Komunikasi Buruk Jadi Biang Kekalahan Rajawali Medan atas Pelita Jaya
Rajawali Medan takluk dari Pelita Jaya dengan skor telak 92-59 di IBL 2025 karena kurangnya komunikasi dan mentalitas pemain di lapangan.

Kekalahan telak Rajawali Medan atas Pelita Jaya Jakarta dengan skor 92-59 pada pertandingan Indonesian Basketball League (IBL) 2025, Minggu (17/5), di GOR Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, menyimpan sejumlah catatan penting. Asisten pelatih Rajawali Medan, Maddis Abieza, mengungkapkan bahwa kurangnya komunikasi antar pemain menjadi faktor utama penyebab kekalahan tersebut. Pertandingan ini berlangsung di Jakarta dan menandai berakhirnya rangkaian kemenangan Rajawali Medan.
Kurangnya komunikasi ini terlihat jelas baik dalam strategi bertahan maupun menyerang. Para pemain, termasuk Darryl Winata, tampak kesulitan untuk menjalin kerjasama yang efektif di lapangan. Hal ini membuat pola permainan Rajawali Medan mudah diantisipasi dan dieksploitasi oleh Pelita Jaya.
Selain masalah komunikasi, mentalitas bertanding pemain Rajawali Medan juga dipertanyakan. Maddis Abieza menuturkan bahwa para pemainnya terlihat ragu untuk melakukan penetrasi ke area pertahanan lawan (paint area), lebih memilih untuk melakukan tembakan dari luar (outside). Kekurangan ini dimanfaatkan Pelita Jaya untuk menguasai pertandingan.
Komunikasi yang Buruk di Lapangan
Menurut Maddis Abieza, "Kami bermasalah di komunikasi bertahan, hari ini jujur semua pemain seperti tidak ada komunikasi dalam bertahan atau transisi." Pernyataan ini menegaskan betapa krusialnya peran komunikasi dalam permainan bola basket yang bersifat tim. Ketidakmampuan untuk berkomunikasi secara efektif di lapangan berdampak langsung pada koordinasi dan strategi tim secara keseluruhan.
Kurangnya komunikasi ini bukan hanya terlihat dalam strategi bertahan. Saat menyerang pun, para pemain Rajawali Medan kesulitan untuk menjalankan skema serangan yang terstruktur. Akibatnya, Pelita Jaya dengan mudah membaca pergerakan dan menggagalkan upaya mencetak poin.
Eric Hancik, forward asing Rajawali Medan, mengakui bahwa permainan timnya bagus di kuarter pertama dan kedua. Namun, setelah jeda (halftime), koordinasi dan pergerakan tim menjadi tidak padu, sehingga mudah dieksploitasi oleh lawan. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik tidak hanya penting di awal pertandingan, tetapi juga harus dipertahankan sepanjang pertandingan.
Mentalitas Bertanding yang Lemah
Selain komunikasi, mentalitas bertanding juga menjadi sorotan. Para pemain Rajawali Medan tampak kurang berani untuk melakukan penetrasi ke paint area. Mereka lebih memilih untuk menembak dari luar, strategi yang kurang efektif melawan pertahanan Pelita Jaya yang solid.
Maddis Abieza menjelaskan, "Jadi ya terlalu tidak berani untuk melakukan penetrasi yang seharusnya dilakukan dan lebih memilih melakukan opsi tembakan." Kurangnya keberanian ini menunjukkan kurangnya kepercayaan diri dan mentalitas yang kuat dalam menghadapi tim sekuat Pelita Jaya.
Kekalahan ini membuat Rajawali Medan berada di peringkat dasar klasemen IBL 2025 dengan rekor 2-18. Mereka harus segera memperbaiki komunikasi dan mentalitas bertanding jika ingin memperbaiki posisi di klasemen.
Evaluasi dan Langkah ke Depan
Kekalahan dari Pelita Jaya menjadi pelajaran berharga bagi Rajawali Medan. Tim harus melakukan evaluasi menyeluruh, terutama dalam hal komunikasi dan mentalitas bertanding. Perbaikan ini penting untuk menghadapi pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Eric Hancik menyatakan, "Jadi, kami harus kembali memperhatikan diri dan bersiap untuk perjalanan berikutnya." Pernyataan ini menunjukkan tekad tim untuk bangkit dari kekalahan dan memperbaiki kekurangan yang ada. Rajawali Medan perlu meningkatkan kerjasama tim, meningkatkan komunikasi di lapangan, dan membangun mentalitas yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan di sisa musim IBL 2025.
Dengan rekor 2-18, Rajawali Medan berada di posisi paling bawah klasemen. Perbaikan signifikan dibutuhkan untuk memperbaiki peringkat dan meningkatkan performa tim secara keseluruhan. Perbaikan komunikasi dan mentalitas pemain menjadi kunci utama dalam upaya tersebut.