Pencak Silat: Menuju Olimpiade, Harapan dan Tantangan
Presiden Prabowo Subianto memimpin upaya membawa pencak silat ke Olimpiade, didukung pemerintah dan berbagai pihak, meski menghadapi tantangan persyaratan IOC yang ketat.

Pencak Silat Incar Olimpiade: Dukungan Pemerintah dan Tantangan Global
Indonesia bertekad membawa pencak silat, seni bela diri warisan bangsa, ke Olimpiade. Dukungan kuat dari Presiden Prabowo Subianto, Ketua Umum PB IPSI, dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo, menjadi pendorong utama. Impian ini telah lama diidamkan, dan kini momentumnya terasa semakin kuat.
Mengapa Olimpiade Jadi Target?
Keinginan untuk membawa pencak silat ke Olimpiade didorong oleh beberapa faktor. Pertama, pencak silat merupakan warisan budaya Indonesia yang patut dibanggakan dan diperkenalkan ke dunia. Kedua, minat global terhadap pencak silat meningkat, dibuktikan dengan banyaknya negara yang meminta Indonesia mengirimkan pelatih. Ketiga, keberadaan pencak silat di Olimpiade akan menjadi etalase terbaik untuk mempromosikan seni bela diri ini secara global.
Bagaimana Upaya Menuju Olimpiade?
Upaya Indonesia memasukkan pencak silat ke Olimpiade dilakukan secara multi-faceted. Presiden Prabowo Subianto telah bertemu langsung dengan Presiden IOC Thomas Bach untuk menyampaikan aspirasi Indonesia. Langkah ini didukung oleh Menpora, anggota IOC Erick Thohir, Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari, dan Chef de Mission Anindya Bakrie. Selain lobi-lobi diplomatik, Indonesia juga aktif menggelar eksibisi pencak silat di berbagai ajang internasional, termasuk di Olimpiade Paris 2024.
Strategi Komprehensif Menuju Pengakuan IOC
Indonesia juga menjalankan strategi jangka panjang. Kejuaraan Dunia Pencak Silat secara rutin digelar untuk menarik perhatian global dan menunjukkan kemampuan pencak silat sebagai olahraga kompetitif. Kejuaraan Dunia Pencak Silat di Abu Dhabi pada Desember 2024, misalnya, diikuti lebih dari 1.100 atlet dari 55 negara. KOI, PB IPSI, dan Persilat juga membentuk tim khusus untuk memenuhi persyaratan IOC dan AIMS.
Tantangan Menuju Olimpiade
Meski demikian, perjalanan menuju Olimpiade masih panjang dan penuh tantangan. IOC memiliki persyaratan ketat, termasuk penyebaran global yang luas dan struktur kompetisi yang berkelanjutan. Indonesia perlu terus mengembangkan pencak silat agar lebih adaptif dengan standar Olimpiade, termasuk format pertandingan yang menarik audiens global.
Target dan Harapan
Target terdekat adalah menjadikan pencak silat sebagai olahraga eksibisi di Olimpiade Los Angeles 2028 dan kembali dipertandingkan di Asian Games 2026 di Jepang. Raja Sapta Oktohari menegaskan bahwa targetnya bukan hanya pengakuan dari IOC, tetapi juga menjadi bagian dari Youth Olympic dan Summer Olympic. Dengan komitmen kuat dari berbagai pihak, harapan agar pencak silat bisa dipertandingkan di Olimpiade semakin nyata. Perjuangan ini kini menjadi milik seluruh pencinta pencak silat di dunia.