Bangga! Putra Dayak Berau Raih Gelar Doktor di Untag Surabaya
Edwin Sofyan, putra Dayak asal Berau, Kalimantan Timur, berhasil meraih gelar doktor dari Untag Surabaya dengan disertasi tentang peran BUMDes dalam meningkatkan perekonomian Kampung Pegat Bukur.
Surabaya, 2 Mei 2024 - Sebuah prestasi membanggakan diraih oleh Edwin Sofyan, putra Dayak asal Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Ia resmi menyandang gelar doktor setelah menyelesaikan studi Program Doktoral di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Gelar doktor ini bukan hanya milik pribadi, melainkan juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat Dayak di Berau, khususnya Kampung Pegat Bukur.
Prestasi Edwin semakin istimewa karena ia menjadi doktor muda pertama dari kalangan etnis Dayak di Kabupaten Berau. Disertasinya yang berjudul 'Peran Badan Usaha Milik Desa dalam Meningkatkan Perekonomian Kampung Pegat Bukur Kabupaten Berau' mencerminkan dedikasinya terhadap kemajuan daerahnya. Penelitian ini dilakukan di kampung halamannya sendiri, menunjukkan komitmen nyata untuk memberdayakan masyarakat setempat.
Keputusan Edwin memilih tema tersebut didorong oleh kepeduliannya terhadap potensi ekonomi desa dan pentingnya pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang optimal. Ia melihat langsung bagaimana potensi lokal dapat berkembang pesat jika dikelola dengan baik dan terencana. Baginya, penelitian ini merupakan bentuk tanggung jawab sebagai anak kampung yang ingin berkontribusi pada kemajuan daerahnya.
Pengabdian untuk Kampung Halaman
Edwin, yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Lembaga Adat Dayak Kung Kemul Kalimantan Cabang Berau periode 2019-2023, menekankan bahwa pendidikan tinggi bukan hanya sekadar untuk meraih gelar. Baginya, pendidikan merupakan instrumen penting untuk perubahan sosial. Sebagai aparatur sipil negara (ASN) dan tokoh adat, ia aktif mendorong pemberdayaan ekonomi lokal, pelatihan keterampilan, serta advokasi hak-hak masyarakat adat.
Ia meyakini sinergi antara lembaga adat, pemerintah, dan sektor swasta sangat krusial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Komitmen ini terlihat dari pilihan tema disertasinya yang fokus pada pengembangan ekonomi desa melalui BUMDes. Dengan gelar doktornya, Edwin berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi masyarakat.
“Saya ingin menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya dari kalangan Dayak, bahwa kita bisa berprestasi dan berkontribusi tanpa harus meninggalkan akar budaya kita,” ungkap Edwin, putra dari almarhum Jiang Bos, tokoh Dayak Berau. Pernyataan ini menunjukkan bagaimana ia ingin menjadi role model bagi kaum muda Dayak untuk mengejar pendidikan tinggi dan kembali mengabdi untuk masyarakat.
Lebih lanjut, Edwin menyadari tantangan kemajuan teknologi di masa depan menuntut kesiapan sumber daya manusia yang memadai, termasuk masyarakat adat yang selama ini mungkin memiliki keterbatasan akses pendidikan. Ia menekankan pentingnya pendidikan sebagai kunci untuk meningkatkan kepercayaan diri dan daya saing masyarakat Dayak.
Pendidikan Sebagai Kunci Utama
Edwin menambahkan, "Saya percaya, pendidikan adalah kunci. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana ilmu itu digunakan untuk membuat hidup orang lain menjadi lebih baik." Kalimat ini merefleksikan filosofi hidupnya yang menekankan pada pengabdian dan dampak positif dari pendidikan. Ia tidak hanya mengejar gelar, tetapi juga ingin menerapkan ilmunya untuk kesejahteraan masyarakat.
Prestasi Edwin Sofyan ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan dapat menjadi penggerak perubahan. Kisah suksesnya diharapkan dapat menginspirasi generasi muda Dayak dan masyarakat Indonesia pada umumnya untuk terus menggapai cita-cita setinggi mungkin dan mengabdikan diri untuk kemajuan bangsa.
Keberhasilan Edwin juga menunjukkan pentingnya peran BUMDes dalam meningkatkan perekonomian desa. Penelitiannya memberikan sumbangsih berharga bagi pengembangan kebijakan dan strategi pemberdayaan ekonomi di daerah-daerah terpencil. Semoga penelitian ini dapat diimplementasikan secara luas untuk mendorong kemajuan ekonomi di berbagai desa di Indonesia.