IHSG Menguat 0,24 Persen, Dipimpin Sektor Barang Baku
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,24 persen pada Senin, didorong oleh kinerja positif sektor barang baku, sementara pasar merespon data ekonomi AS dan perkembangan negosiasi perdagangan AS-China.
Jakarta, 5 Mei 2025 - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada Senin sore, dengan peningkatan sebesar 16,22 poin atau 0,24 persen, mencapai posisi 6.831,95. Penguatan ini terutama didorong oleh saham-saham di sektor barang baku. Kenaikan ini terjadi di tengah perkembangan ekonomi global dan negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang turut mempengaruhi sentimen pasar.
Penguatan IHSG juga diikuti oleh indeks LQ45 yang naik 3,97 poin atau 0,52 persen ke posisi 767,32. Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia mencatat bahwa pelaku pasar cenderung mengurangi spekulasi terkait penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Perkiraan pemangkasan suku bunga tahun ini direvisi menjadi 79 basis poin (bps), turun dari perkiraan sebelumnya sekitar 90 bps, hal ini terjadi setelah rilis data ketenagakerjaan AS (NFP).
Perkembangan negosiasi perdagangan AS-China juga menjadi faktor yang diperhatikan. Pemerintah China menyatakan sedang mengevaluasi tawaran dari pejabat AS terkait pembicaraan perdagangan, menilai keseriusan perubahan kebijakan pemerintahan AS di bawah Presiden Trump. Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa pintu terbuka lebar untuk negosiasi resmi, asalkan AS setuju untuk mencabut tarif timbal balik.
Perkembangan Ekonomi AS dan Dampaknya terhadap IHSG
Data ekonomi AS menunjukkan penambahan 177.000 pekerja pada April 2025, sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya (185.000 pekerja), tetapi masih di atas ekspektasi para ekonom (138.000 pekerja). Tingkat pengangguran tetap stabil di 4,2 persen. Data ini mengindikasikan bahwa Federal Reserve belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, mengurangi tekanan untuk memberikan stimulus ekonomi.
IHSG dibuka menguat dan mempertahankan posisi positif hingga penutupan sesi pertama. Tren positif ini berlanjut hingga penutupan sesi kedua. Sepuluh sektor mengalami penguatan, dengan sektor barang baku memimpin kenaikan sebesar 2,03 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer (1,71 persen) dan sektor properti (0,85 persen). Hanya sektor teknologi yang mengalami penurunan, sebesar 0,46 persen.
Beberapa saham yang mencatat penguatan signifikan antara lain JATI, SOLA, HELI, OPMS, dan SMBR. Sebaliknya, saham-saham yang melemah signifikan meliputi IKAI, TAXI, DADA, KREN, dan NINE. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.178.000 transaksi, dengan volume perdagangan 21,04 miliar lembar saham senilai Rp10,51 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 361 saham naik, 267 saham turun, dan 331 saham stagnan.
Pergerakan Bursa Saham Regional
Bursa saham regional Asia juga menunjukkan pergerakan yang beragam. Indeks Nikkei menguat 0,50 persen, indeks Shanghai melemah 0,23 persen, indeks Kuala Lumpur menguat 0,19 persen, dan indeks Strait Times menguat 0,21 persen.
Secara keseluruhan, penguatan IHSG pada Senin dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kinerja positif sektor barang baku, respon pasar terhadap data ekonomi AS, dan perkembangan negosiasi perdagangan AS-China. Meskipun demikian, perlu dipantau perkembangan ekonomi global dan sentimen pasar untuk melihat tren IHSG selanjutnya.