Atap Kelas Ambruk di SD Kledokan Sleman, Belajar Tatap Muka Tetap Berlangsung
Atap ruang kelas 6 SD Negeri Kledokan, Sleman ambruk dini hari Minggu diduga akibat kayu lapuk dan hujan deras; BPBD Sleman lakukan penanganan darurat, KBM tetap berlangsung dengan skema daring dan tatap muka.
Minggu dini hari pukul 00.22 WIB, atap salah satu ruang kelas di SD Negeri Kledokan, Catur Tunggal, Depok, Sleman ambruk. Kejadian ini melibatkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, pihak sekolah, dan relawan dalam penanganan kedaruratan. Dugaan sementara, ambruknya atap disebabkan oleh kondisi kayu atap yang sudah lapuk dan diperparah oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman, Makwan, menjelaskan bahwa sebelum kejadian, tidak ada tanda-tanda mengkhawatirkan. Kondisi atap kelas terlihat kokoh pada Sabtu (3/5) dan masih digunakan untuk aktivitas sekolah. "Terlebih kondisi atap bangunan pada pagi harinya (Sabtu 3/5) masih kokoh, bahkan ketika terguyur hujan sedari sore hari," kata Makwan.
Hujan deras yang mengguyur Sleman pada Sabtu malam diperkirakan menjadi faktor pemicu ambruknya atap kelas tersebut. Kerusakan yang terjadi mengakibatkan reruntuhan atap menimpa meja dan kursi siswa, sehingga beberapa fasilitas sekolah rusak. BPBD Sleman langsung bergerak cepat menangani kejadian ini.
Penanganan Darurat dan Investigasi Kerusakan
Tim BPBD Sleman, bersama pihak sekolah, relawan, dan orang tua siswa, langsung melakukan gotong royong membersihkan reruntuhan atap yang ambruk. "Ada beberapa kayu yang keropos karena dimakan rayap," ungkap Makwan, menjelaskan penyebab utama ambruknya atap. Ruang kelas yang ambruk berukuran 8 meter kali 7 meter dan bangunannya telah berusia cukup lama, dengan atap yang dibangun pada tahun 2008.
BPBD Sleman juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman dan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPKP) Sleman untuk melaporkan tingkat kerusakan dan menilai kelayakan jangka panjang bangunan sekolah. Hasil penyelidikan sementara menunjukkan bahwa kondisi kayu atap ruang kelas di sebelahnya juga lapuk dan keropos.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya peristiwa serupa. Oleh karena itu, BPBD Sleman mengimbau agar ruang kelas dikosongkan sementara waktu jika terjadi hujan deras. Langkah antisipasi ini penting untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali dan menjamin keselamatan siswa.
Kegiatan Belajar Mengajar Tetap Berlangsung
Meskipun terjadi musibah, kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD Negeri Kledokan tetap berlanjut. Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Mustadi, menjelaskan bahwa KBM tetap berlangsung dengan skema daring untuk kelas 1 dan 2, sedangkan siswa kelas 3 hingga 6 tetap mengikuti KBM tatap muka.
Keputusan untuk menerapkan pembelajaran daring untuk kelas 1 dan 2 diambil karena atap yang ambruk berada di ruang kelas 6, dan kelas di sebelahnya juga dalam kondisi keropos. Pembelajaran daring ini memungkinkan siswa kelas 1 dan 2 untuk pindah ke kelas yang lebih aman. Langkah ini menunjukkan komitmen untuk tetap memberikan pendidikan kepada siswa meskipun terjadi kendala.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya perawatan dan pemeliharaan rutin bangunan sekolah untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Kerja sama antara BPBD, Dinas Pendidikan, dan pihak sekolah sangat krusial dalam memastikan keselamatan dan kelancaran proses belajar mengajar.
Langkah cepat dan tepat dari BPBD Sleman dalam menangani kejadian ini patut diapresiasi. Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk selalu waspada dan melakukan tindakan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.