BPOM Ajak PMII Berkontribusi dalam Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membuka peluang bagi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk bermitra dan berkontribusi dalam pengawasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta pemberdayaan UMKM.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membuka kesempatan bagi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk berperan aktif dalam pengawasan produk makanan, termasuk dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala BPOM, Taruna Ikrar, dalam keterangan resmi pada Senin, 5 Mei 2024. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengawasan dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia.
Menurut Kepala BPOM, program MBG bukan hanya sekadar program gizi, melainkan program pembangunan besar dengan potensi ekonomi yang sangat signifikan, mencapai ratusan triliun rupiah per tahun. Program ini berdampak langsung pada perekonomian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan sumber daya manusia (SDM) di daerah-daerah pelaksanaannya. Oleh karena itu, keterlibatan PMII dinilai sangat penting untuk memastikan efektivitas dan keberlanjutan program ini.
BPOM menyadari pentingnya peran pemuda dalam pengawasan obat dan makanan dengan memanfaatkan inovasi dan teknologi. Kepala BPOM juga menekankan tiga tantangan utama generasi muda saat ini: digitalisasi global, materialisme, dan kemiskinan, yang membutuhkan solusi inovatif dan rasional.
Peluang Kontribusi PMII dalam MBG dan Pengawasan Produk
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa BPOM membuka lebar kesempatan bagi kader PMII untuk terlibat dalam berbagai peran, seperti mitra edukatif, peneliti, atau bahkan auditor dalam program prioritas nasional, termasuk MBG. Keterlibatan ini diharapkan dapat memperkuat pengawasan dan memastikan keamanan serta kualitas produk yang beredar di masyarakat.
BPOM tidak hanya fokus pada pengawasan, tetapi juga pada pembinaan dan pemberdayaan UMKM. Lembaga ini memberikan asistensi dan pembinaan kepada pelaku UMKM agar dapat menghasilkan produk yang aman, berkualitas, dan mampu bersaing, baik di pasar lokal maupun global. Kolaborasi dengan PMII diharapkan dapat memperluas jangkauan dan dampak positif dari program-program tersebut.
Lebih lanjut, Taruna Ikrar juga menekankan pentingnya peran pemuda dalam menjawab tantangan zaman. Beliau mengutip hadis Rasulullah SAW, "Khoirunnas anfa uhum linnas", yang berarti sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Hal ini menjadi landasan bagi ajakan kolaborasi dengan PMII dalam pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi inklusif.
Tantangan Generasi Muda dan Peran PMII
Dalam keterangannya, Kepala BPOM menyoroti tiga tantangan utama yang dihadapi generasi muda saat ini: digitalisasi global, materialisme, dan kemiskinan. Beliau mengajak PMII untuk berperan aktif dalam mengatasi tantangan tersebut dengan inovasi dan kreativitas. Generasi muda diharapkan tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga menjadi aktor perubahan yang nyata.
BPOM mengajak PMII untuk berkolaborasi dalam menciptakan generasi hebat yang produktif, kreatif, dan berpikiran terbuka. Generasi ini tidak hanya berperan dalam konteks demokrasi, tetapi juga dalam meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui peningkatan daya saing produk Indonesia di pasar global. Kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan dampak yang signifikan bagi masyarakat Indonesia.
Kepala BPOM juga menyebut kolaborasi ini sebagai "pekerjaan suci", menekankan pentingnya edukasi masyarakat tentang keamanan dan kualitas produk serta membantu UMKM berkembang. Dengan demikian, kerja sama antara BPOM dan PMII diharapkan dapat menciptakan sinergi positif dalam membangun Indonesia yang lebih sejahtera.
Melalui kolaborasi ini, diharapkan akan tercipta pengawasan yang lebih efektif dan terintegrasi, serta pemberdayaan UMKM yang lebih berkelanjutan. Keterlibatan PMII dalam program MBG dan pengawasan produk BPOM lainnya akan memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.