Gubernur Kalsel Ajak Masyarakat Lestarikan Kuliner Itik Khas Amuntai
Gubernur Kalimantan Selatan mengajak masyarakat untuk melestarikan kuliner itik dan burung belibis khas Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, sebagai warisan budaya kuliner daerah.
Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), H. Muhidin, menyerukan kepada masyarakat untuk menjaga kelestarian kuliner itik dan burung belibis khas Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU). Seruan ini disampaikan beliau saat menghadiri peringatan Hari Jadi Ke-73 Kabupaten HSU di Amuntai, Rabu lalu. Beliau menekankan pentingnya pelestarian kuliner tradisional sebagai bagian dari warisan budaya daerah yang berharga.
Dalam kunjungannya, Gubernur Muhidin berkesempatan mencicipi hidangan itik dan burung belibis yang disajikan oleh Bupati HSU, Sahrujani. "Amuntai ini khasnya adalah bebek atau itik dan belibis," ungkap Gubernur Muhidin, sembari memuji kelezatan hidangan tersebut. Beliau juga menanyakan siapa juru masak di balik sajian istimewa tersebut, menunjukkan apresiasinya terhadap cita rasa kuliner lokal yang masih terjaga.
Penekanan pada pelestarian kuliner ini bukan tanpa alasan. Gubernur Muhidin menyadari bahwa kuliner itik dan burung belibis telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Amuntai selama bergenerasi. Dengan mempertahankan kuliner ini, Kalimantan Selatan dapat menjaga kekayaan kulinernya dan sekaligus mempromosikan potensi wisata kuliner daerah.
Kuliner Itik Amuntai: Warisan Budaya yang Perlu Dilindungi
Itik Alabio, salah satu jenis itik yang terkenal dari Kabupaten HSU, turut menjadi sorotan. Itik ini merupakan hasil persilangan antara itik lokal Kalimantan Selatan dan itik Peking. Ciri khasnya terletak pada corak warna dan bentuk paruhnya yang unik. Nama Alabio sendiri diambil dari nama kecamatan yang menjadi pusat pemasaran bibit itik tersebut.
Keunggulan Itik Alabio terletak pada produktivitasnya sebagai petelur dan potensi pengembangannya sebagai itik pedaging. Hal ini menunjukkan potensi ekonomi yang besar yang dapat digali dari pelestarian jenis itik ini. Dengan demikian, pelestarian kuliner itik tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga mendukung perekonomian masyarakat lokal.
Lebih lanjut, Gubernur Muhidin berharap agar masyarakat Amuntai turut aktif berkontribusi dalam pembangunan daerah. "Tanpa dukungan dan kerja sama dari semua pihak, kemajuan yang kita raih tidak akan mungkin terwujud sesuai tema kali ini yakni Bangkit Bersama Berbakti Gasan Banua," tegasnya. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi dalam upaya memajukan Kabupaten HSU.
Pentingnya Pelestarian Kuliner Tradisional
Pelestarian kuliner tradisional seperti itik dan burung belibis khas Amuntai memiliki dampak positif yang luas. Selain menjaga warisan budaya, hal ini juga berpotensi meningkatkan sektor pariwisata dan perekonomian lokal. Dengan mempromosikan kuliner khas daerah, Amuntai dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan menikmati cita rasa autentik Kalimantan Selatan.
Upaya pelestarian ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti pelatihan bagi para pelaku usaha kuliner, pengembangan resep-resep baru yang inovatif, serta promosi melalui media sosial dan platform digital lainnya. Pemerintah daerah juga berperan penting dalam memberikan dukungan dan fasilitasi bagi para pelaku usaha kuliner lokal.
Dengan demikian, pelestarian kuliner itik dan burung belibis tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat Amuntai. Partisipasi aktif dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian warisan budaya kuliner yang berharga ini dan memajukan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Melalui upaya bersama, kuliner khas Amuntai dapat terus lestari dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Kalimantan Selatan. Ini merupakan langkah penting dalam menjaga identitas budaya dan sekaligus meningkatkan perekonomian daerah.