Inggris Berdayakan UMKM Lombok lewat Program Akses Digital
Pemerintah Inggris meluncurkan program akses digital di Lombok, NTB, untuk memberdayakan 250 UMKM lokal, khususnya perempuan dan pemuda, guna meningkatkan adopsi teknologi dan pertumbuhan ekonomi.
Mataram, 16 Februari 2024 - Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia, berkolaborasi dengan BRI Research Institute, Universitas Hamzanwadi, dan Geopark Rinjani, meluncurkan program akses digital di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Program ini menargetkan 250 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Loyok, Lantan, Senaru, dan Kecamatan Sembalun.
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan inklusi digital di Lombok, sebuah daerah dengan potensi ekonomi yang besar namun masih menghadapi tantangan dalam adopsi teknologi. Kepala Program Akses Digital Kedutaan Besar Inggris, Rita Damayanti, menjelaskan bahwa UMKM di Lombok, seperti di banyak daerah lain di Indonesia, memiliki potensi besar namun tertinggal dalam hal pemanfaatan teknologi digital untuk pengembangan usaha.
Potensi UMKM dan Tantangan Digital
Selama lima tahun terakhir, pemerintah Inggris telah menjalankan program serupa di Indonesia dan menyadari potensi besar UMKM dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, penelitian BRI Research Institute bersama Kedutaan Besar Inggris menunjukkan angka adopsi layanan digital di kalangan UMKM Indonesia masih rendah. Hal ini menjadi pendorong utama bagi program pelatihan literasi dan keterampilan digital di Lombok.
Program ini tidak hanya fokus pada pelatihan digital, tetapi juga pengembangan bisnis, terutama bagi perempuan dan pemuda yang berperan penting dalam perekonomian lokal. Seperti yang disampaikan Rita Damayanti, "UMKM merupakan bagian dari komunitas marginal yang memiliki potensi besar untuk mengadopsi teknologi digital, namun masih tertinggal dalam agenda inklusi digital."
Peran Perempuan dalam UMKM Lombok
Technical Assistance Team Leader dari BRI Research Institute, Nilam Nirmala Anggraini, menekankan peran penting perempuan dalam pengembangan UMKM. Ia menyebutkan bahwa 64 persen dari 64 juta pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan, dan 40 juta perempuan berkontribusi pada perekonomian nasional. Meskipun demikian, rendahnya adopsi digital menjadi tantangan besar bagi mereka.
Lombok sendiri memiliki potensi besar di sektor kerajinan, kuliner, dan pariwisata. Namun, akses finansial terbatas, inklusi keuangan dan digital yang rendah, serta minimnya mentor bisnis menjadi hambatan utama dalam membangun ekosistem digital yang kuat di daerah ini. "Kami berharap program yang dilaksanakan hingga enam bulan ke depan mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya," ujar Nilam.
Dukungan Pemerintah Daerah
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ahmad Masyhuri, menyambut baik program ini dan mengapresiasi terpilihnya Lombok sebagai lokasi implementasi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak, termasuk lembaga swadaya masyarakat, dalam pemberdayaan UMKM, khususnya UMKM perempuan.
Program akses digital ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Lombok dengan memberdayakan UMKM lokal melalui peningkatan literasi dan keterampilan digital. Pelatihan intensif selama enam bulan mendatang akan menjadi kunci keberhasilan program ini dalam membantu UMKM Lombok untuk memanfaatkan teknologi digital secara efektif dan efisien.
Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan, program ini berpotensi menjadi model keberhasilan dalam mendorong inklusi digital dan pemberdayaan ekonomi di daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki karakteristik serupa.