Hibah Buku Bacaan Bermutu Dongkrak Literasi di Daerah 3T
Program Hibah Buku Bacaan Bermutu Kemendikbudristek berhasil meningkatkan literasi di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dengan peningkatan skor literasi 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan sekolah yang tak menerima program.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan bahwa program Hibah Buku Bacaan Bermutu telah sukses meningkatkan kemampuan literasi di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) di Indonesia. Program ini menargetkan sekolah-sekolah dengan skor literasi terendah, memberikan mereka akses terhadap buku-buku berkualitas yang diharapkan dapat meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa.
Plt. Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek, Toni Toharudin, memaparkan hasil studi dampak program tersebut dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi X DPR RI. Ia menjelaskan bahwa sekolah-sekolah di daerah 3T yang menerima hibah menunjukkan peningkatan literasi yang signifikan dibandingkan sekolah-sekolah lain yang tidak mendapatkan program tersebut. Studi tersebut menunjukkan dampak positif yang nyata dari program ini terhadap peningkatan kualitas pendidikan di daerah terpencil.
Peningkatan literasi ini bukan hanya sekadar angka. Data menunjukkan bahwa sekolah-sekolah yang mendapatkan intervensi program Hibah Buku Bacaan Bermutu mengalami kenaikan skor literasi 1,4 kali lebih tinggi daripada sekolah pembanding. Hal ini menunjukkan efektivitas program dalam meningkatkan kemampuan membaca dan memahami teks bagi siswa di daerah 3T. Lebih lanjut, estimasi Difference-in-Differences (DID) menunjukkan peningkatan capaian literasi sebesar 0,202, setara dengan tiga bulan pembelajaran tambahan.
Peningkatan Literasi dan Pemerataan Guru
Selain program Hibah Buku Bacaan Bermutu, Kemendikbudristek juga berupaya meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan guru di wilayah 3T. Salah satu upayanya adalah dengan memberikan kesempatan redistribusi guru Aparatur Sipil Negara (ASN) ke sekolah swasta melalui Permendikbudristek Nomor 1 Tahun 2025. Program redistribusi ini mempertimbangkan kebutuhan guru di satuan pendidikan negeri dan swasta, dan dilaksanakan dalam jangka waktu empat tahun, dengan kemungkinan perpanjangan satu kali.
Pemerataan guru merupakan kunci keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan di daerah 3T. Dengan tersedianya guru yang berkualitas dan terdistribusi merata, diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan optimal. Program redistribusi guru ini diharapkan dapat mengatasi kekurangan guru di daerah terpencil dan meningkatkan kualitas pendidikan di sana.
Kemendikbudristek juga mendorong pemerintah daerah dan satuan pendidikan untuk secara aktif memantau capaian pendidikan dan merencanakan program yang lebih terarah. Hal ini didasarkan pada data yang tercantum dalam rapor pendidikan yang diterbitkan setiap tahun. Dengan pemantauan yang ketat dan perencanaan yang terarah, diharapkan kesenjangan kualitas pendidikan antara wilayah tertinggal dan non-tertinggal dapat dikurangi.
Peran Rapor Pendidikan dalam Mencapai Pendidikan Berkualitas
Rapor pendidikan berperan penting dalam memetakan kondisi pendidikan di seluruh Indonesia, termasuk di daerah 3T. Data yang terhimpun dalam rapor pendidikan memberikan gambaran yang komprehensif tentang capaian pendidikan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan dan perencanaan program yang lebih efektif. Dengan demikian, rapor pendidikan menjadi alat penting dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan merata.
Kemendikbudristek menekankan pentingnya tindak lanjut dari rapor pendidikan oleh pemerintah daerah dan satuan pendidikan. Dengan kepatuhan terhadap tindak lanjut tersebut, diharapkan kesenjangan kualitas pendidikan antara daerah tertinggal dan non-tertinggal dapat semakin mengecil. Hal ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang bermutu untuk semua, tanpa memandang lokasi geografis.
Secara keseluruhan, upaya-upaya yang dilakukan Kemendikbudristek menunjukkan komitmen yang kuat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah 3T. Kombinasi program Hibah Buku Bacaan Bermutu, redistribusi guru, dan pemanfaatan rapor pendidikan diharapkan dapat menciptakan pemerataan akses pendidikan yang berkualitas dan berkeadilan bagi seluruh siswa Indonesia.
Dengan adanya komitmen dan kerja keras dari berbagai pihak, diharapkan pendidikan di daerah 3T dapat terus meningkat dan sejajar dengan daerah lain di Indonesia. Hal ini akan berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di masa depan.