Generasi Muda Indonesia: Sampah dan Pencemaran Jadi Isu Lingkungan Terpenting
Kajian Institut Hijau Indonesia melibatkan 28.763 pemuda di 34 provinsi, mengungkapkan keprihatinan besar generasi muda terhadap pengelolaan sampah, pencemaran, dan kegiatan ekstraktif di Indonesia.
Institut Hijau Indonesia baru-baru ini merilis Environmental Outlook 2025, sebuah kajian yang mengungkapkan keprihatinan generasi muda Indonesia terhadap isu lingkungan. Kajian yang melibatkan 28.763 pemuda di 34 provinsi ini menggunakan metode mix method research, termasuk focus group discussion (FGD), wawancara mendalam, dan penyebaran kuesioner. Hasilnya menunjukkan bahwa pengelolaan sampah, pencemaran, dan kegiatan ekstraktif menjadi isu lingkungan yang paling diperhatikan.
Ketua Institut Hijau Indonesia, Chalid Muhammad, menjelaskan bahwa perumusan Environmental Outlook 2025 ini bertujuan untuk memahami persepsi pemuda Indonesia terhadap isu lingkungan, memprediksi situasi lingkungan hidup di tahun 2025, dan memberikan rekomendasi solusi. Riset ini melibatkan siswa SMA, mahasiswa, dan penggerak muda dari berbagai daerah di Indonesia.
Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa isu sampah menjadi perhatian utama generasi muda secara nasional, dengan persentase persepsi mencapai 28 persen. Hal ini menunjukkan kesadaran yang tinggi akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan di Indonesia.
Isu Lingkungan Utama Menurut Generasi Muda
Kajian ini mengungkap tiga isu lingkungan utama yang menjadi perhatian generasi muda Indonesia. Pertama, pengelolaan sampah yang belum optimal dan masih menjadi masalah besar di berbagai daerah. Kedua, pencemaran dan kerusakan lingkungan yang semakin masif, mengancam kesehatan dan keberlanjutan ekosistem. Ketiga, kurangnya kolaborasi dan partisipasi pemuda dalam upaya pengelolaan lingkungan yang bermakna.
Ichlassul Amal, tim penyusun Environmental Outlook 2025, menambahkan bahwa generasi muda juga memandang masa depan lingkungan di tahun 2025 akan suram jika kegiatan ekstraktif terus berlanjut tanpa adanya upaya korektif yang melibatkan generasi muda secara bermakna. Namun, optimisme tetap ada jika upaya pemulihan lingkungan dilakukan secara sungguh-sungguh dan melibatkan generasi muda.
Selain tiga isu utama tersebut, kajian ini juga mencatat isu-isu lain yang menjadi perhatian generasi muda, seperti perubahan iklim (13,5 persen), deforestasi dan biodiversitas (11,1 persen), kebijakan pengelolaan lingkungan (7,8 persen), dan bencana ekologis (5,8 persen). Hal ini menunjukkan luasnya cakupan kepedulian generasi muda terhadap berbagai permasalahan lingkungan.
Rekomendasi untuk Perbaikan Lingkungan
Berdasarkan hasil kajian, Environmental Outlook 2025 memberikan beberapa rekomendasi untuk perbaikan lingkungan. Rekomendasi tersebut mencakup penguatan pelibatan pemuda dalam pengelolaan dan pemulihan lingkungan, dukungan pemerintah terhadap inisiatif dan inovasi pemuda, serta penguatan pendidikan lingkungan hidup.
Pemerintah juga didorong untuk membuka ruang bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait lingkungan, serta melibatkan mereka dalam perancangan kebijakan dan agenda pemulihan lingkungan. Termasuk didalamnya adalah membuat agenda korektif terhadap industri ekstraktif yang dinilai sebagai salah satu penyebab kerusakan lingkungan.
Rekomendasi terakhir menekankan pentingnya keterlibatan pemuda dalam penanganan isu perubahan iklim, termasuk dalam agenda transisi energi dan pencapaian FOLU Net Sink 2030. Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peran penting dalam mewujudkan masa depan lingkungan yang lebih baik.
Kesimpulannya, kajian ini menyoroti keprihatinan dan kesadaran generasi muda Indonesia terhadap isu-isu lingkungan. Partisipasi aktif dan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan generasi muda sangat penting untuk mengatasi tantangan lingkungan dan membangun masa depan yang berkelanjutan.