Wamen P2MI Bahas Peluang Kerja PMI di Taiwan, Termasuk Sektor Hospitality dan Transportasi
Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI) bertemu delegasi TETO untuk membahas peningkatan perlindungan dan perluasan peluang kerja PMI di Taiwan, termasuk di sektor hospitality dan transportasi.

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (Wamen P2MI), Christina Aryani, baru-baru ini bertemu dengan delegasi Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO) di Jakarta. Pertemuan tersebut difokuskan pada peningkatan perlindungan dan perluasan peluang kerja bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan. Pertemuan penting ini berlangsung pada Kamis, 13 Maret 2024, di Kementerian P2MI.
Dalam pertemuan tersebut, Christina Aryani menyampaikan sejumlah isu krusial terkait perlindungan dan penempatan PMI di Taiwan. Ia menekankan pentingnya mengeksplorasi sektor-sektor baru bagi PMI, di luar sektor domestik dan caregiver yang selama ini menjadi mayoritas. "Kami akan mengeksplorasi lebih banyak sektor-sektor penempatan pekerja migran di Taiwan. Apalagi Taiwan sangat mengapresiasi pekerja migran Indonesia karena dinilai berdedikasi," ujar Christina seperti dikutip dari siaran pers Kementerian P2MI.
Salah satu fokus utama pembahasan adalah peluang penempatan PMI di sektor hospitality dan transportasi. Selain itu, pertemuan juga membahas potensi kenaikan gaji bagi pekerja informal di Taiwan, yang jumlahnya mencapai 115.000 orang hingga Maret 2024. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memastikan kesejahteraan PMI di luar negeri.
Perlindungan PMI dan Isu-Isu Krusial
Pertemuan tersebut juga menyoroti isu perlindungan PMI, khususnya bagi anak buah kapal (ABK). Wamen P2MI menekankan pentingnya pendataan yang akurat, keselarasan kontrak kerja, dan penanganan masalah nelayan teritorial musiman di Taiwan. Perlindungan yang komprehensif bagi PMI menjadi prioritas utama dalam kerjasama bilateral ini.
Christina Aryani juga mengungkapkan maraknya praktik jual beli pekerjaan PMI di sektor manufaktur dan pertanian di Taiwan. "Ini semua menjadi permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut dalam join working group antara kedua pemerintahan," tegasnya. Praktik ilegal ini perlu ditangani secara serius untuk melindungi hak-hak PMI.
Selain itu, Wamen P2MI meminta TETO untuk meningkatkan pelayanan permohonan visa bagi PMI. Proses permohonan visa yang seringkali dikeluhkan PMI perlu dipermudah dan diperbaiki untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi para calon pekerja migran.
Peningkatan Kerja Sama dan Peluang di Sektor Teknologi
Data menunjukkan bahwa saat ini terdapat 181.342 PMI di Taiwan, dengan mayoritas bekerja di sektor domestik dan caregiver. Taiwan berkontribusi sekitar 30 persen dari total penempatan PMI di luar negeri pada tahun berjalan. Angka ini menunjukkan besarnya peran Taiwan sebagai tujuan utama bagi PMI.
Christina Aryani menambahkan bahwa akan ada pertemuan lanjutan antara Kementerian P2MI dan Kementerian Ketenagakerjaan Taiwan untuk membahas kerja sama pelindungan dan penempatan PMI secara lebih rinci. Kerjasama yang lebih erat antara kedua negara sangat penting untuk memastikan perlindungan dan kesejahteraan PMI.
Ketua delegasi TETO, Bruce Hung, merespon positif pertemuan tersebut. Ia menilai banyak potensi kerja sama yang dapat ditindaklanjuti, terutama usulan penempatan PMI di bidang hospitality dan transportasi. Bahkan, ia juga membuka peluang bagi PMI di sektor semi konduktor dan teknologi kecerdasan buatan (AI). "Tapi masih perlu didiskusikan lebih lanjut dan bisa dibahas lagi di pertemuan tingkat menteri antara Indonesia dan Taiwan," kata Bruce Hung.
Pertemuan antara Wamen P2MI dan delegasi TETO ini menandai langkah penting dalam meningkatkan perlindungan dan perluasan peluang kerja bagi PMI di Taiwan. Kerjasama bilateral yang kuat antara Indonesia dan Taiwan akan sangat krusial untuk memastikan kesejahteraan dan hak-hak PMI di negara tersebut.