Fakta Unik di Balik Kekalahan Tipis: Gerald Vanenburg Bangga Perjuangan Timnas U-23 di Final ASEAN
Meskipun kalah tipis 0-1 dari Vietnam di final ASEAN U-23 Championship 2025, pelatih Gerald Vanenburg tetap bangga dengan perjuangan Timnas U-23. Apa alasannya?

Timnas Indonesia U-23 harus mengakui keunggulan Vietnam dalam laga final ASEAN U-23 Championship 2025. Pertandingan sengit ini berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada hari Selasa. Kekalahan tipis 0-1 ini memperpanjang rekor tim nasional Indonesia belum pernah memenangi gelar utama di stadion kebanggaan tersebut.
Gol semata wayang dari Chong Puong Nguyen pada menit ke-36 menjadi penentu kemenangan bagi tim lawan. Meskipun demikian, pelatih kepala Gerald Vanenburg menyatakan rasa bangganya. Ia mengapresiasi perjuangan maksimal yang telah ditunjukkan oleh anak asuhnya sepanjang pertandingan.
Vanenburg menegaskan bahwa para pemain telah memberikan segalanya di lapangan. Ia melihat banyak hal positif dari performa tim. Fokus kini beralih pada persiapan untuk turnamen berikutnya, dengan harapan dapat mencapai hasil yang lebih baik.
Apresiasi Pelatih Gerald Vanenburg atas Perjuangan Timnas U-23
Usai pertandingan, Gerald Vanenburg menyampaikan pandangannya mengenai jalannya laga final. Menurutnya, ini adalah pertandingan yang sangat sulit dengan peluang yang dimiliki kedua tim. Kekalahan yang diderita Timnas U-23 terjadi melalui situasi bola mati, sebuah detail yang seringkali krusial dalam sepak bola.
Pelatih asal Belanda itu secara terang-terangan memuji penampilan anak asuhnya. “Terus terang, menurut saya para pemain sudah bermain baik. Mereka sudah memberikan segalanya. Kami bisa bangga kepada tim ini,” kata Vanenburg dalam jumpa pers. Ia mengakui bahwa kekalahan memang berat, namun hal itu merupakan bagian dari dinamika olahraga.
Vanenburg menekankan pentingnya untuk segera bangkit dari kekalahan ini. “Kami kalah dalam pertandingan ini. Kadang menang, kadang kalah. Itu berat. Kami harus mempersiapkan diri untuk turnamen berikutnya,” ujarnya. Fokus tim kini adalah evaluasi dan peningkatan performa untuk tantangan mendatang.
Strategi Baru dan Adaptasi Pemain Timnas U-23
Pada pertandingan final ini, Timnas Indonesia U-23 mengejutkan banyak pihak dengan menggunakan skema 3-4-3. Formasi ini belum pernah dipakai sebelumnya oleh tim di bawah asuhan Gerald Vanenburg. Vanenburg mengakui bahwa perubahan taktik ini memang disengaja sebagai bagian dari strategi.
Ia berharap para pemain dapat cepat beradaptasi dengan sistem baru tersebut. “Menurut saya, yang paling penting adalah ketika kami bermain, para pemain harus mengerti apa yang kami lakukan,” ucap Vanenburg. Ia merasa tim sudah cukup baik dalam menjalankan instruksi yang diberikan.
Langkah berikutnya bagi Timnas U-23 adalah terus berkembang dan mampu bermain di level yang lebih tinggi. Vanenburg menegaskan bahwa sistem permainan selalu ada, tetapi yang paling penting adalah kemampuan pemain untuk menjalankan apa yang diinginkan pelatih. Ini menunjukkan fleksibilitas taktik yang ingin ditanamkan oleh Gerald Vanenburg.
Insiden Kartu Merah dan Fokus ke Depan
Menjelang fase akhir laga, insiden tak terduga terjadi ketika asisten pelatih Gerald Vanenburg, Damian Daniel van Rensburg, diusir keluar lapangan. Wasit asal Jepang, Takasaki Koji, memberikan kartu merah setelah Damian menyingkirkan botol-botol minuman di depan bangku pemain cadangan tim Vietnam. Tindakan ini berpotensi mengganggu lemparan ke dalam Robi Darwis.
Vanenburg mengakui bahwa kartu merah tersebut bukanlah hal yang positif bagi tim. “Tentu saja, kartu merah itu tidak bagus,” tuturnya. Namun, ia juga memahami bahwa pertandingan final seringkali memicu emosi tinggi. “Ini pertandingan yang emosional dan kadang orang bisa hilang kendali,” tambahnya.
Meskipun demikian, Vanenburg melihat insiden tersebut sebagai bagian dari sepak bola. “Pada akhirnya, kita semua harus tetap satu tim, dan kadang kamu dapat kartu merah, itu juga bagian dari sepak bola,” jelasnya. Fokus utama Timnas Indonesia U-23 kini adalah persiapan untuk kualifikasi Piala Asia U-23 2026, yang akan berlangsung di Arab Saudi pada 3-9 September, di mana Gerald Vanenburg masih akan memimpin tim.