Banjir Singkawang Surut, Puluhan Warga Masih di Posko Pengungsian
Meskipun banjir di Singkawang mulai surut, puluhan warga Gang RDKS masih bertahan di posko pengungsian karena kesulitan akses sanitasi, sementara warga Komplek Pasar Baru telah kembali ke rumah masing-masing.
Banjir yang melanda Singkawang, Kalimantan Barat, perlahan surut. Namun, puluhan warga tetap bertahan di posko pengungsian hingga Sabtu (18/1). Lurah Condong, Mahdi, melaporkan masih ada 20 kepala keluarga (KK) atau sekitar 93 jiwa dari Gang RDKS yang belum kembali ke rumah mereka.
Kelompok pengungsi ini terdiri dari berbagai usia, mulai dari orang tua, dewasa, anak-anak, balita, hingga bayi. Mereka mengungsi secara mandiri dan hingga saat ini belum membutuhkan dapur umum. Keputusan untuk tetap berada di posko didasari oleh pertimbangan akses sanitasi yang lebih baik di posko dibandingkan di rumah mereka yang masih terendam.
Menurut Lurah Mahdi, banjir di Gang RDKS bukan disebabkan hujan, melainkan air pasang. "Kita lihat kondisi cuaca hari ini, jika tidak hujan dipastikan banjir di tempat mereka akan surut," jelasnya. Jika hujan kembali turun, pemerintah setempat akan berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Sosial untuk menyediakan bantuan tambahan, termasuk mendirikan dapur umum.
Warga berharap agar banjir segera surut sepenuhnya sehingga mereka dapat kembali ke rumah masing-masing. "Semoga saja banjir di tempat mereka semakin surut, sehingga mereka bisa kembali ke rumah masing-masing," harap Lurah Mahdi. Kondisi sanitasi yang aman di posko menjadi alasan utama warga bertahan di sana, sebagaimana disampaikan Lurah Mahdi, "Kalau di posko kan ada MCK nya dan aman dari banjir, makanya mereka pindah sementara di posko."
Sementara itu, di Komplek Pasar Baru, situasi berbeda terlihat. Sebanyak 16 KK yang sebelumnya mengungsi di Aula Kantor Lurah Pasiran telah kembali ke rumah mereka pada Sabtu pagi. Ketua Korwil Tagana Singkawang, Fery Samson, membenarkan informasi tersebut, "Alhamdulillah, mereka sudah pulang tadi pagi."
Peristiwa banjir di Singkawang ini menyoroti pentingnya akses sanitasi yang layak, khususnya saat terjadi bencana alam. Keberadaan MCK yang aman dan berfungsi di posko pengungsian menjadi faktor penentu bagi warga yang memilih untuk tetap tinggal di sana. Meskipun kondisi banjir sudah mulai membaik, penanganan pasca-bencana tetap harus memperhatikan kebutuhan dasar warga yang terdampak.