Fakta Menarik Bendungan Cijurey: Mampu Reduksi Banjir 59% dan Dukung Swasembada Pangan Nasional
Bendungan Cijurey di Bogor kini mencapai 30,30% progres fisik. Proyek strategis ini dirancang untuk mendukung swasembada pangan dan mereduksi banjir signifikan.
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo baru-baru ini mengungkapkan bahwa Bendungan Cijurey di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dirancang secara khusus untuk mendukung program swasembada pangan nasional. Pernyataan ini disampaikan Dody di Jakarta pada Minggu, 27 Juli, menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat ketahanan air dan pangan.
Pembangunan bendungan ini merupakan bagian integral dari strategi jangka panjang pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian serta mereduksi risiko banjir di wilayah hilir. Proyek ini diharapkan memberikan dampak positif yang luas bagi sektor pertanian dan mitigasi bencana di Jawa Barat.
Kementerian PU terus menggenjot percepatan pembangunan Bendungan Cijurey yang berlokasi di tiga kecamatan di Kabupaten Bogor, yaitu Cariu, Sukamakmur, dan Tanjungsari. Proyek ini menjadi salah satu prioritas nasional mengingat perannya yang krusial dalam mencapai target ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Manfaat Multiguna Bendungan Cijurey bagi Ketahanan Nasional
Bendungan Cijurey tidak hanya berfungsi sebagai pengendali banjir, tetapi juga dirancang untuk menyediakan air baku, meningkatkan potensi tenaga listrik, dan secara signifikan meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan luas genangan mencapai 56,15 hektare dan kapasitas tampungan 14,37 juta meter kubik, bendungan ini akan menjadi sumber daya vital.
Setelah beroperasi penuh, Bendungan Cijurey akan memasok air irigasi untuk Daerah Irigasi (DI) Cihoe-Cikumpeni seluas 1.486 hektare dan DI Ciomas-Pasang Bedil seluas 60 hektare. Peningkatan pasokan air ini diperkirakan dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 180 persen menjadi 265 persen, serta berpotensi menambah Daerah Irigasi Baru seluas 501 hektare.
Selain itu, bendungan ini memiliki kemampuan luar biasa dalam mereduksi potensi banjir di wilayah hilir Sungai Cihoe. Debit banjir Q25 dapat diturunkan dari 291,47 m³/detik menjadi 118,53 m³/detik, yang berarti penurunan sekitar 59,33 persen. Manfaat tambahan lainnya meliputi suplai air baku sebesar 0,71 m³/detik untuk Kecamatan Cariu dan Sukamakmur, serta potensi pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) sebesar 1 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 10 MW.
Progres dan Penanganan Kendala Pembangunan Bendungan Cijurey
Hingga akhir Juni 2025, progres fisik pembangunan Bendungan Cijurey telah mencapai 30,30 persen, sementara progres keuangan tercatat sebesar 20,39 persen terhadap rencana multiyears contract (MYC). Pekerjaan yang telah berjalan meliputi pembangunan bendungan utama, saluran pengelak, bangunan pelimpah, pekerjaan instrumentasi, serta pekerjaan jalan akses kanan dan kiri.
Dalam proses pembangunan, beberapa kendala teknis sempat dihadapi, seperti potensi longsor dan pengaturan ulang lokasi fasilitas umum. Namun, Kementerian PU melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air telah menangani kendala-kendala tersebut melalui koordinasi intensif dan penyesuaian desain konstruksi. Hal ini memastikan proyek tetap berjalan sesuai koridor keselamatan, tata ruang, dan keberlanjutan lingkungan.
Kementerian PU juga terus berkoordinasi erat dengan pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk meminimalkan dampak sosial yang mungkin timbul. Pendekatan ini dilakukan secara adil dan partisipatif, memastikan bahwa seluruh tahapan pembangunan mengedepankan kualitas, akuntabilitas, serta keselamatan konstruksi. Harapannya, manfaat Bendungan Cijurey dapat dirasakan secara luas oleh masyarakat dan menjadi bagian penting dari pembangunan berkelanjutan di wilayah Jawa Barat.