Bendera Palestina Hilang dari Profil UFC, Juara Kelas Welter Belal Muhammad Protes Keras
Juara UFC kelas welter, Belal Muhammad, geram karena bendera Palestina raib dari profilnya di situs resmi UFC dan meminta CEO UFC, Dana White, untuk mengembalikannya.

Apa, Siapa, Di Mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Juara kelas welter Ultimate Fighting Championship (UFC), Belal Muhammad, memprotes hilangnya bendera Palestina dari profilnya di situs resmi UFC. Kejadian ini terungkap pada Sabtu lalu, setelah petarung keturunan Palestina itu menerima banyak pertanyaan dari penggemarnya. Ia mendapati bendera negara lain terpampang di profil petarung lain, sementara profilnya sendiri tidak menampilkan bendera Palestina. Belal mempertanyakan hal ini karena ia selalu lantang menyuarakan dukungannya terhadap Palestina dan telah membawa bendera tersebut ke dalam octagon dalam beberapa pertandingan sebelumnya. Ia merasa hal ini sebagai bentuk ketidakadilan dan menginginkan agar bendera Palestina kembali ditampilkan sebagai bentuk representasi dirinya dan dukungannya terhadap negaranya.
Protes ini disampaikan Belal melalui unggahan video di media sosialnya. Dalam video tersebut, ia juga meminta CEO UFC, Dana White, untuk segera menyelesaikan masalah ini. Ia mengingatkan komitmen Dana White terhadap kebebasan berekspresi dan dukungan terhadap siapa pun yang ingin mereka dukung, yang sebelumnya telah diutarakan oleh Dana White sendiri.
Kehilangan bendera Palestina dari profil resminya di UFC bukan hanya masalah teknis bagi Belal, tetapi juga simbolis. Baginya, bendera tersebut mewakili jutaan orang Palestina yang ia wakili. Dengan menampilkan bendera tersebut, ia berharap dapat memberikan inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat Palestina.
Bendera Palestina: Simbol Kebanggaan dan Dukungan
Belal Muhammad, yang lahir di Amerika Serikat dari orang tua Palestina, telah konsisten menunjukkan dukungannya terhadap Palestina sepanjang kariernya di UFC. Ia telah berkali-kali membawa bendera Palestina ke dalam octagon, sebagai bentuk representasi dan solidaritasnya terhadap negaranya. Kehilangan bendera tersebut dari profil resminya dianggap sebagai penghinaan dan pengabaian terhadap perjuangan dan identitasnya.
Lebih dari sekadar simbol nasional, bendera Palestina bagi Belal merupakan representasi dari perjuangan rakyat Palestina. Ia berharap dengan menampilkan bendera tersebut di profilnya, ia dapat memberikan semangat dan harapan bagi anak-anak Palestina untuk terus bermimpi dan berjuang.
Belal juga menekankan pentingnya representasi visual ini, terutama bagi anak-anak Palestina yang mungkin merasa terinspirasi oleh keberhasilannya sebagai juara UFC. Melihat bendera Palestina di samping namanya akan menjadi sumber kebanggaan dan pengingat bahwa ada seseorang yang mewakili mereka di panggung dunia.
Perjuangan di Octagon dan di Luar Octagon
Kemenangan Belal Muhammad atas Leon Edwards pada Juli 2024 telah dirayakan secara luas oleh masyarakat Palestina. Video dan foto perayaan kemenangannya membanjiri media sosial, memperlihatkan betapa besar arti representasi yang ia berikan kepada negaranya. Hal ini semakin memperkuat tekad Belal untuk terus mewakili Palestina di setiap kesempatan, termasuk di ajang UFC.
Belal berencana untuk membawa bendera Palestina dan sabuk juaranya ke dalam octagon pada pertandingan berikutnya di UFC 315 pada Mei 2025 melawan Jack Della Maddalena. Baginya, ini lebih dari sekadar pertarungan; ini adalah kesempatan untuk terus menginspirasi dan memberikan kebanggaan bagi rakyat Palestina.
Ia berharap tindakan UFC untuk mengembalikan bendera Palestina ke profilnya bukan hanya sekadar tindakan administratif, tetapi juga sebuah pernyataan dukungan terhadap representasi dan kebebasan berekspresi.
Dengan mempertahankan gelar juara sambil membawa bendera Palestina, Belal ingin memberikan sesuatu yang dapat dibanggakan oleh orang-orang Palestina. Ia ingin menjadi simbol harapan dan inspirasi bagi generasi mendatang.
Kejadian ini menyoroti pentingnya representasi dan dukungan terhadap berbagai komunitas di dunia olahraga. Semoga protes Belal Muhammad dapat mendorong UFC untuk lebih sensitif dan responsif terhadap isu-isu budaya dan politik yang relevan.
Sebagai penutup, kasus ini menunjukkan bagaimana olahraga dapat menjadi platform untuk menyampaikan pesan politik dan sosial. Belal Muhammad tidak hanya berjuang di dalam octagon, tetapi juga memperjuangkan identitas dan hak-hak rakyat Palestina di luarnya.