Delegasi Indonesia Sukses Jalin Kerja Sama Hadis di Uzbekistan, Bakal Ada Taman Soekarno!
Kunjungan delegasi Indonesia ke Uzbekistan berhasil menjalin kerja sama riset hadis dan menghasilkan komitmen pembangunan Taman Soekarno di kompleks Makam Imam Bukhari.
Delegasi Indonesia yang terdiri dari 27 akademisi, pengusaha, dan tokoh masyarakat berhasil melakukan terobosan besar dalam kerja sama riset hadis dan pengembangan peradaban Muslim global selama kunjungannya ke Uzbekistan. Kunjungan yang berlangsung baru-baru ini menghasilkan sejumlah komitmen penting, menandai babak baru hubungan Indonesia dengan Pusat Penelitian Ilmiah Internasional Imam Bukhari (IBISRC) di Uzbekistan. Hal ini merupakan langkah signifikan mengingat Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, sebelumnya belum pernah menjalin hubungan resmi dengan IBISRC.
Selama kunjungan, delegasi yang berasal dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, bertemu dengan Direktur IBISRC, Associate Professor Dr. Shovosil Ziyodov. Dr. Ziyodov mengungkapkan kendala akses dengan lembaga pendidikan di Indonesia sebagai alasan belum terjalinnya kerja sama sebelumnya. Kunjungan ini pun menandai dimulainya kerja sama IBISRC dengan Indonesia dalam bidang ilmu hadis, pengembangan karya tulis Imam Bukhari, dan berbagai proyek keilmuan lainnya. Selain IBISRC, delegasi juga mengunjungi KBRI Tashkent, International Islamic Academy of Uzbekistan (IIAU), dan Silk Road International Tourism University.
Puncak dari kunjungan ini adalah pertemuan dengan Wakil Gubernur Samarkand, Rustam Kobilov. Pertemuan tersebut menghasilkan tiga rekomendasi penting yang disepakati bersama. Rekomendasi-rekomendasi ini menandakan komitmen kuat Uzbekistan dalam mempererat hubungan bilateral dengan Indonesia di bidang pendidikan, budaya, dan keagamaan.
Kerja Sama Hadis dan Pembangunan Taman Soekarno
Rekomendasi pertama menghasilkan kesepakatan penyelenggaraan Konferensi Internasional dan Riset “Legacy of Imam Bukhari for Muslim World”. Konferensi ini akan diselenggarakan di Jakarta pada awal Juni 2025 dan di Komplek Imam Bukhari Center Samarkand, Uzbekistan pada 25-28 Oktober 2025. Keempat lembaga pendidikan, yaitu UIN Syarif Hidayatullah, IIQ Jakarta, IIAU, dan IBISRC akan berkolaborasi dalam menyelenggarakan konferensi internasional ini.
Rekomendasi kedua berfokus pada pembangunan Taman dan Perpustakaan “Soekarno Memorial”. Taman ini akan dibangun di kompleks Makam Imam Bukhari untuk mengenang jasa Presiden Soekarno dalam penemuan dan restorasi makam Imam Bukhari pada tahun 1956. Awalnya direncanakan di Silk Road University Samarkand, pembangunan Taman Soekarno kini dialihkan ke kompleks Makam Imam Bukhari, bertepatan dengan renovasi kompleks makam yang ditargetkan menjadi kompleks ziarah terbesar di dunia, setara dengan Madinah di Arab Saudi.
Wakil Gubernur Samarkand, Rustam Kobilov, menyambut baik rencana pembangunan Taman Soekarno. “Kami sepakat dengan rekomendasi yang disampaikan delegasi UIN dan IIQ, dan setelah pertemuan ini kami akan komunikasikan dengan pihak makam Imam Bukhari di mana disana terdapat dua area taman, salah satunya jika sudah disetujui akan didedikasikan untuk menjadi Taman Soekarno,” kata Kobilov. Beliau juga berharap agar tanaman dan pohon asli Indonesia dapat ditampilkan di Taman Soekarno sebagai Indonesia National Heritage Garden.
Penggunaan Bahasa Indonesia di Makam Imam Bukhari
Rekomendasi ketiga menyangkut penggunaan Bahasa Indonesia dalam signage (penanda/marka jalan) di wilayah Makam Imam Bukhari dan situs makam tokoh Islam lainnya di Uzbekistan. Hal ini menunjukkan apresiasi Uzbekistan terhadap kontribusi Indonesia dan semakin memperkuat kerja sama antar kedua negara. “Pemakaian bahasa Indonesia dalam marka jalan juga dapat dilakukan mengingat negara China juga telah kami setujui memakai marka bahasa Mandarin,” tambah Kobilov.
Secara keseluruhan, kunjungan delegasi Indonesia ke Uzbekistan telah membuahkan hasil yang sangat positif. Kerja sama dalam bidang riset hadis, pembangunan Taman Soekarno, dan penggunaan Bahasa Indonesia di situs-situs bersejarah merupakan bukti nyata komitmen Indonesia dalam memperkuat hubungan bilateral dengan Uzbekistan dan berkontribusi dalam pengembangan peradaban Muslim global. Ke depan, diharapkan akan ada lebih banyak kerja sama dan kolaborasi antara kedua negara dalam berbagai bidang.