PSSI Didenda FIFA Rp400 Juta Akibat Ulah Suporter, 15 Persen Kursi GBK Dikurangi!
FIFA menjatuhkan sanksi denda Rp400 juta dan pengurangan jumlah penonton kepada PSSI akibat perilaku diskriminatif suporter Indonesia saat melawan Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Jakarta, 11 Mei 2024 - Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menjatuhkan sanksi kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menyusul insiden perilaku diskriminatif yang dilakukan oleh sebagian suporter Indonesia pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia melawan Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Maret lalu. Sanksi tersebut berupa denda dan pengurangan jumlah penonton pada pertandingan kandang selanjutnya.
Menurut EXCO PSSI, Arya Sinulingga, FIFA mencatat adanya tindakan xenophobia yang dilakukan oleh sekitar 200 suporter Indonesia di sektor 19 stadion pada menit ke-80 pertandingan. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang dianggap diskriminatif terhadap tim tamu. FIFA memiliki sistem monitoring anti-diskriminasi yang mencatat insiden ini, dan laporan tersebut menjadi dasar sanksi yang dijatuhkan.
Sanksi ini bukan hanya pukulan telak bagi PSSI, tetapi juga menjadi sorotan tajam terhadap perilaku suporter Indonesia di kancah internasional. Perilaku yang tidak sportif ini berdampak luas, tidak hanya pada reputasi sepak bola Indonesia, tetapi juga pada kesempatan timnas untuk bermain di hadapan pendukungnya sendiri.
Sanksi FIFA: Denda dan Pengurangan Penonton
PSSI harus membayar denda sebesar Rp400 juta kepada FIFA. Selain denda, FIFA juga memerintahkan pengurangan jumlah penonton sebesar 15 persen pada pertandingan kandang PSSI berikutnya. Pengurangan ini akan diterapkan di tribun belakang gawang bagian utara dan selatan GBK.
Namun, FIFA memberikan alternatif solusi. PSSI diperbolehkan mengisi 15 persen kursi yang dikurangi tersebut dengan kelompok suporter tertentu yang berkomitmen pada anti-diskriminasi, seperti komunitas anti-diskriminasi, keluarga, pelajar, atau perempuan. Kelompok yang dipilih juga diharuskan memasang spanduk anti-diskriminasi di area tribun tersebut.
"FIFA juga berikan ruang alternatif boleh saja 15 persen itu diberikan tapi kepada komunitas anti-diskriminasi atau komunitas khusus seperti keluarga, mungkin pelajar atau perempuan. Dan mereka harus pasang spanduk anti-diskriminasi," jelas Arya Sinulingga.
Langkah Komprehensif Anti-Diskriminasi
FIFA juga meminta PSSI untuk menyusun rencana komprehensif dalam memerangi tindakan diskriminasi di sepak bola Indonesia. Ini menunjukkan betapa seriusnya FIFA memandang masalah ini dan betapa pentingnya menciptakan lingkungan sepak bola yang inklusif dan bebas dari diskriminasi.
Arya Sinulingga menekankan bahwa sanksi ini merupakan pembelajaran berharga bagi PSSI dan seluruh stakeholder sepak bola Indonesia. Ia menyerukan perlunya peningkatan literasi dan pendidikan kepada suporter untuk mencegah terulangnya tindakan diskriminatif seperti ujaran kebencian, rasisme, dan xenophobia.
"Sanksi ini adalah hal yang berat yang kita terima karena FIFA itu miliki prinsip kesetaraan, kemanusiaan, saling menghargai, dan menghormati," tegas Arya.
Dampak Sanksi pada Pertandingan Timnas Indonesia vs China
Sanksi FIFA ini akan langsung diterapkan pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Timnas Indonesia melawan Timnas China di Stadion GBK, Jakarta, pada 5 Juni 2024 pukul 20.45 WIB. Pertandingan ini menjadi ujian bagi PSSI untuk menerapkan sanksi dan sekaligus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan sepak bola yang lebih baik dan bebas dari diskriminasi.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak terkait untuk bersama-sama menciptakan budaya suporter yang lebih baik dan menghormati nilai-nilai sportivitas serta kesetaraan. Semoga sanksi ini menjadi momentum untuk perubahan positif dalam dunia sepak bola Indonesia.