampuan mencetak gol masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. “Kalau bicara apa yang perlu kami tingkatkan, kami tidak mencetak banyak gol. Jadi kami harus memikirkan bagaimana cara mencetak lebih banyak gol,” kata Vanenburg.
Fokus Peningkatan dan Tanggung Jawab Bersama
Meskipun timnas U-23 menunjukkan kekurangan dalam mencetak gol, Gerald Vanenburg menekankan bahwa hal tersebut bukan kesalahan individu pemain. Ia memilih untuk tidak menyalahkan pemainnya di depan publik, melainkan akan menyampaikan evaluasi secara langsung kepada mereka.
“Kalau saya mau menyampaikan sesuatu, saya akan menyampaikannya langsung kepada pemain, bukan menyalahkan mereka di depan publik. Kami menang bersama dan kalah bersama, itulah sepak bola,” pungkasnya. Filosofi ini menunjukkan pendekatan kepelatihan yang mengedepankan kebersamaan dan tanggung jawab kolektif.
Vanenburg juga menyoroti singkatnya masa pramusim tim yang hanya tiga pekan sebelum berkompetisi. Meski demikian, ia menilai hasil yang dicapai sudah cukup baik. Fokus utama tim saat ini adalah mencari cara untuk meningkatkan produktivitas gol, yang menjadi kunci dalam sepak bola modern.