Banjir Boalemo: Tanggul Jebol 30 Meter, 115 Warga Terdampak
Banjir di Kabupaten Boalemo, Gorontalo akibat jebolnya tanggul sepanjang 30 meter telah menyebabkan 115 warga di dua desa terdampak, meskipun tidak ada korban jiwa.
Banjir yang melanda Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo, telah mengakibatkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan dampak bagi masyarakat. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Kamis, 20 Februari 2024. Akibatnya, tanggul aliran sungai jebol sepanjang 30 meter, menyebabkan banjir yang merendam dua desa di Kecamatan Paguyaman.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyatakan bahwa jebolnya tanggul tersebut tidak mampu menahan luapan air sungai. Peristiwa ini mengakibatkan genangan air setinggi betis orang dewasa merendam puluhan rumah warga. Tim reaksi cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan assesment dan membantu warga yang terdampak.
Meskipun bencana ini menimbulkan dampak yang cukup signifikan, beruntungnya tidak ada laporan korban jiwa maupun warga yang harus mengungsi. Hal ini menunjukkan kesigapan tim penanggulangan bencana dalam melakukan evakuasi dan penanganan darurat.
Tanggul Jebol Picu Banjir di Dua Desa
Banjir yang terjadi di Kabupaten Boalemo mengakibatkan 35 unit rumah warga terendam di Desa Kuala Lumpur dan Desa Rejonegoro. Total, sebanyak 115 warga terdampak banjir, dengan rincian 70 orang di Desa Kuala Lumpur dan 45 orang di Desa Rejonegoro. Tinggi genangan air mencapai setinggi betis orang dewasa, menyulitkan aktivitas warga dan menyebabkan kerusakan pada sejumlah harta benda.
BPBD Gorontalo bersama dengan instansi terkait lainnya telah bergerak cepat untuk memberikan bantuan kepada warga terdampak. Bantuan tersebut meliputi evakuasi warga, pembagian logistik, dan pembersihan material lumpur pasca-banjir. Kerja sama dan solidaritas antar warga juga terlihat dalam upaya membersihkan sisa-sisa material banjir.
Abdul Muhari menambahkan bahwa berdasarkan informasi terkini dari tim di lapangan, kondisi banjir sudah mulai surut. Warga bahu-membahu membersihkan sisa-sisa material lumpur yang mengendap di rumah dan lingkungan sekitar. Proses pemulihan pasca-banjir masih terus dilakukan.
Upaya Pemulihan Pasca Banjir
Meskipun tidak ada korban jiwa, peristiwa banjir di Boalemo ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan sumber daya air dan infrastruktur penanggulangan bencana. Perbaikan tanggul yang jebol menjadi prioritas utama untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Hal ini membutuhkan koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, BNPB, dan instansi terkait lainnya.
Selain perbaikan infrastruktur, upaya edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana juga perlu ditingkatkan. Masyarakat perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, agar dapat meminimalisir dampak negatifnya.
BNPB terus memantau situasi di lapangan dan memberikan dukungan penuh kepada pemerintah daerah dalam upaya pemulihan pasca-banjir. Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran berharga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan daya tahan masyarakat terhadap bencana.
Langkah-langkah selanjutnya akan difokuskan pada perbaikan tanggul yang rusak, penyaluran bantuan kepada warga terdampak, dan upaya pencegahan banjir di masa mendatang. Kerja sama dan kolaborasi antar berbagai pihak sangat penting untuk memastikan keberhasilan upaya pemulihan ini.
Kesimpulannya, banjir di Boalemo menjadi bukti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Perbaikan infrastruktur, edukasi masyarakat, dan koordinasi antar lembaga menjadi kunci utama dalam meminimalisir dampak bencana di masa depan.