Banjir Rob Rendam Muara Karang, Warga Waspada Super New Moon
Banjir rob akibat pasang laut maksimum karena fenomena super new moon merendam permukiman di Muara Karang, Jakarta Utara pada Senin malam, 28 April 2025, dengan ketinggian air mencapai 60 cm.
Banjir rob atau pasang laut menerjang permukiman warga di Komplek Muara Karang, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin, 28 April 2025, malam. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 20.00 WIB dan mengakibatkan genangan air setinggi 60 cm di beberapa titik, termasuk di depan Bywalk Mall dan rumah-rumah warga di RT21 RW 02 Perumahan Muara Karang. Warga setempat, Wibisono, melaporkan bahwa air pasang terus meningkat dan diperkirakan baru surut pada pagi harinya. Ia juga mengungkapkan bahwa rumahnya telah lima kali terendam banjir rob, bahkan pernah mencapai ketinggian 120 cm pada Desember 2024.
Menurut keterangan Wibisono, "Air pasang laut mulai naik mulai pukul 20.00 WIB dan terus meningkat. Sepertinya pagi baru surut." Banjir rob ini tidak hanya menggenangi jalan, tetapi juga merendam perabotan rumah warga seperti kursi dan meja. Kejadian ini menimbulkan kerugian materiil bagi warga yang terdampak.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob di wilayah pesisir Jakarta pada periode 27 April hingga 4 Mei 2025. Peringatan ini dikeluarkan berdasarkan informasi dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok. Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menjelaskan bahwa fenomena super new moon atau perigee, yaitu fase bulan baru ketika bulan berada di titik terdekat dengan bumi, menjadi penyebab utama pasang air laut maksimum yang berpotensi mengakibatkan banjir rob.
Super New Moon dan Dampaknya terhadap Banjir Rob
Penjelasan Isnawa Adji terkait fenomena super new moon dan dampaknya terhadap banjir rob di Jakarta Utara sangat penting untuk dipahami. Fenomena alam ini memang berpotensi meningkatkan ketinggian air laut secara signifikan, sehingga menyebabkan banjir rob di wilayah pesisir. Hal ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan warga untuk melakukan langkah-langkah mitigasi bencana.
BMKG telah memberikan peringatan dini, sehingga diharapkan warga dapat mempersiapkan diri dan mengambil langkah antisipasi untuk mengurangi dampak negatif dari banjir rob. Peringatan dini ini menunjukkan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana alam.
Peristiwa banjir rob di Muara Karang ini juga menyoroti pentingnya infrastruktur penanggulangan banjir yang memadai di wilayah pesisir. Peningkatan infrastruktur dan sistem peringatan dini yang lebih efektif dapat membantu meminimalisir kerugian dan dampak buruk bagi warga.
Langkah Antisipasi dan Mitigasi Bencana
Warga di wilayah pesisir Jakarta, khususnya di Muara Karang, diharapkan untuk tetap waspada dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir rob. Langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana sangat penting untuk dilakukan guna mengurangi dampak kerugian yang mungkin terjadi.
Pemerintah daerah juga perlu meningkatkan upaya penanggulangan banjir rob, termasuk perbaikan infrastruktur dan sistem drainase. Peningkatan kerjasama antara pemerintah, BMKG, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan kesiapsiagaan dan respon yang cepat dalam menghadapi bencana alam seperti banjir rob.
Selain itu, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana dan langkah-langkah kesiapsiagaan juga perlu ditingkatkan. Dengan demikian, masyarakat dapat lebih siap menghadapi potensi banjir rob di masa mendatang.
Peristiwa banjir rob di Muara Karang menjadi pengingat penting bagi kita semua akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Dengan kerjasama dan langkah-langkah yang tepat, kita dapat meminimalisir dampak negatif dari bencana alam dan melindungi keselamatan serta harta benda warga.
"Fenomena ini berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta," ungkap Isnawa, Senin (28/4).