Airlangga Hartarto Bantah Kabinet Prabowo Subianto Gemuk: Fokus dan Efisien
Menteri Airlangga Hartarto membantah kritik soal kabinet gemuk pemerintahan Prabowo Subianto, menekankan fokus dan efisiensi kerja kabinet.
Jakarta, 19 Februari 2024 - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memberikan tanggapan resmi terkait kritik yang menyebut Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebagai ‘kabinet gemuk’. Dalam acara The Economic Insights 2025 di Jakarta, Rabu lalu, Airlangga meluruskan persepsi tersebut. Ia menegaskan bahwa kabinet ini justru dirancang untuk bekerja secara fokus dan efisien.
Airlangga menjelaskan, "Kami menyebutnya kabinet yang fokus. Jadi lebih narrow width, sehingga harapannya program-program unggulan ini dengan tujuh koordinasi bisa lebih fokus." Pernyataan ini disampaikan sebagai bantahan terhadap anggapan bahwa jumlah menteri yang banyak akan menghambat kinerja pemerintahan.
Lebih lanjut, Airlangga menggunakan perbandingan dengan Uni Eropa untuk menjelaskan jumlah menteri di Kabinet Merah Putih. Ia menyatakan bahwa Indonesia, dengan luas wilayahnya yang setara dengan Uni Eropa yang terdiri dari 27 negara, memerlukan jumlah menteri yang memadai untuk mengelola berbagai sektor dan wilayah. Analogi ini digunakan untuk membenarkan jumlah menteri yang tergolong banyak dalam pemerintahan Prabowo Subianto.
Tanggapan Presiden Prabowo Subianto
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menanggapi kritik ‘kabinet gemuk’ tersebut. Dalam sambutannya pada HUT Ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Jawa Barat, Sabtu (15/2), Prabowo menyatakan bahwa ukuran kabinet tidaklah menjadi patokan utama keberhasilan pemerintahan. Ia mencontohkan Timor Leste, negara dengan jumlah penduduk hanya 2 juta jiwa, yang memiliki kabinet berjumlah 28 orang.
Prabowo menegaskan kembali perbandingan luas wilayah Indonesia dengan Eropa. Menurutnya, luas wilayah Indonesia yang hampir setara dengan Eropa yang terdiri dari 27 negara membutuhkan struktur pemerintahan yang proporsional. Dengan tegas, Prabowo menyatakan, "Kabinet gemuk, enggak peduli saya disebut apa, yang penting hasilnya!" Pernyataan ini menunjukkan tekadnya untuk fokus pada hasil kerja kabinet, bukan pada jumlah menterinya.
Setelah dilantik sebagai Presiden ke-8 RI, Prabowo memang membentuk kabinet yang terbilang besar. Terdiri dari 108 orang, termasuk tujuh menteri koordinator, 41 menteri, 55 wakil menteri, dan lima pejabat setingkat menteri, termasuk Jaksa Agung dan Sekretaris Kabinet. Struktur kabinet yang besar ini menjadi fokus kritik dari berbagai pihak.
Penjelasan Lebih Lanjut Mengenai Struktur Kabinet
Pemerintah berupaya mengoptimalkan kinerja kabinet dengan mengkoordinasikan program-program unggulan melalui tujuh menteri koordinator. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program-program pemerintah. Meskipun jumlah personel kabinet tergolong besar, pemerintah berkeyakinan bahwa struktur ini telah dirancang untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Perlu diingat bahwa Indonesia memiliki keragaman geografis dan demografis yang tinggi. Dengan lebih dari 17 ribu pulau, dibutuhkan struktur pemerintahan yang mampu menjangkau dan melayani seluruh wilayah dan penduduk Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berpendapat bahwa jumlah menteri yang ada merupakan cerminan dari kompleksitas tantangan dan luasnya wilayah yang harus dikelola.
Kritik terhadap jumlah menteri yang banyak tetap bergaung. Namun, pemerintah menekankan bahwa fokus utama adalah pada kinerja dan hasil yang dicapai, bukan pada jumlah personel kabinet. Pemerintah berharap agar masyarakat dapat menilai kinerja pemerintahan berdasarkan hasil nyata yang dicapai, bukan hanya pada ukuran kabinet.