Setelah 18 Tahun Absen, PSIM Yogyakarta Ukir Kemenangan Perdana di BRI Super League: Sinyal Kebangkitan Laskar Mataram?
PSIM Yogyakarta, tim berjuluk Laskar Mataram, berhasil meraih kemenangan perdana di BRI Super League setelah 18 tahun absen, memicu pertanyaan tentang potensi kebangkitan mereka musim ini.

PSIM Yogyakarta memulai kompetisi BRI Super League 2025/2026 dengan catatan gemilang. Tim berjuluk Laskar Mataram ini berhasil mengukir kemenangan perdana. Mereka menundukkan tuan rumah Persebaya Surabaya dengan skor tipis 1-0. Laga sengit tersebut berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pada Jumat malam.
Kemenangan ini bukan sekadar tiga poin biasa bagi PSIM Yogyakarta. Hasil positif tersebut menjadi sinyal kuat kebangkitan klub. Mereka telah absen selama 18 tahun dari kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Momen ini disambut antusias oleh para pendukung setia Laskar Mataram.
Pelatih PSIM Yogyakarta, Jacobus Johannes Martinus Paulus Van Gastel, mengungkapkan kebanggaannya. Ia menilai kemenangan ini adalah standar keunggulan yang akan terus mereka pertahankan. Gol tunggal di akhir pertandingan menjadi penentu. Ini membuktikan soliditas tim dalam menghadapi tekanan.
Strategi Jitu Van Gastel: Ambisi Lima Besar PSIM
Van Gastel, pelatih asal Belanda, menyatakan timnya tampil sangat solid sepanjang pertandingan. Meskipun laga berjalan ketat di kedua sisi, para pemain menunjukkan determinasi tinggi. Ia sangat berterima kasih atas gol penentu yang memastikan kemenangan di pekan perdana ini. Debutnya di Indonesia juga memberikan energi tambahan bagi skuad.
Atmosfer pertandingan di Surabaya mengingatkannya pada pengalaman di Belanda. Antusiasme para penggemar di Indonesia sangat luar biasa. Hal tersebut memicu semangat juang timnya di lapangan. Van Gastel juga menekankan pentingnya peningkatan standar permainan setelah promosi dari Liga 2.
Intensitas di Liga Utama jauh lebih tinggi dibandingkan kasta sebelumnya. Seluruh pemain harus mampu menyesuaikan diri dengan ritme permainan yang lebih cepat. Van Gastel menegaskan, jika tim bermain di bawah standar, kekalahan akan menjadi konsekuensi yang tidak nyaman. Ini menjadi peringatan keras bagi para pemainnya.
Kemenangan di Surabaya menjadi pernyataan tegas bagi tim-tim lain di BRI Super League. PSIM Yogyakarta bukan sekadar tim promosi yang hanya datang untuk bertahan. Pelatih berusia 49 tahun ini bahkan berharap timnya bisa bersaing di papan atas. Ia menargetkan PSIM mampu masuk lima besar di akhir kompetisi 2025/2026.
Kunci Kemenangan Laskar Mataram: Solidaritas Tim dan Adaptasi Liga
Pemain PSIM Yogyakarta, Yusaku Yamadera, mengakui laga pembuka musim ini tidak mudah. Persiapan pramusim yang singkat menjadi tantangan besar bagi tim. Namun, kerja sama tim yang solid menjadi kunci utama keberhasilan mereka. Komunikasi yang baik antar pemain juga berperan penting dalam meraih kemenangan.
Yamadera menjelaskan bahwa seluruh anggota tim bekerja keras. Mereka saling mendukung di lapangan. Ini menciptakan sinergi yang kuat dalam menghadapi tekanan lawan. Faktor ini sangat krusial mengingat ketatnya persaingan di BRI Super League.
Adaptasi cepat terhadap intensitas liga menjadi fokus utama. Meskipun baru promosi, PSIM menunjukkan mentalitas tangguh. Mereka tidak gentar menghadapi tim-tim besar. Kemenangan ini membuktikan bahwa Laskar Mataram siap bersaing di level tertinggi.
Hasil positif ini diharapkan menjadi momentum bagi PSIM Yogyakarta. Mereka ingin terus menunjukkan performa terbaik di setiap pertandingan. Dukungan penuh dari suporter juga akan menjadi motivasi tambahan. PSIM bertekad untuk memberikan kejutan di musim ini.