Fakta Unik Nermin Haljeta: Striker PSIM Ini Jadi 'Orang Pertama' di Lini Pertahanan, Bukan Penyerangan!
Nermin Haljeta, striker PSIM Yogyakarta, dipuji pelatih Jean-Paul van Gastel bukan karena gol, melainkan perannya sebagai 'orang pertama' di lini pertahanan. Mengapa?

PSIM Yogyakarta berhasil mengukir kemenangan penting dalam laga perdana BRI Super League 2025/2026. Tim berjuluk Laskar Mataram ini sukses menundukkan tuan rumah Persebaya Surabaya dengan skor tipis 1-0. Pertandingan sengit tersebut berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo pada Jumat (8/8) lalu, menjadi awal yang menjanjikan bagi PSIM di musim baru.
Meskipun kemenangan diraih berkat sundulan Ezequiel Vidal di menit-menit akhir, sorotan utama justru tertuju pada performa striker asing PSIM, Nermin Haljeta. Pemain asal Slovenia ini tidak mencetak gol dalam pertandingan tersebut. Namun, pelatih PSIM, Jean-Paul van Gastel, secara khusus memberikan pujian tinggi atas kontribusi sang pemain.
Van Gastel mengungkapkan kepuasannya terhadap etos kerja Nermin Haljeta yang luar biasa. Sang pelatih menyebut Haljeta sebagai "orang pertama" di lini pertahanan timnya. Peran unik ini menunjukkan bagaimana seorang striker dapat memberikan dampak signifikan tidak hanya melalui gol, tetapi juga melalui kerja keras dalam aspek defensif.
Peran Unik Nermin Haljeta di Lini Pertahanan PSIM
Pelatih Jean-Paul van Gastel secara tegas memuji Nermin Haljeta atas energi yang ditunjukkannya dalam bertahan. Meskipun di babak pertama Haljeta sedikit kurang beruntung dalam penguasaan bola, performanya meningkat pesat di babak kedua. Van Gastel menekankan pentingnya bertahan dengan 11 pemain di lapangan, dan Nermin Haljeta menjadi contoh sempurna dari filosofi tersebut.
“Saya sangat puas dengan penampilan Nermin. Dia bertahan dengan penuh energi. Namun yang terpenting, yang kami butuhkan adalah bertahan dengan 11 pemain. Dan saya pikir Nermin adalah pemain pertama di lini pertahanan kami,” ujar Van Gastel dalam jumpa pers setelah pertandingan. Pernyataan ini menyoroti bagaimana Haljeta mengubah persepsi umum tentang peran seorang striker.
Van Gastel bahkan membuat perbandingan menarik dengan posisi kiper. Jika Nermin Haljeta adalah orang pertama di lini pertahanan, maka Cahya Supriadi sebagai kiper adalah penyerang paling pertama dalam tim. Konsep ini menunjukkan pendekatan taktis yang holistik dari pelatih asal Belanda tersebut, di mana setiap pemain memiliki peran ganda yang krusial bagi keseimbangan tim.
Alasan PSIM Pilih Haljeta: Postur dan Pengalaman
Nermin Haljeta merupakan pemain asing yang didatangkan PSIM Yogyakarta dari PSM Makassar. Pada musim sebelumnya, striker berusia 28 tahun ini menunjukkan ketajamannya dengan mengemas 16 gol dan dua assists di semua kompetisi bersama PSM, termasuk 12 gol di Liga 1. Rekam jejak golnya memang impresif, namun bukan itu satu-satunya alasan PSIM merekrutnya.
Van Gastel mengungkapkan bahwa pemilihan Nermin Haljeta dibandingkan Rafinha, top skor Laskar Mataram musim lalu dengan 20 gol di Liga 2, didasarkan pada beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah postur tubuh Haljeta yang menjulang tinggi, mencapai 1,95 meter. Ketinggian ini memberikan keuntungan signifikan dalam duel udara, baik saat menyerang maupun bertahan.
“Jadi bagi saya, itulah alasan dia bermain, dan yang kedua, kami punya banyak pemain bertubuh kecil. Jadi kami juga butuh sundulan saat bertahan di situasi bola mati, dan saya sangat mengapresiasi penampilan Nermin,” tambah Van Gastel. Postur Nermin Haljeta menjadi aset berharga, terutama untuk mengantisipasi bola-bola mati lawan dan memberikan opsi serangan udara.
Optimisme PSIM Setelah Kemenangan Perdana
Kemenangan PSIM atas Persebaya Surabaya dengan skor 1-0 lahir berkat sundulan Ezequiel Vidal di menit-menit akhir pertandingan. Tiga poin penuh ini membawa PSIM Yogyakarta untuk sementara menduduki posisi kedua dalam klasemen sementara BRI Super League 2025/2026. Hasil positif ini tentu menjadi modal berharga untuk mengarungi kompetisi yang panjang.
Pada laga kedua, PSIM akan kembali bermain di kandang sendiri, menjamu Arema FC. Pertandingan ini dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (16/8) pukul 15.30 WIB. Setelah meraih kemenangan di laga perdana, Jean-Paul van Gastel menunjukkan kepercayaan diri yang tinggi. Ia optimis dapat membawa timnya bersaing di papan atas klasemen.
“Seperti yang sudah saya bilang, ini juga musim pertama saya di Liga 1. Saya tidak menyangka atmosfer sehebat ini. Tapi kami bermain bagus. Saya harap kami bisa masuk lima besar. Saya harap begitu, dan kami yakin,” kata mantan asisten Giovanni van Bronckhorst tersebut. Target masuk lima besar menunjukkan ambisi PSIM untuk menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan di liga.